Macet, rusuh, mahal, berantakan, kotor, adalah kata-kata yang sering muncul di benak gue ketika mendengar nama "Jakarta". Beberapa bulan yang lalu, gue selalu bersumpah kepada diri sendiri untuk tidak tinggal di Jakarta sampai kapan pun. Tapi, sumpah itu sedikit kendur di awal Mei kemarin, ketika gue berada di Ibu Kota untuk beberapa hari.
Sedikit banyak, Ibu Kota berusaha dan berhasil bikin gue luluh.
Yap, Jakarta cantik pagi itu, dan gue suka.
Pagi itu belum genap jam 6 pagi, gue memesan ojek online dari Jakarta Selatan ke daerah Kemayoran. Agak jauh dan masih lumayan dingin, gue pikir susah buat dapet driver. Ternyata gampang.
"Biasa narik jam segini Mas?" Gue bertanya di ketika di atas motor yang melaju menembus jalanan lengang Ibu Kota.
"Iya Mbak." Jawab abang ojek singkat.
"Jakarta enak ya Mas, jam segini adem."
"Iya Mbak, enak, belum macet." Jawab si abang. "Saya juga seneng narik jam segini."
Obrolan selama perjalanan berlanjut mengenai damainya Ibu Kota di pagi hari dan basa-basi sederhana antara penumpang dan supir ojek. Sesekali, gue ambil ponsel di saku jaket dan mengabadikan gambar Jakarta pagi itu dengan jepretan seadanya karena motor masih tetap melaju. Ya kali, gue suruh abang ojeknya berhenti dulu buat poto-poto dan ngefotoin gue. "Bang potoin bang buat postingan di blog." Kan nggak mungkin.
Kawasan Jalan M.H. Thamrin dan Jend. Sudirman paling cantik, sih. Gue akuin itu. Gedung-gedung berjejer rapi, pengendara dan pengguna jalan saling mengerti hak dan kewajibannya. Kawasan itu bikin gue yakin pemerintah Indonesia dan masyarakat sudah bangun tidur dan sadar bahwa Indonesia, terutama ibu kota, perlu lari buat kejar ketinggalan dari negara-negara tetangga sebelah yang sudah lebih dulu membangun.
Kata salah seorang teman, kawasan daerah Bundaran HI itu memang baru selesai direnovasi dan ditata rapi, jadi cantik. Apalagi MRT ada disitu.
Semoga, cantiknya Jakarta pagi itu bisa berkembang ke jam-jam setelah pagi, kemudian menular ke kota-kota lain di Indonesia. Kalau semua kota cantik, kan, kita juga yang bahagia. Kayak gue gini di pagi itu. Hehe.
Sedikit banyak, Ibu Kota berusaha dan berhasil bikin gue luluh.
Yap, Jakarta cantik pagi itu, dan gue suka.
Pagi itu belum genap jam 6 pagi, gue memesan ojek online dari Jakarta Selatan ke daerah Kemayoran. Agak jauh dan masih lumayan dingin, gue pikir susah buat dapet driver. Ternyata gampang.
"Biasa narik jam segini Mas?" Gue bertanya di ketika di atas motor yang melaju menembus jalanan lengang Ibu Kota.
"Iya Mbak." Jawab abang ojek singkat.
"Jakarta enak ya Mas, jam segini adem."
"Iya Mbak, enak, belum macet." Jawab si abang. "Saya juga seneng narik jam segini."
Obrolan selama perjalanan berlanjut mengenai damainya Ibu Kota di pagi hari dan basa-basi sederhana antara penumpang dan supir ojek. Sesekali, gue ambil ponsel di saku jaket dan mengabadikan gambar Jakarta pagi itu dengan jepretan seadanya karena motor masih tetap melaju. Ya kali, gue suruh abang ojeknya berhenti dulu buat poto-poto dan ngefotoin gue. "Bang potoin bang buat postingan di blog." Kan nggak mungkin.
Kawasan Jalan M.H. Thamrin dan Jend. Sudirman paling cantik, sih. Gue akuin itu. Gedung-gedung berjejer rapi, pengendara dan pengguna jalan saling mengerti hak dan kewajibannya. Kawasan itu bikin gue yakin pemerintah Indonesia dan masyarakat sudah bangun tidur dan sadar bahwa Indonesia, terutama ibu kota, perlu lari buat kejar ketinggalan dari negara-negara tetangga sebelah yang sudah lebih dulu membangun.
Kata salah seorang teman, kawasan daerah Bundaran HI itu memang baru selesai direnovasi dan ditata rapi, jadi cantik. Apalagi MRT ada disitu.
Semoga, cantiknya Jakarta pagi itu bisa berkembang ke jam-jam setelah pagi, kemudian menular ke kota-kota lain di Indonesia. Kalau semua kota cantik, kan, kita juga yang bahagia. Kayak gue gini di pagi itu. Hehe.
cobain ke Johar baru yang katanya daerah Bronx Jakarta
BalasHapusOh ya? Baru denger. Kemaren temen nggak ada yang rekomendasiin kesana sama sekali. Next time deh.
HapusYa ampun itu sambil jalan aja gambarnya bagus gitu. Gue belum pernah sih sepagi itu ke Jakarta. Tapi pengeeen.
BalasHapusBang ojeknya nggak sampe 100km/jam soalnya Di. Hahaha.
HapusCobain!
Jadi pengen ke Jakarta sepagi itu.
BalasHapusAdem liat gambar-gambarnyaa😍😍
Cobain!
HapusBener-bener adem disananya. hehe.
Gilasss foto naik motor aja hasilnya bagus gitu ya... saya jadi pengen ke Jakarta Mba, belum pernah soalnya 😭
BalasHapusIya dong, saya kan keren. :)))
HapusMakanya Mba, jalan-jalan dong anda. Jangan diem di Rembank saja. :)))
Wajar rapi. Itu kawasan kantor semua. Termasuk jalan protokol juga.
BalasHapusMomen paling indah di Jakarta ketika pagi hari dan orang-orangnya lagi mudik Lebaran. Hari biasa mah semrawut. Menurut gue, lebih asyik lagi dini hari, Rih. Jam-jam salat tahajud. Sepi. Hening. Cantik dihiasi banyak lampu. Tapi, ya hati-hati aja ada tukang begal. Wqwq. Alhamdulillah gue belum pernah ketemu, sih. Jangan sampe.
Wkwkwk, begal. Iya juga jam segitu yang lain pada tahajud, begal malah kerja.
HapusJangan sampe ketemu yang begitu mah Yog. Amit-amit.
Gue udah bosen banget nih bolak-balik jakata. Haha... coba pas pulag kerja, antara jam 5 sore. Kesel bgt pokoknya. Hahaa
BalasHapusIya gue pernah ngerasain tuh di rush hour nya Jakarta. Sumpek! Pagi doang cakep. Makanya sampai gue tulis. Beda banget abisnya.
HapusCoba jalan-jalan pas malam, mbak; lebih cakep karena Jakarta bersalut cahaya lampu ;)
BalasHapusUdah pernah. Tapi rada pusing karena mata silinder dan kacamata sedikit nggak cocok. :(
Hapus