Ramai, itu yang gue liat. Gerombolan orang berkumpul di pintu masuk stasiun. Ada yang sibuk memperhatikan jam tangan, beli tiket, dan buka tutup menu HP-nya secara nggak jelas biar keliatan sibuk. AGB gaul.
Silih berganti kereta datang dan pergi. Datang, berhenti sejenak di stasiun, kemudian jalan lagi ke tujuan selanjutnya.
Ada hal yang bikin gue mikir sejenak. Gue ngerasa ada hubungan antara gue, stasiun, kereta, dan orang-orang di kehidupan gue.
Gue ngerasa seperti stasiun dan orang-orang yang ada di hidup gue ini sebagai keretanya. Mereka datang, singgah, lalu pergi lagi. Silih berganti kereta datang dan pergi. Sama kayak orang yang ada di kehidupan gue. Datang, singgah, dan pergi bergantian tanpa bisa gue larang.
Meskipun sang stasiun menyukai satu kereta, kereta tersebut nggak bisa berada di satu stasiun itu selamanya.
Siapa yang ngatur jadwal kedatangan, singgah, dan kepergian orang-orang yang ada di kehidupan gue ini? Tuhan. Dan sayangnya, Tuhan nggak ngasih tau jadwalnya itu.
Andaikan gue tau sampai kapan orang yang gue sayang singgah di hidup gue. Andaikan gue tau dua tahun lagi hidup gue bakal kedatangan siapa. Andaikan gue tau orang-orang nyebelin di hidup gue ini perginya kapan. Hahaha.
Orang tua juga termasuk salah satu kereta. Kita nggak tau dua manusia tersayang itu pergi dari hidup kita kapan. Tapi pasti pergi. Atau kita yang pergi ninggalin mereka.
Ada kereta yang pergi untuk selamanya karena masa, ada yang pergi untuk singgah di stasiun lain. Intinya pergi dari kita.
Kadang hidup memang butuh kejutan.
Sama seperti stasiun yang cuma bisa diem menerima kedatangan atau kepergian kereta, kita juga sama. Gue dan kalian, cuma bisa pasrah ketika ada yang datang atau pergi dari hidup kita. Kita nggak bisa nolak, karena semua itu udah diatur Tuhan.
Yang bisa kita lakuin adalah memperlakukan orang yang sedang singgah di hidup kita sebaik mungkin. Kita harus pandai menggunakan waktu singgah mereka yang kita nggak tau durasinya seberapa lama ini. Mau memperlakukan mereka seperti apa, itu pilihan.
Kita nggak bisa iri ketika kereta yang kita suka berhenti di stasiun lain. Itu adalah bagian dari perjalan kereta yang sudah dijawalkan.
Tapi yakin. Kereta yang datang dan pergi udah dijadwalkan secara tepat dan memiliki tujuan yang jelas, pun sama seperti orang di hidup kita. Tuhan telah mengatur waktu datang dan pergi mereka sedemikian sempurna dan pasti memiliki tujuan.
Ya gitu. Orang datang, singgah, dan pergi dari hidup kita tanpa kita ketahui waktunya kapan.
Hemmm.
Random banget postingan gue kali ini. Kejadian di stasiun ini sebenernya udah beberapa minggu yang lalu. Tapi baru sempet gue selesaiin. Eh malah makin random hasilnya. Hahaha.
Btw akhir-akhir ini gue kehilangan mood dan gairah dalam menulis. Entah apa alasannya. Mungkin di hidup gue sedang ada kereta yang mulai beranjak pergi?
ternyata kehidupan bisa diibaratkan seperti stasiun :)
BalasHapustulisannya bagus saya suka.
Iya. Nggak sengaja mengibaratkan. hehe.
HapusTerimakasih Salminzaghi. :)
Manis banget kok Far tulisannya :') suka. Dan ini bener-bener kayak kehidupan kita banget :' pada dasarnya, kita ini seperti stasiun aja :'
BalasHapusDikira gula manis. Hahaha.
HapusHmm iya stasiun.. Jangan baper. Udah galaunya. :')
Yang manis nggak cuma gula -_- wkwkwk
HapusAku nggak baper ah, yek :p
Tapi kan biasanya gulaaa. :D
HapusSyukur kalo gak baper. Baper itu sakit soalnya. eh.
warbiyasak.
BalasHapusHahaha. :D
HapusSeandainya bisa tau kapan orang yang singgah ke kehidupannya kita itu perginya kapan, pasti kita bakal ninggalin duluan biar nggak sakit hati. Eh, kita. Aku aja deh kayaknya yang punya pikiran senaif itu :(
BalasHapusDuh, tulisan kamu kali ini bikin baper, Rih. Semoga kereta yang mau beranjak pergi itu, memang pergi untuk yang terbaik buat kamu ya. *ini aku ngomong apa dah, nggak cocok banget ngomong bijak*
Aku juga kok Cha pernah mikir gitu. Biar nggak galau ditinggalin kan. :(
HapusIya ini gak tau Cha. Mungkin efek musim hujan juga kali ya, mendung terus jadi bikin baper. :((
Aamiin. Tapi gak tau, baru mungkin sih Cha.
It's deep, sis ��
BalasHapusYes, it was Nim.
HapusTulisannya manis. :)
BalasHapusPenulisnya apa lagi. :) Huahahaha.
HapusWaduh si Farih habis kejedot apa nih? Gue bacanya merinding gitu deh. Bener juga, sih, apa yang lu bilang. Ini masuknya filosofi atau analogi, ya? Ahaha. Sotoy lu, Yog!
BalasHapusLalu, apa yang pergi dalam hidup lu dan bikin males nulis itu? Kereta semangat, kah? :p
Kejedot martabak pandan Yog. Hahaha. Merinding? Jangan-jangan lo bacanya di samping...
HapusKayaknya sih analogi ya? Lebih sotoy. Hahaha.
Iya kayaknya Yog. Gerbong happy. Huhu. :((
ya sama kaya hidup ini. dunia cuma ibarat stasiun.. karena pada akhirnya semua akan pergi dan berpisah..
BalasHapuscuma 2 kata : sabar sob!
Hahaha iya juga ya..
HapusYoi bener banget. Sabar aja.
iya, nggak ada yang tau "waktu" bagi yang datang, pergi dan singgah. sayangnya, kalau lo ke rumah tuha buat melihat durasinya.. kemungkinan yang ada adalah lo nggak bakal kembal lagi ke dunia -___-
BalasHapusbukan cuma orang yang bisa datang singgah lalu pergi begitu saja, "mood" dalam menulis juga bisa..
Hahaha makanya gue bilang andaikan. :D
HapusHmm iya sih. Semua hal deh kayaknya di hidup ini singgah doang.
Fariiiiiih. Aku baru ini mampir di blog kamuuuu. Haloooo. Kita dipertemukan oleh grup Faedah Keriba Keribo. Hahaha. TERKUTUKLAH KAU PENYEBAR FOTO SYUT MARTABAK PANDAAAAN. HAH.
BalasHapusTulisannya manis, Rih. Barusan aku jilatin. Eh, nggak gitu, sih. :(
Serius. Keren. Aku sambil bayangin. Iya juga, ya... Lalu, adakah kereta yang singgah sampai hari akhir nanti? :'|
Hahaha grup penuh faedah yaa. Eh eh bukan aku yang kirim foto syur itu. Aku juga korban kok Rim. -_-
HapusNggak semua yang manis bisa dijilat Rim, aku misalnya. HAHA.
Makasih Rimiracle :3
Gak ada kayaknya. Jodoh juga kan bisa mati. #baper
Sukaa tulisan ini :))
BalasHapusBener. Kita emang gak tau kapan orang yang kita sayang bakal pergi. Makanya setelah kehilangan satu orang yang sangaattt gue sayang, gue jadi lebih memperhatikan dan menghargai yang sekarang masih ada sama gue. Hehe.
Makasih Rizka. :))
HapusNah bagus, aku juga gitu. Emang setiap kehilangan ada faedahnya. Hehe.
Iya yah, bener juga. Orang datang dan pergi dari hidup kita.
BalasHapusAgak sedih ya posnya..
Iya nih gak tau kenapa tulisannya jadi begini huhu.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDuh kenapa gue jadi galau baca tulisan ini? :(
BalasHapusKan, jadi inget mantan, kan.. Pergi tanpa diminta. Padahal stasiunnya masih pingin lama-lama sama dia. :'(
Duh maafin bikin galau. :(
HapusHahaha nunggu kereta lain aja. Atau kalo nggak, dia juga bakal lewat lagi.
ijinkan menyimak :)
BalasHapusMonggo monggo. :D
Hapus