2 April 2016

12

Janji Kecil-kecilan Kepada Waktu

Hello, it's me...
Eh, bukan ding.
Hello from the other side...
Ini apa lagi???

Jadi, hello...April. Datangnya cepet amat? Buru-buru Neng? Ngejar angkot?

Nggak kerasa udah bulan April 2016 aja. Berarti udah ada 91 hari gue lewatin di 2016 ini. Dan sialnya, 91 hari itu gue lewatin dengan gitu-gitu aja, nggak ada yang mengesankan, nggak ada yang istimewa, nggak ada perubahan yang terlihat di diri gue dari hari pertama sampai ke-91 ini.

Ah. Kampret.

Dalam 91 hari, biji cabe bisa berubah jadi pohon cabe, telor bisa berubah jadi ayam, dan benih padi bisa berubah jadi nasi. Gue? Dari 'gini' tetep jadi 'gini'.

Sebegitu kerennya waktu hingga bisa mengubah telur ayam yang nggak bisa apa-apa menjadi ayam hidup dan bisa jalan kemana-mana.


Jika diibaratkan waktu adalah kereta, gue cuma seorang penumpang yang diam terpaku ketika keretanya lewat. Bukannya ikut naik dan bergerak, tapi gue malah diem mandangi sang kereta lewat gitu aja. Dan pada akhirnya, gue ketinggalan kereta.

Gue sering iri sama orang-orang yang bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Mereka yang bisa ngendaliin waktu, mereka yang bisa ikut berjalan beriringan dengan waktu, mereka yang bisa ngikutin arus waktu tanpa berhenti sedikit atau pun terlindas oleh waktu. Biasanya, orang-orang yang gini bakal berubah sejalan dengan waktu.

Kapan ya gue bisa kayak mereka?

Contohnya Kevin Anggara. Siapa sih dia di 2013? Cuma seorang anak SMA culun, cupu, yang hobinya nulis blog dan main rubik. Sekarang? He is a best coming actor in Indonesian Box Office Movie Awards! Ooow!

Kevin Anggara bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Nggak genap 3 tahun, dia bisa merubah dirinya yang hanya seorang anak SMA cupu jadi aktor di film Ngenest dan lanjut mendapat penghargaan itu. Gue selama 3 tahun? Cuma berubah dari yang bukan mahasiswa jadi mahasiswa. Gitu doang. Nggak terlalu keren.

Atau yang lebih keliatan, Sakayuv. Pengguna instagram pelosok mana yang nggak tau anak absurd Jogja satu ini? Cukup dikasih waktu satu tahun, selama 2015, Sakayuv bisa merubah dirinya yang awalnya hanya anak hiperbola Jogja jadi anak SMA kekinian yang diendorse banyak olshop dan terkenal banget jadi bintang iklan di media sosial banyak produk.

Selama setahun, Sakayuv bisa menggunakan kemampuan beraktingnya dengan baik. Dia bikin-bikin video kocak dan yang bisa bikin ketawa kejang banyak orang, termasuk gue. Sedangkan guenya sendiri? Selama setahun, boro-boro diendorse olshop, dikomentarin sama -peninggi dan pelangsing- aja syukur.

Gue juga iri sama temen-temen gue yang produktif menghasilkan karya. Sedangkan selama ini gue kurang produktif. Ikut produksi film pun cuma satu, itu pun bukan film dari cerita gue. Punya blog ya gini-gini aja. Gue pengen yang lebih. Gue pengen bikin film yang gue sutradarai sendiri. Gue pengen blog gue ini menang salah satu lomba blog gitu kek. Misalnya.

Atau cuma gue yang merasa sehaus ini tentang perbaikan hidup?

Kalian gimana?

Gue pernah cerita soal ini ke satu temen.
Gue: eh, kok setahun Sakayuv bisa berubah drastis gitu hidupnya, sedangkan gue gini-gini aja ya?
Temen: lo nggak bisa samain hidup lo sama dia.
Gue: kenapa nggak bisa? Kan gue sama dia sama-sama makan nasi, sama-sama 1 hari itu 24 jam.
Temen: jalan hidup kalian nggak sama. Lagian jangan terlalu ambisius dan iri sama hidup orang lain lah.

Gue telan kalimat-kalimat temen gue itu, tapi gue muntahin lagi sebagian. Gue rasa temen gue ini nggak punya semangat hidup. Gue nggak setuju sama kalimatnya "jangan ambisius dan jangan iri sama hidup orang lain.". Tanpa ambisi, buat apa kita hidup? Tanpa iri dengan hidup orang lain, gimana kita bisa berubah ke arah yang lebih baik?

Entahlah. Lagi-lagi tulisan gue berakhir absurd dan meninggalkan kepusingan di dalam kepala berbi dan princess. Hahaha.

Intinya, gue pengen waktu yang selanjutnya gue jalani lebih bermanfaat dan membuat perubahan nyata di hidup gue. Perubahan ke arah lebih baik dan terlihat. Gue nggak mau waktu gue terlalui gitu aja, tanpa bekas-bekas yang nyata.

Gue janji sama waktu, gue akan berjalan dengan dia beriringan. Gue janji sama waktu, gue akan nyamain langkah detiknya bareng langkah hidup gue. Gue janji sama waktu, gue nggak bakal nyia-nyiain dia.

Oke. Mungkin gue bisa memulai janji kecil-kecilan itu besok pagi, atau malam ini aja? Nulis postingan setelah sebulan nggak nulis, adalah salah satu bentuk perbaikan hidup juga, bukan?

12 komentar:

  1. Postingan ini bikin pemikiranku terbuka dan baru sadar ternyata selama ini aku juga masih tetep jalan di tempat, walaupun udah mencoba untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin tapi entah kenapa rasanya nggak ada perubahan yang terjadi, mungkin karna waktunya dipake hanya untuk hal-hal yang sering banget di kerjain kali ya, monoton. Aku juga salut sama Kevin dan Sakayuv!

    Setuju sama kamu! Hidup itu perlu ambisi untuk bisa melangkah maju, boleh iri sama orang asalkan rasa iri itu bisa mengubah kita ke arah yang positif (?) atau kata lainnya 'di jadiin motivasi'.

    Yang penting kita udah punya kesadaran, sekarang tinggal berusaha dan berdoa aja. Semoga kamu waktu yang ada bisa dimanfaain dengan baik & bisa membuat perubahan kedepannya. Semangat, Heheu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe bagus deh kalo bikin pikiranmu terbuka. Kita sama Nov. Mengerjakan hal yang monoton.

      Nah! Setuju juga tuh. Dijadiin motivasi.

      Amiiin semoga kita bisa lebih memanfaatkan waktu ya, jangan malah dimanfaatkan waktu. Hehehe.

      Hapus
  2. Hai, Farih! Akhirnya nulis juga. Ihiiiiiy~ Capek tau nungguin postingan kamu setelah yang marah-marah sama anggota DPR itu. Kulelah. Hahaha. Eh tapi akhir-akhir juga lagi males bw dan nulis postingan sih. Selain lagi ngehemat kuota juga lagi nggak bergairah. Takutnya kalau dipaksakan, ntar jadinya komen sembarangan di blog orang atau nulis postingan yang berbau pesimis. Huhu. Cuman pas lihat kamu ada update postingan, aku langsung semangat buat baca dan komen, Rih :D

    Aku juga kagum sama Kevin Anggara dan Sakayuv. Yang untuk Kevin Anggara, kayaknya faktor dia tinggal di Jakarta juga sih ya. Perasaan di kota besar itu banyak peluangnya. Tapi tergantung orangnya juga sih.

    Iya bener. Omongan temen kamu nggak bisa ditelan mentah-mentah, Rih. Ada bener dan ada salahnya juga. Kalau kita nggak iri, kita nggak ada motivasi gitu kan. Ya irinya itu asalkan jadi motivasi sih, bukan jadi bikin kita minder. Kalau bikin kita minder, nah baru deh kita jangan iri sama keberhasilan orang. Hohoho.

    Yuhuuuu, mari kita membuat janji kecil-kecilan sama waktu. Postingan ini numbuhin semangat buat manfaatin waktu dengan sebaik-baiknya ya. Walaupun kita nggak bisa jadi sesukses orang lain, seenggaknya kita bisa jadi sukses untuk diri sendiri. Bikin diri sendiri puas :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Peluang banyak, saingan juga banyak, Cha. :))

      Hapus
    2. Cha...gue lagi terbang nih baca paragraf pertama komen kamu. Hahaha. Alhamdulillah ya udah bisa ngeblog lagi tanpa mentok di tengah jalan. HAHA. :D

      Iya sih Cha. Bener juga. Faktor tempat tinggal juga mempengaruhi.

      Yups. Bener katamu Cha. Iri dijadikan motivasi. Mindernya dibuang jauh-jauh. Hehehe.
      "Walaupun kita nggak bisa jadi sesukses orang lain". Iya Cha, semua orang punya suksesnya masing-masing asal bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin aja.

      Sukses buat kitaaa! :D

      Hapus
  3. Kalo gue, sih, asalkan masih bisa konsisten menulis seminggu satu tulisan udah cukup. Tapi, ya... melihat banyak blogger yang mulai nerbitin buku, gue pengin juga. Lihat aja sekarang, udah masuk bulan keempat. Naskah gue gak ada yang kelar. Gue juga udah menyia-nyiakan waktu. Kadang pengin protes sama diri sendiri, "Dia aja bisa! Lu kenapa nggak? Ng... tapi, ya. Ya udahlah. Slow but sure aja. Hahaha. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Yog. Kalo begitu mah udah cukup. Bulan kemaren gue susah banget seminggu satu tulisan. :(((
      Slow but sure. Boleh juga itu kalimatnya hehehe.
      Btw, sukses Yog buat naskah bukunya. Semoga lekas terbit! :D

      Hapus
  4. Pelan-pelan bisa, kok. Asal tetep konsisten dan tekun aja. Mereka juga pasti begitu. Ada ketekunan sebelum ada keberhasilan datang.

    Lha, malah ceramah di blog orang. Nggak nyadar diri sendiri :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Tekun dan konsisten itu yang mahal dan susah.

      Hahaha menceramahi orang lain kan juga untuk diri sendiri.

      Hapus
  5. Aku juga salut sama kevin anggara yang dulu bukan siapa-siapa dan sekarang dia udah sukses berkat kerja kerasnya. nggak sia-sia juga dia main film bareng ernest prakasa.

    Yuk sama-sama berjuang bareng demi mencapai kehidupan yang lebih baik dari sekarang siapa tahu besok atau nanti malam kehidupan kita berubah, Farih. semangat!!! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kevin Anggara emang kerja keras banget. Keliatan dari kekonsistenannya nulis di blognya jaman dulu.

      Amiin! Yuk semangat juga Wida! :)

      Hapus

Teman