tag:blogger.com,1999:blog-35565343937637093542024-03-05T17:04:49.351+07:00Farih Ikmaliyani dan Cerita-CeritanyaSetiap perjalanan punya cerita. Gak nekat, gak berangkat!Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.comBlogger109125tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-23313253649812382552022-09-27T00:20:00.004+07:002022-09-27T00:40:58.024+07:00[Review Film] Miracle in Cell No. 7 - Nontonnya di Bioskop, Pikirannya di Rumah<p>Ada satu pertanyaan yang memiliki jawaban berbeda untuk setiap orang; siapa bapak terbaik di dunia?</p><p>Jawaban gue jelas bapak gue. Jawaban kalian, tetangga kalian, pasti beda.</p><p>Saat akan menonton film ini, gue sudah mewanti-wanti diri bahwa akan menangis dan harus siap dengan kacamata berembun. Dari sinopsis dan reviewnya aja, sudah jelas bahwa film garapan Hanung Bramantyo yang merupakan hasil remake film Korea ini akan memaksa emosi penonton pecah keluar dengan mengangkat isu hubungan anak dengan ayahnya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4owJI3VohaWJkJKxL9Dn0tpujHoBhuEG2NpX939xg-uGYUKD4aaNiSzwuzWUdX8OJSerlAVANKgJXFPZK_LjjwPXVyZGomsJRJz6IVfebPYiBNeXGBq1rDjtNmReCmbeSU0ItErZ5EPj_R-axoD09ySQGoHB0mkgsXBSC6iAyYeGhszKuucQXpjC19Q/s4032/IMG_6633.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="2268" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4owJI3VohaWJkJKxL9Dn0tpujHoBhuEG2NpX939xg-uGYUKD4aaNiSzwuzWUdX8OJSerlAVANKgJXFPZK_LjjwPXVyZGomsJRJz6IVfebPYiBNeXGBq1rDjtNmReCmbeSU0ItErZ5EPj_R-axoD09ySQGoHB0mkgsXBSC6iAyYeGhszKuucQXpjC19Q/w225-h400/IMG_6633.jpeg" width="225" /></a></div><p></p><p>Miracle in Cell No. 7 menceritakan kisah hubungan romantis ayah Dodo dan anak perempuannya, Kartika, yang diperankan oleh Vino G Bastian dan Graciella Abigail/Mawar De Jongh. Dodo merupakan seorang penjual balon baik hati dan memiliki keterbatasan mental. Ia seorang diri merawat putri cantiknya sejak ditinggal isterinya meninggal. Suatu hari, Dodo mendapat musibah berupa fitnah yang mengharuskannya masuk penjara dengan hukuman mati. Namun dengan segala upaya, Dodo hanya ingin selalu bersama Kartika, anaknya.</p><p><b>Dodo hanya ingin selalu bersama Kartika, anaknya. </b>Kurang relate apa sama ayah-ayah kita di kampung sana hey?</p><p>Saat menonton film Miracle in Cell No. 7, gue malah berasa nonton film indie. Warna dan vibesnya yang disuguhkan selama 2,5 jam kental banget nuansa festival filmnya. Sound-sound yang dipilih di film ini juga jos banget menurut gue. Hanung berhasil narik keluar air mata gue dengan syair Al'Itiraf di dalam film. Gemetar dan rasanya pengen mudik, peluk nenek di kampung.</p><p>Di luar teknis film yang menurut gue ok banget, ada hal yang ramai dikritik netizen Indonesia, yaitu soal proses hukum yang dijalankan oleh ayah Dodo untuk memperjuangkan keadilan. Kata orang prosesnya nggak tepat dan nggak sesuai sama aturan di lapangan. Menurut gue, itu nggak masalah.</p><p><i>Ya, namanya juga film. Ada beberapa hal yang nggak perlu sesuai dengan dunia nyata.</i></p><p>Ayah Dodo dibantu oleh beberapa napi dalam sel dan kepala sipir (Denny Sumargo) berusaha untuk membuatnya bebas dan membuktikan kalau dia nggak bersalah. Alih-alih memilih hal itu, Dodo malah memilih tetap mendapat hukuman dan memastikan bahwa Kartika selamat. Di kacamata Kartika, ayahnya jahat karena nggak pengen ketemu dia lagi.</p><p>Persis apa yang dilakukan ayah kita, kan?</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjezLwhme6wBCSKfLRrEFJJoMqwFLOeLoNopylmMG8dwsNvfngYonjn9u8mwL8taR-9zCNNkbWV0Ow70iMLm731JcqWOeSPKEFJ97nPhTKEsrugBHMLPTzuhGyXm7M6zY03yNXNiUz67DJ8EXBfU1ooXYwV1uzYJZv-R-_hm5uwYnnNKIay86HeZTCpEQ/s800/Film%20Miracle%20in%20Cell%20No-20220527122555.webp" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="775" data-original-width="800" height="388" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjezLwhme6wBCSKfLRrEFJJoMqwFLOeLoNopylmMG8dwsNvfngYonjn9u8mwL8taR-9zCNNkbWV0Ow70iMLm731JcqWOeSPKEFJ97nPhTKEsrugBHMLPTzuhGyXm7M6zY03yNXNiUz67DJ8EXBfU1ooXYwV1uzYJZv-R-_hm5uwYnnNKIay86HeZTCpEQ/w400-h388/Film%20Miracle%20in%20Cell%20No-20220527122555.webp" width="400" /></a></div><p>Ayah mati-matian melakukan apa pun untuk membuat anaknya aman dan bahagia. Meskipun kadang, dari point of view kita, yang ayah lakukan menyebalkan.</p><p>Di tengah-tengah film, gue jadi inget banyak hal yang bapak gue lakukan untuk kebahagiaan gue sejak kecil sampai sekarang. Air mata gue netes beberapa kali bukan karena filmnya. Melainkan karena pikiran gue di rumah, di momen-momen dimana gue mendapati bapak melakukan hal-hal untuk membahagiakan gue, tapi gue nggak menghargai hal itu karena gue nggak melihatnya langsung.</p><p>Gue sadar, terlalu banyak momen dimana gue melewatkan ucapan "terima kasih" atas usaha yang bapak lakukan.</p><p>Gue membayangkan andaikan hidup gue adalah sebuah film bioskop dan gue adalah penontonnya, gue pasti akan melihat banyak hal baik yang bapak lakukan, seperti apa yang dilakukan ayah Dodo ke Kartika tanpa dilihat oleh Kartikanya sendiri.</p><p>Hal-hal kecil yang bapak lakukan seperti memotong rambut gue dengan model-model lucu (paling favorit memotong poni gue selurus penggaris besi), menjahitkan gue pakaian dengan mesin jahit andalannya, membelikan alat musik tiup pianika merek Yamaha secara mendadak untuk kelas seni musik saat gue SD, tiba-tiba muncul di kepala saat gue menonton film ini.</p><p>Lagi-lagi gue gagal menahan air mata untuk nggak jatuh.</p><p>Vino G Bastian berhasil memerankan sosok ayah yang mencintai anaknya meskipun dengan segala kekurangan yang ia miliki. Sosok ayah Dodo juga berhasil membawa gue dan penonton lainnya melempar jauh pikiran masing-masing ke rumah dan membayangkan jika yang ada di layar bioskop itu adalah ayah kita yang sudah melakukan apa pun untuk anak-anaknya.</p><p>Film ini cocok ditonton bareng keluarga karena akan membuat kita bermuhasabah bersama. Film ini kurang etis ditonton bersama gebetan karena keluar dari bioskop, muka kalian pasti akan sedikit berantakan karena mata sembab.</p><p>Buat yang belum nonton, gih tonton! Ajak ayah kalian, pegang tangan ayah kalian saat nonton film ini. At least, dia tau kalau anaknya sayang sama dia.</p><p style="text-align: center;">-</p><p style="text-align: left;">Akhirnya gue nulis lagi setelah sekian lama. Thank you yang udah baca sampai selesai. Komen yuk, gimana pendapat kalian tentang film Miracle in Cell No. 7 ini atau cerita tentang pengalaman bersama ayah juga boleh!</p><p style="text-align: left;">Follow instagram gue di <a href="https://www.instagram.com/farihikmaliyani/?hl=en" target="_blank">@farihikmaliyani</a> dan mampir ke <a href="https://www.youtube.com/c/farihikmaliyani/videos" target="_blank">YouTube gue</a> yaa!</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/0uf6QUacVgs" width="320" youtube-src-id="0uf6QUacVgs"></iframe></div>Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-39449860064330046512021-11-23T23:42:00.001+07:002021-11-23T23:53:49.132+07:00Tempat Wisata Gratis di Jogja<p><b>Kalau ada yang gratis, kenapa harus bayar?</b></p><p>Yup, itu adalah pepatah pegangan orang Indonesia kebanyakan, gue salah satunya. Sebisa mungkin mendapatkan sesuatu dengan harga yang murah, malah kalau bisa gratis, termasuk tempat wisata.</p><p>Siapa si yang nggak mau jalan-jalan gratis? Bisa refresh pikiran tanpa ngeluarin uang sepeser pun? Gue rasa semua orang mau.</p><p>Jogja adalah salah satu destinasi wisata favorit orang Indonesia dan terkenal <i>dompet friendly</i>, alias murah. Makanan di Jogja murah-murah, oleh-olehnya murah, dan tiket tempat wisatanya pun, <b>murah</b>! Tapi, tau nggak kalian? Di samping murah, Jogja juga punya beberapa destinasi wisata yang gratis. Sekali lagi, <b>GRATIS!</b></p><p>Kalian nggak salah baca, beneran gratis dan gue sudah membuktikannya. So, here we go! 5 tempat wisata gratis di Jogja, versi Farih Ikmaliyani <i>asek~</i> :</p><h4 style="text-align: left;">1. Masjid Gedhe Mataram Kotagede</h4><p>Aduh, ini favorit gue banget! Gue udah kesini 2 kali dan selalu excited. Tempatnya luas, sepi, estetik, banyak spot foto, dan tentunya bersejarah.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAEQNu_LRR6E3vCmQMCJPgsAAw_tLOTS_RiSbksaGJgmLGM2Deqgupesh9HmB6qjfYSzvApRNh0hr7Ymlu2s16loMTCDrc1ugCllRTOgXvWacBqMfyF65KVbnz_s3U0d2Zn1nkM0wyOp0m/s3008/DSC04773.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="3008" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAEQNu_LRR6E3vCmQMCJPgsAAw_tLOTS_RiSbksaGJgmLGM2Deqgupesh9HmB6qjfYSzvApRNh0hr7Ymlu2s16loMTCDrc1ugCllRTOgXvWacBqMfyF65KVbnz_s3U0d2Zn1nkM0wyOp0m/w640-h426/DSC04773.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masjid Agung Kotagede Jogja. Foto oleh Farih Ikmaliyani</td></tr></tbody></table><p>Masjid Gedhe adalah masjid peninggalan Kerajaan Mataram yang dibangun tahun 1640 M oleh Sultan Agung Mataram bersama rakyatnya yang kebanyakan beragama Hindu dan Budha. Nah, udah kebayang kan gimana kerennya <i>ni</i> masjid? Rumah ibadah orang islam, tapi yang bangun orang-orang Hindu dan Budha.</p><p>Ornamen-ornamen dan arsitektur Hindu-Budha melekat di setiap sudut masjid. Pintu masuknya aja berupa gapura kecil kayak yang biasa kita temui di pura-pura Bali. Pelatarannya pun masih didominasi bebatuan bata merah arsitektur Hindu-Budha. Di dalam masjid, kita bakal disuguhi arsitektur Jawa kuno hasil karya Sultan Agung Mataram dan diteruskan oleh Raja Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIhSddoOmY78AHaCfAHqBbk0yuaseCGUR6WKMB5kR5C2LgWcHj7_4OJABXuYPdSUN0bDM6ykR9OQFwn3vJ_X4cq7fb86q7pwUKrYKDIymtdJTc8v98ojQXeKDOwG9_nDNwjl2kT5zj0QO0/s3008/DSC04772.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="3008" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIhSddoOmY78AHaCfAHqBbk0yuaseCGUR6WKMB5kR5C2LgWcHj7_4OJABXuYPdSUN0bDM6ykR9OQFwn3vJ_X4cq7fb86q7pwUKrYKDIymtdJTc8v98ojQXeKDOwG9_nDNwjl2kT5zj0QO0/s320/DSC04772.JPG" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gerbang depan masjid</td></tr></tbody></table><p></p><p>Yang paling unik dari Masjid Gedhe Mataram ini adalah adanya kolam pemandian dan makam kuno di kompleks masjid. Jadi, kompleks masjid ini sangat luas. Sebelum masuk ke dalam masjid, kalian bisa belok ke kiri dan akan memasuki kawasan seperti tempat pemandian dan juga makam kuno di paling ujung. Semua orang bisa memasuki area makam kuno ini namun dilarang membawa kamera dan wajib mengenakan pakaian adat Jawa. Untuk perempuan yang sedang menstruasi, dilarang masuk dulu ya bestie~</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWo2o_JizcgqBPd4nlFhvcQ8A8exepOH2sRb0JfN-FbgLoDa1v2s_fMhL44LuxMvk1FDxzE4LBGj13E1OCC9gJdMVkjD7bXtwsGW17RUfucAXXNKqwRTMKGvOSM_v3nB83xEO_VQuf0QmO/s3008/DSC04885.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="3008" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWo2o_JizcgqBPd4nlFhvcQ8A8exepOH2sRb0JfN-FbgLoDa1v2s_fMhL44LuxMvk1FDxzE4LBGj13E1OCC9gJdMVkjD7bXtwsGW17RUfucAXXNKqwRTMKGvOSM_v3nB83xEO_VQuf0QmO/s320/DSC04885.JPG" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">tempat kolam pemandian. dulu dipakai raja-raja</td></tr></tbody></table><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx5ZtSCTv4RqtqiDlObRGZn3Umj7B9Cg2nQ1_pUqm3Swe8ncfMrLRFDDe1dQpV1qmOt26h1WjI42iAKeSKUgIik5_tYt5smeR8bOAdtCk0Bvkgi8sEDLamOy5EF_Z4L_udurMyghF01yqB/s3008/DSC04832.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="3008" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx5ZtSCTv4RqtqiDlObRGZn3Umj7B9Cg2nQ1_pUqm3Swe8ncfMrLRFDDe1dQpV1qmOt26h1WjI42iAKeSKUgIik5_tYt5smeR8bOAdtCk0Bvkgi8sEDLamOy5EF_Z4L_udurMyghF01yqB/s320/DSC04832.JPG" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">plataran depan makam kuno. sebelah kiri warna putih, itu gerbang masuk makam</td></tr></tbody></table></div><p></p><p>Masjid ini masih aktif digunakan warga sekitar dan tentu saja siapa pun boleh masuk dan beribadah, gratis.</p><h4 style="text-align: left;">2. Masjid Gedhe Kauman</h4><p style="text-align: left;">Masih tentang masjid, destinasi gratis di Jogja selanjutnya adalah <b>Masjid Gedhe Kauman</b>. Masjid cantik yang terletak di sisi kanan Alun-Alun Utara ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu kraton pertama), dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsiteknya. Masjid ini dibangun pada hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 M.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQW_RijiHai-c2qrpvCg2ANOcAhmzrJAIqNUjEZhl4ObCkb3M3OxgsjcRoPLDhlFWvQ7zTNFfQ1oxQaON9p0hfpWBpt57aFcYKfowU_LZ0yGWJVvvHDDVcE9lQwY5rBLzdz2bEmGLlFI8F/s2048/IMG_6481.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQW_RijiHai-c2qrpvCg2ANOcAhmzrJAIqNUjEZhl4ObCkb3M3OxgsjcRoPLDhlFWvQ7zTNFfQ1oxQaON9p0hfpWBpt57aFcYKfowU_LZ0yGWJVvvHDDVcE9lQwY5rBLzdz2bEmGLlFI8F/w640-h480/IMG_6481.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">tampak depan Masjid Gedhe Kauman. foto oleh Farih Ikmaliyani</td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: left;">Gue sering banget ke Alun-alun Utara Jogja tapi cuma sekali mampir ke masjid ini, itu pun nggak sengaja karena berniat untuk solat.</p><p style="text-align: left;">Dari luar, masjid ini nampak seperti bangunan biasa yang dikelilingi tembok besar. Nggak menarik. Tapi setelah masuk gerbang dan sampai di pelatarannya, gue terpesona. Masjid dengan latar luas dan disain kuno terlihat semakin cantik di jam-jam golden hour waktu gue kesana. Di halaman masjid juga banyak berjejeran street food sederhana ala Jogja alias warung kucingan yang siap memberi kalian asupan selama menikmati bangunan kuno Masjid Kauman Jogja.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDdeAfJ5gzcseg0FacRLwnAI7E48XvFSRPuu8w6lla6I_tcfeNkhUwiK-A7o5ORCmnOrgLLkQDh4rcG_aHdpRkbqOtEyA1wXXq7SkSRNC__r58RI3EJUnj_A30lFlwmacFaBaqx-0FNIil/s2048/IMG_6485.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDdeAfJ5gzcseg0FacRLwnAI7E48XvFSRPuu8w6lla6I_tcfeNkhUwiK-A7o5ORCmnOrgLLkQDh4rcG_aHdpRkbqOtEyA1wXXq7SkSRNC__r58RI3EJUnj_A30lFlwmacFaBaqx-0FNIil/s320/IMG_6485.JPG" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pelataran masjid</td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: left;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM3P4pVQ5QBK5GGcA993IEWQrW-LTO3DswiI3Yow0WhS-ZiH4LhrKYgLVrtNGc-8MmzSs-mU6ibdGSLMxwi8JwMHfyCRxf5Qe-7dw4IWRf1c-jrEHH15LsKxZNRZD1co8RqRa4MFCSN2xJ/s2048/IMG_6478.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM3P4pVQ5QBK5GGcA993IEWQrW-LTO3DswiI3Yow0WhS-ZiH4LhrKYgLVrtNGc-8MmzSs-mU6ibdGSLMxwi8JwMHfyCRxf5Qe-7dw4IWRf1c-jrEHH15LsKxZNRZD1co8RqRa4MFCSN2xJ/s320/IMG_6478.JPG" width="320" /></a></div><p style="clear: both; text-align: left;">Arsitektur di dalam Masjid Gedhe Kauman masih sangat kental dengan disain kuno. Lampu-lampu gantung jadul dan tiang-tiang dari kayu, bikin betah lama-lama buat anteng di dalam masjid.</p><p style="clear: both; text-align: left;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3pF2ga4YC97d_2rOws53q_Owwii3FFFTTwFsktewvdd2SRreM-QcrwvAKrK18_q9zTq5dO85j7VjB3koNBGiPhPuRqJZY6gPAxdb4z6IiapZlC8FaHh0-AQz4YvDGekXsHGynXHKIXljx/s2048/IMG_6488.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3pF2ga4YC97d_2rOws53q_Owwii3FFFTTwFsktewvdd2SRreM-QcrwvAKrK18_q9zTq5dO85j7VjB3koNBGiPhPuRqJZY6gPAxdb4z6IiapZlC8FaHh0-AQz4YvDGekXsHGynXHKIXljx/w400-h300/IMG_6488.JPG" width="400" /></a></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYmRlugxK_ObkLBhNF0fXCpZ5Q8uvBYgkfPob07qI4Bbfn2-_BcNaGcJSMqtwIvRvAV3AUkikgFFf3aWdvN-yvw62P_8XJ2j_l8Ac8cNityXHrF5NL5Hg4Iabugy3KeIdiBVAT_2hHtqqJ/s2048/IMG_6497.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYmRlugxK_ObkLBhNF0fXCpZ5Q8uvBYgkfPob07qI4Bbfn2-_BcNaGcJSMqtwIvRvAV3AUkikgFFf3aWdvN-yvw62P_8XJ2j_l8Ac8cNityXHrF5NL5Hg4Iabugy3KeIdiBVAT_2hHtqqJ/s320/IMG_6497.JPG" width="240" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">suasana di kota santri. eh, dalam masjid<br /></td></tr></tbody></table><p style="clear: both; text-align: left;">Dibanding masjid Gedhe Mataram, Masjid Kauman ini emang nggak terlalu luas dan banyak spot foto. Tapi gue merasakan vibes yang Jogja banget ketika mengunjungi Masjid Kauman ini. Worth to visit, sekalian solat, ya kan?</p><p></p><h4 style="text-align: left;">3. Malioboro & Titik Nol Kilometer</h4><p style="text-align: left;">Berbeda dengan Masjid Gedhe Kauman, nggak kehitung berapa kali gue ke Malioboro dan Titik Nol Kilometer Jogja. Sering banget <i>woy</i>!<br /></p><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_mkIByLCCuNaedoayjU4lzf5zmlgBNk6hS_FYlWQ3Xm_fs6teG1GgFsdiZ-eQWnii198Fjkg1WAskH04KvtOgSq2XZjy8mfpFvOTT2_3aPyEgTNlgASNePCfz8vkQiu_nXdrhicVgCcd4/s3008/DSC04760.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="3008" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_mkIByLCCuNaedoayjU4lzf5zmlgBNk6hS_FYlWQ3Xm_fs6teG1GgFsdiZ-eQWnii198Fjkg1WAskH04KvtOgSq2XZjy8mfpFvOTT2_3aPyEgTNlgASNePCfz8vkQiu_nXdrhicVgCcd4/w640-h426/DSC04760.JPG" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">suasana Jalan Malioboro beserta senimannya</td></tr></tbody></table><p style="text-align: left;">Ikon Kota Jogja ini udah sangat terkenal. Tempat ini gak pernah sepi didatengin pengunjung, selalu ramai. Malioboro dan Titik Nol Kilometer sebenernya hanya jalanan biasa yang terdapat banyak penjual makanan dan oleh-oleh khas Jogja, serta diramaikan dengan adanya beberapa seniman lokal yang pentas di sepanjang Jalan Malioboro. Kalian bisa nemuin pedagang batik, makanan, hingga aksesoris-aksesoris lucu di sepanjang jalan Malioboro. Seniman jalanan yang bertalenta pun ramai berkumpul di jalan ini sehingga membuat suasana semakin hangat.</p><p style="text-align: left;">Titik Nol Kilometer adalah ujung dari jalan Malioboro yang berupa perempatan jalan. Di sekitar Titik Nol Kilometer ini, banyak terdapat bangunan kuno khas Eropa yang seperti membawa kita pergi kesana.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg62vLOwsZhdHWOiKT8DT3WFM2tdJ82BZBXK7PrhB8PUari_mMO38cH92P0XjNBfof1gxIYiJ2dyIalzVQfr5KcCsKrC7eD3prVbtwwhPd9dVE_ak7CSsGDn24-zj6xBlYLhGG015Dn0m7W/s3008/DSC04755.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3008" data-original-width="2000" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg62vLOwsZhdHWOiKT8DT3WFM2tdJ82BZBXK7PrhB8PUari_mMO38cH92P0XjNBfof1gxIYiJ2dyIalzVQfr5KcCsKrC7eD3prVbtwwhPd9dVE_ak7CSsGDn24-zj6xBlYLhGG015Dn0m7W/s320/DSC04755.JPG" width="213" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kawasan Nol Kilometer Jogja</td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: left;">Suasana di Malioboro dan Titik Nol Kilometer yang <i>Jogja buanget</i> ini mungkin yang jadi magnet wisatawan untuk selalu menghabiskan malam di sini. Jangan lupa untuk berfoto di samping plang nama Jalan Malioboro, ya! xD</p><h4 style="text-align: left;">4. Tugu Jogja</h4><p style="text-align: left;">Lokasi yang sering gue lewatin tapi nggak pernah gue kunjungin, alias gue nggak pernah sengaja berhenti di Tugu Jogja untuk berfoto atau menghabiskan waktu disana. Gue masih ingat, dulu ada mitos jika foto bersama kekasih di Tugu Jogja, pasti hubungan nggak awet. Haha, entah.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPMsYP1owWIes-ohuzl82hyphenhyphenpzOkDzSt3N9YQ-5Y9NlzZ3Krp_ha5-6ce9r8_Nk-KEdQy4eFBcup9nYxIPZ2NVRssEn4rOHz_57cmgjjxKC_ahRv68smmiPo1V6H6wVMJXtyH9UGERwviUf/s970/31636-tugu-yogyakarta.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="544" data-original-width="970" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPMsYP1owWIes-ohuzl82hyphenhyphenpzOkDzSt3N9YQ-5Y9NlzZ3Krp_ha5-6ce9r8_Nk-KEdQy4eFBcup9nYxIPZ2NVRssEn4rOHz_57cmgjjxKC_ahRv68smmiPo1V6H6wVMJXtyH9UGERwviUf/w400-h224/31636-tugu-yogyakarta.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: suara.com</td></tr></tbody></table><p style="text-align: left;">Tugu Jogja adalah sebuah monumen yang sering dipakai sebagai simbol Yogyakarta. Terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo Utomo, tugu Jogja memiliki nilai simbolis yang merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi.</p><p style="text-align: left;">Tugu Jogja dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755. Konon pada saat itu, Tugu Jogja digunakan oleh Sultan untuk patokannya bertapa menghadap puncak Gunung Merapi.</p><p style="text-align: left;">Saat gempa bumi besar yang terjadi pada 10 Juni 1867, Tugu Jogja ini pernah runtuh dan dibangun kembali oleh pemerintah Hindia-Belanda. Beberapa bagian diubah pada saat renovasi, namun warna putih khas tugu ini tetap dipertahankan.</p><p style="text-align: left;">Jujur, gue selalu ingin menepi ketika lewat Tugu Jogja ini. Suasananya nyaman banget, banyak lampu temaram di sekitar Tugu dan juga coffeeshop. Karena lokasinya di tengah jalan, orang bebas buat berkunjung dan gratis tentunya. Someday deh, gue mampir dan foto!</p><h4 style="text-align: left;">5. Pantai Seruni di Gunung Kidul</h4><p style="text-align: left;">Oke, ini lokasi wisata gratis terakhir versi gue (untuk sekarang); Pantai di Gunung Kidul Yogyakarta.</p><p style="text-align: left;">Udah tau kan, kalau Jogja punya buanyak pantai pasir putih bersih dengan air sebening kristal? Yap, muka gebetan lo kalah beningnya.</p><p style="text-align: left;">Tahun 2013 gue baru tau kalau Jogja punya pantai pasir putih yang cakep-cakep. Banyak pilihan pantai pasir putih di Selatan Jogja ini. Mulai yang berbayar sampai yang gratis alias belum dikomersilkan oleh pejabat setempat.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Pf2E01hIL7EkZRdwYEUwgvESRh6x7IqIAGu33tZVfaZSC0t_UlZ7dRNhyphenhyphenrLX8dWjcWspaq6B9XqFyn0NwMU6FRokk4oCkv0vhQX4ZUnW8p4VCAqeI6dQr6fl3OCkqcHhuwu134TFAGWx/s2048/IMG-6512.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9Pf2E01hIL7EkZRdwYEUwgvESRh6x7IqIAGu33tZVfaZSC0t_UlZ7dRNhyphenhyphenrLX8dWjcWspaq6B9XqFyn0NwMU6FRokk4oCkv0vhQX4ZUnW8p4VCAqeI6dQr6fl3OCkqcHhuwu134TFAGWx/w300-h400/IMG-6512.JPG" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pasir aslinya lebih cantik dari foto ini</td></tr></tbody></table><p style="text-align: left;">Pantai Seruni adalah salah satu pantai yang masih alami dan masuknya gratis. Gue kesini 1 bulan lalu, saat PPKM. Beberapa pantai terkenal ditutup dan Pantai Seruni ini adalah salah satu pantai yang masih bisa dikunjungi.</p><p style="text-align: left;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3hGb9YuVQyynjSZ6dumgmaYfIL9HZWCtGV-D2sHoSEVATH4fpLs3k4tK1uZJ_rhNRANXWPe35jeMjtVI58u2F0MSqkiLP5B_qpFGOIj4eGwwtNGJ2zsNfljikHotmiFcFx_ABdzkghPA2/s2048/IMG-6545.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3hGb9YuVQyynjSZ6dumgmaYfIL9HZWCtGV-D2sHoSEVATH4fpLs3k4tK1uZJ_rhNRANXWPe35jeMjtVI58u2F0MSqkiLP5B_qpFGOIj4eGwwtNGJ2zsNfljikHotmiFcFx_ABdzkghPA2/s320/IMG-6545.JPG" width="240" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">chill ye ngga? padahal besoknya kerja</td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: left;">Beberapa vila terlihat mulai dibangun di sekitar pantai ini. Baliho-baliho rancangan pembangunan pantai juga berjejer sepanjang jalan menuju pantai Seruni. Jalannya masih jelek karena memang belum terbangun dengan baik.</p><p style="text-align: left;">Gue sampai di pantai Seruni sekitar jam 5 pagi. Hanya ada 2 tenda camping dan 3 warung berjejer di pantai. Sampai tengah hari, suasana pantai masih sepi, hanya ada beberapa kelompok pengunjung yang datang. Suasananya enak banget dan chill. Gue suka pantai pasir putih yang sepi gini.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsDsd7ZCZtLy1V2LKY99Kdb5koPrQXujkJlUzfcGop4kaX_pZt-7taplxx68uzrCxVC-3culPBvL9Q7pst-5YRlwsKjmTwgT6xEd6LNAWsjBaZ-NthL3tMuasWg51FdX-rJksOVUbdeIJ_/s2048/IMG-6518.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsDsd7ZCZtLy1V2LKY99Kdb5koPrQXujkJlUzfcGop4kaX_pZt-7taplxx68uzrCxVC-3culPBvL9Q7pst-5YRlwsKjmTwgT6xEd6LNAWsjBaZ-NthL3tMuasWg51FdX-rJksOVUbdeIJ_/s320/IMG-6518.JPG" width="240" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">ngopi di pinggir pantai yang sepi, kapan lagi?</td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: left;">Pasir putih, karang di tepi pantai, dan beningnya air laut, membuat gue betah berlama-lama di Pantai Seruni.</p><p style="text-align: left;">Kalau kalian nggak pengen ke Pantai Seruni, kalian bisa telusuri panta-pantai di selatan Jogja ini. Banyak pantai yang cantik dan masih belum terekspose.</p><span><a name='more'></a></span><p style="text-align: left;">Itu tadi 5 tempat wisata gratis di Jogja versi gue. Apakah kalian pernah berkunjung kesana juga? Atau malah ada tempat wisata gratis lain di Jogja yang gue belum tau? Coba share ya!</p>Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-85183249388519140042021-10-04T00:10:00.004+07:002021-10-04T00:12:55.916+07:00[Review] Face Care Nggak Lengket Dari Scarlett<p>Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menyikapi pandemi covid-19. Ada yang menganggap ini waktu yang tepat untuk family time di rumah, ada yang menjadikan pandemi ini ajang memanjakan sifat introvertnya dengan anteng di kamar aja sendirian, dan ada juga yang waktu pandemi ini jadi rajin nabung alias berhemat. Sedangkan buat gue yang sebelum pandemi sering jalan-jalan, pandemi jadi waktu yang cocok untuk merawat kulit wajah secara total. Mumpung banyak di rumah dan nggak kena polusi, ngerawat kulit jadi lebih efektif.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbo9z3_Q-2gmGKbWQ7945UwkH_sS0Yd_GtmhR5yJ2m55ARCf48kc3lG3lqrwcqGd7VEPlxYDP5JOV1DctTgObIllx1KNnY_ZN3v7WwMuVNX0esmkFiFzEcM4kAmimOzc-DOz4q90FA8G-D/s1920/Sequence+01.00_08_35_23.Still001.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1920" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbo9z3_Q-2gmGKbWQ7945UwkH_sS0Yd_GtmhR5yJ2m55ARCf48kc3lG3lqrwcqGd7VEPlxYDP5JOV1DctTgObIllx1KNnY_ZN3v7WwMuVNX0esmkFiFzEcM4kAmimOzc-DOz4q90FA8G-D/s320/Sequence+01.00_08_35_23.Still001.png" width="320" /></a></div><p>Kebetulan, minggu lalu gue mendapat kiriman face care dari Scarlett Whitening.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGaNXKCdXFNniAQOTrOrq5NSwEd7erytcbWiaG_9n7OhDJWKKZMLbWVbad14w52YZzS_gWB0sFHmYCSCx96DOv2-W06MtE912BfCkSNuBPLugPqPCTx6tEFBfKAUA1Ib-XgGlr0d0D1Bhp/s2048/IMG_8243.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1150" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGaNXKCdXFNniAQOTrOrq5NSwEd7erytcbWiaG_9n7OhDJWKKZMLbWVbad14w52YZzS_gWB0sFHmYCSCx96DOv2-W06MtE912BfCkSNuBPLugPqPCTx6tEFBfKAUA1Ib-XgGlr0d0D1Bhp/s320/IMG_8243.JPG" width="180" /></a></div><p>Sebelum ini, gue sudah pakai produk skincare dari Scarlett. Gue naksir dengan baunya dan karena gue pakai secara teratur, kulit gue makin cerah. Jadi, gue seneng banget ketika dikirimin face-carenya ini. Nggak sabar buat coba!</p><p>Akhirnya gue nyobain dan gini pengalamannya..</p><p>Paket yang dikirim Scarlett ada 2; brightening facial wash dan acne serum. Dengan box yang segede gitu, gue pikir bakal dapet lebih dari 2 produk.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTNBmMlNNC22EUS6iIlveMnmIbWziCu3xagBcb4_CwHjS_gQFSCeYXBg_Bxw3ubHEAEvxwbFhGxWWZWYLQ3nWPwkNUkIYxY_4jKQisIziqhPRDVCaTrQ_CR0js_prWB60apoJ1C1RatY8_/s2048/IMG_8251.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTNBmMlNNC22EUS6iIlveMnmIbWziCu3xagBcb4_CwHjS_gQFSCeYXBg_Bxw3ubHEAEvxwbFhGxWWZWYLQ3nWPwkNUkIYxY_4jKQisIziqhPRDVCaTrQ_CR0js_prWB60apoJ1C1RatY8_/s320/IMG_8251.JPG" width="213" /></a></div><h4 style="text-align: left;">Brightening Facial Wash</h4><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik11tpmZm2OT_LaGp6GeT7RjqQcE-9EI48zw_VOOnqY5MxJUz0SCfp7Hr853uKcI8qWLnwUPOPAFIDUa86-QPv8bcLRU8-HhZjZSM5pFvxg97rH55qeuEybXudlqlE1c6270JfydBYLXNC/s1000/facewash1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1000" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik11tpmZm2OT_LaGp6GeT7RjqQcE-9EI48zw_VOOnqY5MxJUz0SCfp7Hr853uKcI8qWLnwUPOPAFIDUa86-QPv8bcLRU8-HhZjZSM5pFvxg97rH55qeuEybXudlqlE1c6270JfydBYLXNC/s320/facewash1.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: website Scarlett</td></tr></tbody></table><p style="text-align: left;">Si jangkung cantik yang harganya cuma IDR 75.000 ini sukses bikin gue tertarik buat ngepoin isinya. Gimana enggak? Dari luar keliatan kalau di dalam botol facial wash itu terdapat banyak kelopak bunga mawar pink. Dengan melihat dari luar, otomatis bau bunga mawar tergambar di kepala gue, padahal facial wash ini baunya nggak terlalu wangi.</p><p style="text-align: left;">Di dalam Scarlett Whitening Facial Wash terdapat kandungan Rose Petals, makanya tampak seperti ada kelopak mawar di dalamnya. Gue nggak tau itu kelopak asli atau bukan, tapi mirip banget dan bisa dipegang! Selain mengandung kandungan rose petals, facial wash ini juga mengandung Aloe Vera, Glutathione, dan Vitamin E yang digadang mampu membantu mencerahkan kulit wajah dan mengontrol minyak berlebih juga. </p><div><p>Gue pakai facial wash ini untuk cuci muka sebelum tidur dan kalau habis bepergian dari luar. Gue punya beberapa facial wash alias sabun muka, tapi Scarlett Brightening Facial Wash adalah salah satu yang nggak lengket saat diaplikasi di wajah dan nggak bikin kulit wajah kering setelah pakai. Nyaman banget buat daily.</p><h4 style="text-align: left;">Acne Serum</h4><p>Jujurly, kulit wajah gue masuk ke dalam tipe kulit wajah yang ribet; berminyak, kering, sensitif, dan gampang jerawatan. Kebayang kan lo seribet apa gue dalam memilih skincare? Perlu solat istikharoh untuk memilih skincare yang tepat dan efisien.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0wHJKUYEk4t8hS3hyhQPhg2uYrswCkgctkLNh4lSCwXhgwi7EghTqTyroLL-0bmr3HGMI6mrTXqpRhfYnzg8SpN6ioLQQsod8jSwtGr7xkCAZuv_DYyhXUOulS8YxMnPoPuuc2aRPC9wG/s2048/IMG_8253.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1365" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0wHJKUYEk4t8hS3hyhQPhg2uYrswCkgctkLNh4lSCwXhgwi7EghTqTyroLL-0bmr3HGMI6mrTXqpRhfYnzg8SpN6ioLQQsod8jSwtGr7xkCAZuv_DYyhXUOulS8YxMnPoPuuc2aRPC9wG/s320/IMG_8253.JPG" width="213" /></a></div><p>Dapet kiriman acne serum Scarlett, awalnya gue ragu untuk coba. <i>"Gimana kalau abis nyobain ini muka gue makin ancur??" </i>Gue post di story instagram kiriman Sacrlett ini dan temen gue langsung berkomentar minta acne serumnya buat dia aja kalau gue nggak mau pakai. Ternyata dia cocok dan suka dengan acne serum ini. Mendapat komentar seperti itu, gue malah jadinya yakin buat nyobain.</p><p>Gue pakai acne serum seharga IDR 75.000 ini nggak tiap hari. Gue pakai pas ngerasa muka lagi capek banget aja dan muncul bruntusan. Gue work from home, jadi kerjaan cuma di dalem rumah, ngadep laptop sampai magrib. Muka sering nggak kena sinar matahari apalagi polusi.</p><p>Acne serum Scarlett ini nggak lengket pas gue coba pegang teksturnya. Baunya juga nggak yang menyengat gitu. Waktu diaplikasiin di wajah, langsung meresap dan kering. Cepet banget. Gue pikir awalnya serum ini bakal seperti serum-serum wajah lain yang bikin wajah lengket, taunya enggak.</p><p>Gue pakai skincare udah dari jaman SMP. Krim malam adalah yang paling males gue pakai karena lengket dan bikin ga nyaman tidur, nggak bisa nempelin wajah ke bantal. Tapi anehnya, acne serum Scarlett ini meresap banget saking meresapnya nggak nempel di bantal ketika gue tidur. Gokil. Bantal aman, wajah pun menawan.</p><h4 style="text-align: left;">Hasil</h4><p>Setelah beberapa minggu pakai 2 skincare dari Scarlett Whitening ini, muka gue menjadi lebih baik. Gue merasa lebih bersih dan minyak sedikit tekontrol. Bekas jerawat yang tadinya terpampang jelas, sedikit memudar.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrN9WwuYHPwYEi7gkxmveb8jc2euw2Oq1wXPBNmlk7WJO2HZbjWk-8H9YLs5c5eGcJBmIKERkAzXqnCqYZM6xTKtJNvqI0JBIr710SYexNeq-gJrtepBsZAldKF8QUcExOcMntpvLQymIp/s1334/IMG_6793.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrN9WwuYHPwYEi7gkxmveb8jc2euw2Oq1wXPBNmlk7WJO2HZbjWk-8H9YLs5c5eGcJBmIKERkAzXqnCqYZM6xTKtJNvqI0JBIr710SYexNeq-gJrtepBsZAldKF8QUcExOcMntpvLQymIp/s320/IMG_6793.jpeg" width="180" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">No filter, cahaya paripurna pagi hari, iphone 6s, ga pakai skincare apa-apa pas foto.</td></tr></tbody></table>Yang paling gue suka dari 2 produk face care-nya Scarlett Whitening ini adalah; nggak terjadi efek dakjal aneh-aneh ketika gue stop pemakaian. Ya biasa aja gitu, nggak yang tiba-tiba jerawat bermunculan alias ketergantungan. Cuma paling kalau gue nggak pakai acne serum ini sebelum tidur, bangun-bangun wajah berminyak dan nggak nyaman ketika pakai.<p></p><p>Overall, face care dari Scarlett ini recommended buat kalian yang lagi pengen coba face care ringan nggak lebay dari segi bau dan teksturnya. Harganya yang total cuma 150.000 juga menurut gue oke untuk nyobain skin care ini cocok di wajah kalian atau enggak. Nggak usah khawatir, face care ini sudah terdaftar di BPOM, jadi aman.</p><p>Anyway, balik lagi ke paragraf awal, selama pandemi ini, kalian lebih sering ngapain?</p></div>Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-17319436240649745312021-07-11T00:54:00.001+07:002021-07-11T01:06:11.241+07:00Bakso di Kereta Api Isinya Cuma 3 Biji<p>Gue suka naik kereta eksekutif malam. Selain suasananya boboable, naik kereta malam di tengah pandemi sangat leluasa karena 2 kursi cuma diisi satu orang. Jadi gue sendirian dan kursi sebelah kosong. Makin bebas tidur dan melakukan aktivitas apa pun. Termasuk makan tanpa takut risih sama orang di sebelah.</p><p>Kemarin, 3 Juli 2021, gue pulang ke Pekalongan dengan menggunakan kereta Sembrani eksekutif yang berangkat dari Stasiun Gambir jam 7 malam. Karena nawaitunya untuk tidur di kereta, jadi outfit yang gue pakai pun boboable: celana jeans longgar + hoodie tebel + sepatu dengan kaos kaki tinggi biar nggak dingin.</p><p>Baru jalan beberapa menit, gue sudah ngantuk. Setelah kursi gue senderin, gue pun mulai memejamkan mata dan tidur. Dua jam berselang, gue bangun dan laper. Kebetulan, ada 2 karyawan (pramugari) kereta api yang lewat dan menawarkan makanan. Di antara makanan-makanan yang mereka coba tawarkan, bakso kuah berhasil mencuri perhatian gue.</p><p><i>"Enak nih kayaknya malem-malem gini. Dingin, makan bakso panas."</i> batin gue.</p><p>"Mau dong baksonya satu. Berapa?"</p><p>"Dua puluh lima ribu," jawab si pramugari. Kaget. Gue pikir harganya 15 ribu-an. Akhirnya gue pun membeli bakso itu. Si Mbak mencatat pesanan gue kemudian berjalan ke gerbong makan. "Tunggu sebentar ya, nanti kami antarkan pesanan ibu."</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifsh1GKxyDg2a9UK3Mw9iLn1IGVzAyHpM39RdD2hINtQyd75Oiuu_JXwk913ENfsiufx3jk6dFgC8Hkkp5UzQ3rJSMglGG8j5PqcsJ37_DhMWtliNIXqxQ-KKKLZLVYmnesnghyx1OBVbg/s1504/IMG-5045.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1504" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifsh1GKxyDg2a9UK3Mw9iLn1IGVzAyHpM39RdD2hINtQyd75Oiuu_JXwk913ENfsiufx3jk6dFgC8Hkkp5UzQ3rJSMglGG8j5PqcsJ37_DhMWtliNIXqxQ-KKKLZLVYmnesnghyx1OBVbg/w640-h426/IMG-5045.JPG" width="640" /></a></div><br /><p>Selang beberapa menit, sebuah cup bertuliskan "Bakso Enak" mirip wadah pop mie sudah di depan mata. Saat gue terima, cup bakso "Bakso Enak" itu tertutup rapat. Ada sambel-kecap-saus dan sendok yang diberikan terpisah di dalam plastik. Kuahnya panas, terlihat dari asap yang keluar secara intens dari dalam cup. Gue penasaran, apakah rasanya benar-benar enak seperti tulisan yang di cupnya tersebut?</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpeLGzGb4WSncfm0O2a-TNvOoJEr0hO34Jk6oeZAmf0z1rHwcFzsfRPt0H5L92bkMf8POVZC2XI5bxIJdlMnMHovx_FfyBelcmqzm-lyn8PKuRNaKq-hOU9YjozzSseX5XAHc_Nki6tyGd/s1504/IMG-5047.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1504" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpeLGzGb4WSncfm0O2a-TNvOoJEr0hO34Jk6oeZAmf0z1rHwcFzsfRPt0H5L92bkMf8POVZC2XI5bxIJdlMnMHovx_FfyBelcmqzm-lyn8PKuRNaKq-hOU9YjozzSseX5XAHc_Nki6tyGd/w320-h213/IMG-5047.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5TBE_ykMMk8GvAWp-BVuBfPKQptlZtMQrxC9go9zu7NvtIqyqxPzmteDfJWNZrQZ968cG8GJkg24r7bJpMg_26oxTmr_NSdKr5XsALQGExO1VicneMzwaPCclMyW7PCF_jCVIJA2Wo2jP/s1504/IMG-5051.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1504" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5TBE_ykMMk8GvAWp-BVuBfPKQptlZtMQrxC9go9zu7NvtIqyqxPzmteDfJWNZrQZ968cG8GJkg24r7bJpMg_26oxTmr_NSdKr5XsALQGExO1VicneMzwaPCclMyW7PCF_jCVIJA2Wo2jP/s320/IMG-5051.JPG" width="320" /></a></div><p style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Gue aduk-aduk isi cup itu sambil menghitung berapa biji bakso yang ada di dalam sana. </span><i style="text-align: left;">Guys, menghitung jumlah biji bakso yang akan kita makan ini penting untuk menentukan berapa lama waktu untuk menghabiskannya</i><span style="text-align: left;">. Adukan pertama, hasil hitung jumlah baksonya 3 biji + 1 tahu kulit mini. Nggak percaya, gue aduk lagi, dan hasilnya masih sama: 3 biji bakso kecil + 1 tahu kulit mini</span></p></div><p></p><p><i>Sepi bet ni cup isinya cuma 3 biji bakso + 1 tahu kulit yang nggak gede-gede amat?!</i></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxHf4lmffuuo3ggJtSTewX9ROFIiEZZ0aR-nApYDrx27kn2hoQdu4AMf4tXXjwMOvf5eQS8VFXbyCLpJjj2tZHLbAPjw8XqSD2OQsQP_VdWZ_M6WNYs5js6KeZhfpTezIwAlJRA9VUMijf/s1504/IMG-5050.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1504" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxHf4lmffuuo3ggJtSTewX9ROFIiEZZ0aR-nApYDrx27kn2hoQdu4AMf4tXXjwMOvf5eQS8VFXbyCLpJjj2tZHLbAPjw8XqSD2OQsQP_VdWZ_M6WNYs5js6KeZhfpTezIwAlJRA9VUMijf/s320/IMG-5050.JPG" width="320" /></a></div>Tambahan mie kuning di dalamnya, belum cukup membuat cup bakso ini terlihat penuh.<p></p><p>Buat traveler low budget alias bokek kayak gue ini, 25.000 rupiah untuk seporsi bakso, harusnya bisa lebih banyak isinya.</p><p>Sudah dibeli, masa tidak dimakan? Ya, akhirnya gue makan bakso harga 25 ribu yang berisi 3 biji ini.</p><p>Setelah gue tiup-tiup, kuahnya gue cicipin. Asin, rasanya kayak kuah Indomie ayam bawang, pas buat gue yang emang suka asin dan nggak berekspektasi tinggi soal makanan. Tapi untuk kalian yang emang ngerti makanan, kuah bakso "Bakso Enak" ini bakal dinilai biasa aja. Cita-rasanya kurang. Terlalu sederhana, asin doang. Minimalis banget konsep kuahnya.</p><p>Untuk baksonya, meskipun kecil tapi lumayan kerasa dagingnya nggak cuma tepung doang. Baksonya nggak pelit urat, tapi juga nggak banyak-banyak amat. Ya.. tergolong niatlah untuk menjadi sebuah bakso.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIoUf5b9qKD51Qk3_-ytly9G7EWDGI3Fysec46HrJkX_82HcPDmjTGT3bzdl2dWhg0dT5SDVn6Fmtj1uobUWQsa6qwWSIbB9rQu0hc3bItHJy_rNAa7oX9Xrsn-LI9uqbiq-Di25YMpoP1/s1504/IMG-5049.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1504" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIoUf5b9qKD51Qk3_-ytly9G7EWDGI3Fysec46HrJkX_82HcPDmjTGT3bzdl2dWhg0dT5SDVn6Fmtj1uobUWQsa6qwWSIbB9rQu0hc3bItHJy_rNAa7oX9Xrsn-LI9uqbiq-Di25YMpoP1/w400-h266/IMG-5049.JPG" width="400" /></a><br /><br /></div><p style="text-align: left;">Tahunya sendiri agak nggak niat ya, Bun. Terlalu kecil dan lemes. Kayak nggak semangat jadi tahu. Sekali caplok, tahu mini itu pun hilang di dalam mulut gue. Rasa tahunya standar banget kayak tahu pada umumnya.</p><p style="text-align: left;">Mie kuning yang ada di antara bakso dan tahu, rasanya biasa banget. Sedikit hambar, mirip mie kuning yang dijual abang gerobak bakso komplek.</p><p style="text-align: left;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi62qh9Da6MLrQOiJCJF8ncmllM4sYoTf9PJh_pSd7We6_5FeJ2eqlbBw99O2O4HbRDYJQCY6cWxDH5PlvhT4Ds7ScptgalIK_3cZ4a94Qk3J1vIy9Zc12u-XhX4-uvcogfYAohgeoORz4V/s1504/IMG-5046.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1504" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi62qh9Da6MLrQOiJCJF8ncmllM4sYoTf9PJh_pSd7We6_5FeJ2eqlbBw99O2O4HbRDYJQCY6cWxDH5PlvhT4Ds7ScptgalIK_3cZ4a94Qk3J1vIy9Zc12u-XhX4-uvcogfYAohgeoORz4V/s320/IMG-5046.JPG" width="320" /></a></div>Gue pecinta kecap dan nggak suka pedeas. Tapi untuk kali ini gue sedang nggak pengen menambah rasa manis dan pengen ngerasain sensasi pedes dikit di dalam bakso. Jadi gue tambahi sambel sebanyak sekitar 3 tetes. Gue pikir sedikit rasa pedas akan menambah cita rasa hangat di perut gue.<p></p><div><p></p><p>Karena gue lapar dan merasa kedinginan, bakso 25 ribu itu pun gue habiskan tanpa waktu lama. Lumayan, menghangatkan badan.</p><p>Oh iya, ini adalah kali pertama gue beli bakso di dalam kereta. Sebelumnya, menu yang sering gue nikmati di kereta api adalah nasi sapi lada hitam.<br /></p><p>So far, bakso 'Bakso Enak' KAI ini nilainya: <b>biasa aja</b>, buat gue. Tapi cukup buat penghangat badan dan memenuhi mulut dengan rasa asin. Kuahnya enak, bikin gue ngerasa kayak lagi menikmati Indomie kuah ayam bawang.</p><p>Biar kayak blogger-blogger review yang lain, gue kasih nilai 'Bakso Enak' ini 6 dari skala 10.</p><p>Itu cerita gue menikmati bakso kereta api pertama kali. Kalian pernah makan bakso ini juga nggak? menurut kalian gimana rasanya?</p></div>Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-18636855891267207832020-12-08T22:43:00.007+07:002020-12-12T22:34:05.174+07:00Dosen Terbaik Sedunia<p>Tulisan ini akan panjang. Tapi tidak akan mampu lebih panjang dari kebaikan-kebaikan Pak Pri kepada saya.</p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLux_UAvVe7tmQCR9Hp6Zv6xyNRipL-uXAn7uFJRdgBpG0UjsuWnKPCTsZlJOjWJI5JF3TT9IbVKEmOXAhKz1jykCuu1xieceyr4yno5c2tVegff2egWx9gQSuWM7ZOibkX4Jzn3-QFV6v/s1040/WhatsApp+Image+2020-12-08+at+21.37.43.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="780" data-original-width="1040" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLux_UAvVe7tmQCR9Hp6Zv6xyNRipL-uXAn7uFJRdgBpG0UjsuWnKPCTsZlJOjWJI5JF3TT9IbVKEmOXAhKz1jykCuu1xieceyr4yno5c2tVegff2egWx9gQSuWM7ZOibkX4Jzn3-QFV6v/s320/WhatsApp+Image+2020-12-08+at+21.37.43.jpeg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Momen buka puasa bersama Pak Pri & Anak-anak tahun 2018</td></tr></tbody></table><p>Satu pagi di tahun 2014, seorang dosen dengan mengenakan kemeja kotak-kotak, celana panjang jeans, dan sepatu kets ala anak muda masuk dan mengisi kelas 'Bisnis dan Politik'. Dengan singkat dan tanpa banyak menulis di papan tulis, beliau mengakhiri kelas dengan kesan menyenangkan. Sejak hari itu, beliau sukses mendapat tempat di hati gue sebagai salah satu dosen favorit. Namanya Priyatno Harsasto.</p><p>Hari demi hari terlewati, tibalah gue di semester 5, dimana setiap mahasiswa mendapatkan dosen pembimbing skripsi dengan cara acak. Gue pasrah dan hanya berdoa agar dosen pembimbing gue nanti bisa mempermudah proses kelulusan. Tanpa disangka, nama gue ada di list daftar mahasiswa bimbingan Pak Pri, sapaan akrab Pak Priyatno Harsasto. Setelah itu, hari-hari perkuliahan gue menjadi lebih menyenangkan. Gue dan Pak Pri menjadi akrab karena sering berkomunikasi. Banyak cerita mengesankan terjadi, hingga beberapa mahasiswa lain sering mengatakan; <i><u>"Farih mahasiswa kesayangan Pak Pri"</u></i>.</p><h4 style="text-align: left;"><b>Oleh-oleh dari Thailand</b></h4><p>Normalnya, mahasiswa semester akhir akan fokus ke skripsi dan berusaha keras untuk segera lulus. Namun tidak untuk gue yang memang kurang normal ini. Di tahun keempat kuliah, gue malah melancong ke Thailand sendirian selama hampir 2 minggu. Gila kan?</p><p>Gue merahasiakan perjalanan ke Thailand ini kepada semua dosen termasuk Pak Pri. Bahkan teman-teman satu jurusan gue pun sudah gue wanti-wanti agar tutup mulut soal ini di depan para dosen.</p><p>Pulang ke Indonesia, satu hal yang paling gue takuti waktu itu, yaitu: menghadap Pak Pri untuk bimbingan skripsi setelah berminggu-minggu mangkir. Karena takut itulah, gue malah menunda-nunda untuk bertemu beliau.</p><p>"Rih, kok lo gak konsul skripsi?" tanya salah satu teman gue saat kita sedang beristirahat di kantin. "Lo dicariin Pak Pri tuh kemaren. Udah 2 bulan katanya lo gak bimbingan."</p><p>"Iya nih, gue belum selesai revisinya. Lagian takut juga udah lama gak konsul, takut diamuk." jawab gue waku itu.</p><p>"Lo lebih takut diamuk Pak Pri atau gak wisuda tahun ini?"</p><p>"..." Gue tersadar. "Oke, besok gue nemuin Pak Pri."</p><p>Besoknya, dengan membawa revisian skripsi seadanya, gue memberanikan diri menemui Pak Pri di ruang jurusan. Baru sampai di depan pintu, gue berpikir untuk putar balik, pulang ke kosan. </p><p><i>Gimana nanti kalau Pak Pri marah dan gak mau bimbing skripsi gue lagi? Gimana nanti kalau gue harus ganti dosen? Gimana nanti kalau dosen barunya minta gue ubah judul skripsi dan ngulang dari awal? Kelar deh lo Rih, nikah aja udah nggak usah wisuda!</i></p><p>Pikiran-pikiran negatif muncul akibat ketakutan gue saat itu. Akhirnya, setelah beberapa menit mematung di depan pintu ruang jurusan, gue menarik satu nafas panjang dan melangkahkan kaki masuk.</p><p>Dari kejauhan, ruangan Pak Pri yang berupa bilik kayu 9 meter persegi berderet dengan bilik dosen lain terlihat. Disana, duduk dengan tenang Pak Pri sambil membaca lembaran kertas di tangannya. Gue makin gugup. Langkah gue makin pelan mendekati meja beliau.</p><p>Gue berdiri diam di depan meja Pak Pri. Melihat ada sosok di depannya, Pak Pri meletakkan kertas yang ia baca dan mengalihkan pandangannya ke gue. Gue berusaha untuk senyum semanis mungkin menyambut tatapan Pak Pri, meskipun degup jantung udah nggak karuan.</p><p>Pak Pri tersenyum ke arah gue. "Eh kamu nduk, baru keliatan. Mana oleh-oleh dari Thailand-nya buat saya?". Setelah itu ia tertawa kecil. "Kok nggak bawa apa-apa ki piye?". <i>(kok nggak bawa apa-apa itu bagaimana?)</i></p><p>Lah.</p><p>Lahhh.</p><p>Di luar dugaan, ternyata respon Pak Pri nggak sesuram yang gue pikir. Masih sehangat biasanya. Bahkan konsultasi skripsi hari itu berjalan lebih dari 3 jam dan banyak berisi tentang sharing pengalaman jalan-jalan gue ke Thailand. Pak Pri begitu antusias mendengarkan cerita-cerita gue. Beberapa kali kami berdua menertawakan kebodohan-kebodohan gue selama jalan-jalan.</p><p>Sampai sekarang, masih menjadi misteri, siapa yang membocorkan rahasia gue ke Thailand pas skripsian kepada Pak Pri.</p><h4 style="text-align: left;"><b>Mahasiswa Wajah Muram</b></h4><p>Satu angkatan kuliah biasanya akan lulus bersama atau setidaknya dalam waktu yang berdekatan. Dalam hal ini, dosen pembimbing skripsi benar-benar menjadi salah satu faktor penentu durasi kuliah mahasiswa. Gue beruntung punya dosen pembimbing sebaik Pak Pri. Tapi nggak semua mahasiswa seberuntung gue. Beberapa mahasiswa yang nggak beruntung itu, bahkan untuk konsultasi secara nyaman aja nggak bisa dengan dosen pembimbing mereka. Apalagi lulus cepet(?)</p><p>Siang itu, seperti biasa, tanpa janjian terlebih dahulu, gue berniat konsultasi skripsi dengan Pak Pri. Gue yakin Pak Pri pasti ada di ruangannya dan memiliki waktu untuk gue ganggu dengan pertanyaan-pertanyaan seputar perilaku politik masyarakat Indonesia, tema skripsi gue.</p><p>Setelah melewati dan menyapa beberapa teman satu jurusan yang duduk berjejer menunggu dosen pembimbing mereka di depan ruang jurusan, gue memasuki ruang kerja dosen itu.</p><p>Dengan menenteng lembar-lembar revisi skripsi, gue melenggang masuk berjalan menuju meja Pak Pri. Ketika melewati bilik-bilik dosen lain, gue melihat beberapa teman kelas sedang duduk di hadapan dosen pembimbing mereka masing-masing. Ada yang lagi ngobrol santai, ada juga yang terlihat muram-masam diceramahin dosen di hadapannya.</p><p>Pak Pri sedang ngobrol dengan dosen lain saat gue datang. "Eh, Nduk, arep ngopo?" <i>(eh nak, mau ngapain?) </i>Pak Pri menyapa.</p><p>"Mau konsul bab 3 Pak, kalau Pak Pri lega. Revisiannya sudah selesai." jawab gue.</p><p>"Mana coba tak liat dulu." Pak Pri menyelesaikan obrolannya dengan dosen tadi kemudian mempersilakan gue duduk.</p><p>Setelah selesai membahas skripsi gue, seperti biasa, kami ngobrol ngalor-ngidul dengan santainya. Lalulalang mahasiswa maupun dosen lain lewat di belakang gue ketika kami berdua ngobrol. Sampai ada satu mahasiswi berjalan di belakang gue dengan muka lesu gundah gulana mendung hampir hujan. Pak Pri melihat mahasisi itu lewat.</p><p>"Farih, itu teman kelasmu bukan?" tanya Pak Pri sesaat setelah mahasiswi tadi melewati kita berdua.</p><p>"Iya Pak, itu teman sekelas saya. Kenapa ya Pak?"</p><p>"Siapa namanya?" tanya Pak Pri lagi tanpa menjawab pertanyaan gue.</p><p>"Namanya Depe, Pak."</p><p>"Dari kemarin saya liat dia bolak-balik ke ruang jurusan nggak ketemu siapa-siapa, terus sering nunggu di depan sendirian sampai sore. Ini sekarang malah wajahnya nggak karuan gitu." Pak Pri melanjutkan, "dosen pembimbingnya siapa ya? Kamu tau nggak?"</p><p>"Dosen pembimbingnya Pak Adi*, Pak." jawab gue singkat. Pak Adi memang terkenal sebagai dosen sibuk dan sedikit killer. <i>*nama samaran</i></p><p>"Oh, pantesan. Kasian saya liatnya. Nanti skripsinya nggak selesai-selesai." Gue mengangguk-angguk mendengarkan. "Kamu samperin dia ya Farih. Bilang sama dia kalau dia bisa konsultasi skripsi sama saya. Nanti saya bantu bimbing skripsinya biar cepet selesai. Walaupun saya bukan dosen pembimbingnya secara resmi, nggak papa <i>kok</i> nanti dia bisa nanya dan saya ajarin nyusun skripsinya."</p><p>Sedikit kaget gue dengan ide Pak Pri itu, tapi gue mengiyakan.</p><p>Keesokan harinya di kelas, gue menemui Depe dan mengatakan apa yang kemarin Pak Pri sampaikan. Sejak hari itu, gue nggak pernah lagi melihat wajah muram Depe. Dia rutin menemui Pak Pri untuk menyusun skripsinya hingga selesai dan wisuda.</p><p>Pak Pri memang sebaik itu kepada semua mahasiswanya. <i>Mengenang ini, mata gue lembab.</i></p><h4 style="text-align: left;"><b>Omongan Pak Pri Di Belakang</b></h4><p>Mungkin beberapa orang nggak percaya kalau gue memang jarang membuat janji terlebih dulu sebelum konsultasi skripsi dengan Pak Pri. Seringnya, dosen pembimbing skripsi identik dengan imej sibuk, galak, dan mempersulit mahasiswa. Tapi semua itu nggak ada di diri Pak Pri, sama sekali. Beliau benar-benar baik hati dan selalu memudahkan urusan mahasiswanya. Di luar urusan skripsi, beliau juga menyediakan banyak waktu.</p><p>Nggak terhitung berapa kali gue menghabiskan waktu berjam-jam sekedar bertukar cerita dengan Pak Pri. Dari bahasan politik sampai hal-hal yang bersifat pribadi seperti masa lalu Pak Pri ketika bekerja sebagai loper koran di Jepang, cerita kuliah Pak Pri di Jepang dan New Zealand, cerita-cerita menarik tentang anak-anak Pak Pri, cerita kegiatan gue di luar kuliah, sampai cerita lucu kucing-kucing peliharaan Pak Pri di Solo. Itu semua membuat gue dekat dengan beliau dan selalu rindu ingin mendengar ceritanya lagi dan lagi.</p><p></p><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-e1RiSNl5pi3UHX4wipYsk4efgNyO8Efe4AE6QKhwkYf2qOhqrUE5hkPFIlOzK24cASl5Qifrxohv6KZ4SyKKDCKKmEC73X-ytQn3CoOJRJZ4XolgYGTXDtBkdkzySv3TfSe2r1KwJgNx/s1280/WhatsApp+Image+2020-12-08+at+21.23.46.jpeg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-e1RiSNl5pi3UHX4wipYsk4efgNyO8Efe4AE6QKhwkYf2qOhqrUE5hkPFIlOzK24cASl5Qifrxohv6KZ4SyKKDCKKmEC73X-ytQn3CoOJRJZ4XolgYGTXDtBkdkzySv3TfSe2r1KwJgNx/w181-h320/WhatsApp+Image+2020-12-08+at+21.23.46.jpeg" width="181" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pak Pri mengirim gambar kucing-kucingnya</td></tr></tbody></table>Satu siang, setelah kelas selesai, gue berniat menemui Pak Pri untuk sekedar ngobrol. Santai banget kan? Dosen mana lagi yang bisa diajak ngobrol se-nyaman beliau?<p></p><p>Seperti biasa, gue melewati lobi jurusan. Saat itu lobi jurusan nggak terlalu ramai. Hanya ada satu dua mahasiswa yang duduk sibuk dengan buku-bukunya.</p><p>Gue memasuki ruang jurusan. Sama seperti lobi, ruangan luas yang berisi bilik-bilik itu nggak terlalu ramai. Gue berjalan menuju meja Pak Pri. Saat hampir sampai ruang Pak Pri, gue berhenti. Jarak gue dan ruang Pak Pri sekitar 3 bilik. Dari situ gue bisa melihat Pak Pri sedang berbicara dengan seorang dosen perempuan berjilbab. Dari jarak ini, gue mampu mendengar apa yang mereka bicarakan.</p><p>Iya, gue nguping.</p><p>Gue kaget ketika mendengar nama 'Farih' disebut dalam percakapan antara Pak Pri dan dosen perempuan itu. Karena semakin penasaran, gue mempertajam indera pendengaran yang gue miliki agar percakapan dua dosen itu jelas.</p><p>"Iya Bu, mahasiswa kuwi pancen kreatif." kata Pak Pri dalam bahasa Jawa. <i>(Iya Bu, mahasiswa itu memang kreatif).</i> "Dia punya blog dan usaha dekor gitu. Kemarin jalan-jalan ke luar negeri sudah pakai uang sendiri."</p><p>"Oalah pantes skripsinya lama." jawab sang dosen perempuan.</p><p>Ternyata Pak Pri dan sang dosen perempuan sedang membicarakan gue.</p><p>"Dia juga kerja di lembaga survey kalau weekend. Wes jan <i>(udah pokoknya)</i>, Farih itu aktif terus. Saya juga kadang heran gimana dia bagi waktunya. Tapi saya seneng mahasiswa aktif gitu." timpal Pak Pri. "Saya salut sama dia."</p><p>Gue terenyuh. Dalam posisi masih nguping secara khidmat, gue pengen berterimakasih langsung ke Pak Pri. Bagaimana dia memuji gue di depan dosen lain, padahal di depan gue jarang banget?</p><p>Sebelumnya, kadang gue pikir penilaian Pak Pri jelek karena gue termasuk mahasiswa yang malas dan lambat dalam mengerjakan skripsi. Soal kuliah pun, gue bukan mahasiswa yang cemerlang dibanding mahasiswa lain. Pak Pri bisa menjelek-jelekan gue di depan dosen itu kalau dia mau. Tapi ternyata enggak. Pak Pri mengerti kesibukan gue di luar kuliah karena gue sering cerita hal itu kepada beliau. Gue nggak nyangka beliau melihat itu sebagai hal positif dan menceritakannya kepada dosen lain.</p><p>Betapa baiknya bapak dosen satu itu.</p><p>Nggak lama, percakapan Pak Pri dan sang dosen perempuan selesai. Dosen perempuan tersebut kembali ke ruangannya. Pak Pri masih belum melihat keberadaan gue saat itu.</p><p>Setelah menyembunyikan rasa bahagia dari raut wajah, gue melangkahkan kaki mendekati meja Pak Pri. Dan seperti biasa, Pak Pri menyapa kedatangan gue dengan ramah, <b>"Eh, kamu nduk. Sini duduk."</b></p><p>Hari itu, gue dan Pak Pri membicarakan banyak hal sampai sore. Hangat, seperti biasanya Pak Pri memberi kesan kepada mahasiswa lainnya.</p><p style="text-align: center;">---</p><p style="text-align: left;">Jumat pagi, 13 November 2020, gue dikagetkan dengan berita duka yang sama sekali nggak gue bayangkan sebelumnya. Dengan mata yang masih setengah merem, gue membaca puluhan chat masuk melalui whatsapp. Satu dua pesan masuk gue baca, gue masih nggak percaya. Gue telpon salah satu pemberi informasi di whatsapp tersebut, Depe. Dan benar, berita itu terkonfirmasi. Pak Pri meninggal dunia Jumat dini hari karena sakit.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Iau527L-FHCulFZq9WfRc1mZ1zj8cvKvqa0COoA6rY9obQHn_igvAiTNR3vu18OdLx8QlvOPJTdqW6vkyR6pTIvdEVV56fx13C3-GqWOOBxDxh3LPcrr3tqrYtmWJiMdTvSYo03Hy4m3/s1280/0543f34a-a7f7-4b42-9af7-917bf05b6fff.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Iau527L-FHCulFZq9WfRc1mZ1zj8cvKvqa0COoA6rY9obQHn_igvAiTNR3vu18OdLx8QlvOPJTdqW6vkyR6pTIvdEVV56fx13C3-GqWOOBxDxh3LPcrr3tqrYtmWJiMdTvSYo03Hy4m3/s320/0543f34a-a7f7-4b42-9af7-917bf05b6fff.jpeg" /></a></div><p style="text-align: left;">Gue masih nggak percaya.</p><p style="text-align: left;">Gue telpon teman-teman gue yang lain, satu per satu. Semuanya mengkonfirmasi berita duka itu; Pak Pri sudah pulang.</p><p style="text-align: left;">Mendadak, cerita-cerita Pak Pri berhamburan di kepala gue, memenuhi ingatan dan tanpa bisa dibendung lagi, air mata gue berjatuhan.</p><p style="text-align: left;">Rencana surprise ulang tahun Pak Pri yang selalu tertunda tiba-tiba menguap muncul dengan jelas di ingatan. Permintaan Pak Pri untuk membuat kalender foto mahasiswa bimbingan skripsi beliau yang bahkan kami lupakan.</p><p style="text-align: left;">Dosen paling baik itu telah pulang.</p><p style="text-align: left;">Dosen yang selalu menanyakan kabar mahasiswanya, dosen yang selalu support mahasiswanya, dosen yang mengerti cara membagikan ilmunya dengan baik, dosen yang terbuka dengan segala diskusi, dosen yang selalu ada untuk mahasiswanya, dosen yang paling ramah, dosen yang selalu memudahkan urusan mahasiswanya, dosen yang nggak pernah marah, dosen yang selalu kirim guyonan ala bapak-bapak di whatsapp, dosen yang nggak pernah absen kirim informasi lowongan kerja, dosen yang selalu bangga menceritakan cerita SMA-nya bersama Jokowi, dosen yang selalu baik dengan siapa pun, dia telah pulang.</p><p style="text-align: left;">Kini grup whatsapp <b>"Pak Pri & Anak-anak"</b> yang gue buat 2 tahun lalu sepi. Nggak ada lagi chat beliau. Gue menyesal, jarang merespon guyonan atau chat perhatian beliau di grup itu.</p><p style="text-align: left;">Gue kehilangan sosok bapak setelah ayah kandung gue, gue kehilangan pembaca setia blog gue, gue kehilangan satu-satunya orang yang selalu berkomentar di fan-page facebook gue.</p><p style="text-align: left;">Tanpa beliau, mungkin gue nggak bisa lulus tepat waktu.</p><p style="text-align: left;">Tanpa beliau, mungkin gue nggak bisa skripsian sambil nge-gojek tiap pagi dan sore.</p><p style="text-align: left;">Tanpa beliau, mungkin kuliah gue nggak seasik itu.</p><p style="text-align: left;">Dia-lah Pak Pri, dosen yang bajunya selalu dipenuhi bulu-bulu kucing, Priyatno Harsasto, dosen terbaik sedunia.</p>Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-89316077135688715192020-07-17T22:25:00.000+07:002020-07-17T22:25:36.506+07:00Sunset dan Gorengan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Hari itu Bapak pulang dari pasar lebih awal dari biasanya. Azan ashar selesai, Bapak sudah di rumah.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
"Bapak mau ajak kamu lihat matahari terbenam di atas bukit." Ucap Bapak ketika aku menanyakan soal kepulangannya ini. "Ayo! Mumpung lagi cantik. Mumpung ada waktu." Begitu bersemangatnya Bapak, hingga ia lupa berganti pakaian.</div>
<div>
<br />
Melihat matahari terbenam di atas bukit di pinggir pantai adalah hal paling menyenangkan dan terakhir aku melakukannya Agustus lalu.<br />
<br /></div>
<div>
Aku bersiap. Topi rimba motif tentara ku pakai dan tentu talinya ku kencangkan. Bapak sudah di depan rumah, duduk tersenyum di atas sepeda tuanya, siap mengayuh. Aku pun buru-buru duduk di belakang Bapak. "Let's go Pak!"</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Kenapa pakai topi itu? Kan banyak topi yang lain?" Bapak bertanya di perjalanan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Topi ini banyak kenangan bahagianya Pak. Aku suka."</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sepeda kami berdenyit melewati jalan aspal murahan dan berbatu. Sawah dan kebun tebu bergantian menghibur kami selama perjalanan, sedikit meringankan perih di pantat gara-gara jalanan kurang ajar.<br />
<br />
Setelah melewati belokan ke kanan terakhir, bukit yang kami tuju terlihat. Aku gagal menyembunyikan senyum bahagia yang terlalu lebar ini.<br />
<br />
Jalanan mulai menanjak. Artinya, tempat cantik itu kian dekat. Bapak tetap mengayuh, walaupun lebih pelan dari sebelumnya. Pelan-pelan, terlihat beberapa orang berjalan menuju bukit yang sedang aku dan Bapak tuju.<br />
<br />
Bapak memarkir sepedanya di samping warung yang hanya satu-satunya di bukit itu. Warung itu menjual kopi dan segala rupa gorengan hangat. Pemiliknya juga menyukai senja, seperti kami. Mungkin itu alasannya berjualan disini.<br />
<br />
"Kamu kesana dulu ya. Bapak mau beli kopi sambil nunggu gorengan." Bapak menunjuk sudut di atas bukit yang menurutnya adalah lokasi paling pas untuk memandangi matahari terbenam.<br />
<br />
Dengan perasaan bahagia luar biasa, aku duduk di tempat yang Bapak tunjuk tadi, sebuah batu yang seperti sudah ditata untuk diduduki manusia. Di sekitarku, banyak orang yang menunggu si cantik senja menampakkan dirinya. Mereka ada yang sendirian, berdua bersama kopi, dan berkelompok duduk mengelilingi sepiring gorengan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSWhZ4ElDRVxdbAznrc88F4ia-MSKeSHeo93wvaqc9MfPv8miUxjqZBSnvcHk0HY9jsP3d9m0WUvSyRtBnJ70jPNbvVvyCutk92rCqrOl40VUfQwJR00Zad6CJgFg6bk2dHd_w-OiPrtN_/s1600/bukit-paralayang-jogja.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="328" data-original-width="507" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSWhZ4ElDRVxdbAznrc88F4ia-MSKeSHeo93wvaqc9MfPv8miUxjqZBSnvcHk0HY9jsP3d9m0WUvSyRtBnJ70jPNbvVvyCutk92rCqrOl40VUfQwJR00Zad6CJgFg6bk2dHd_w-OiPrtN_/s400/bukit-paralayang-jogja.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: jogjakartour.com/</td></tr>
</tbody></table>
Aku duduk termenung sendirian di antara riuhnya orang-orang yang bercengkrama dengan orang-orang terdekatnya. Senja sedikit mengintip, cahayanya terlihat tak sabar ingin keluar.<br />
<br />
"Nih, cireng buat temen ngelamun, biar makin asik ngelamunnya." Bapak tiba-tiba muncul di sampingku, dengan membawa sepiring penuh gorengan berbagai rupa di tangan kiri, sedangkan tangan kanannya terlihat sibuk dengan dua cangkir kecil kopi hitam yang terlihat sedikit tumpah.<br />
<br />
"Nggak sabar Pak, kayaknya senja kali ini bakal cantik banget." kataku setelah meletakkan dua cangkir kopi di atas batu yang terlihat seperti meja di depan kami.<br />
<br />
Bapak duduk di batu yang kami jadikan kursi di sampingku lalu menyeruput kopi di cangkirnya sedikit. "Kenapa kamu suka sekali dengan senja?".<br />
<br />
"Ya, karena cantik, Pak." jawabku. "Indah sekali dipandang mata telanjang. Lagian, memang ada orang yang nggak suka senja, ya?"<br />
<br />
"Bapak suka. Tapi nggak segila kamu."<br />
<br />
"Kenapa?"<br />
<br />
"Senja itu jahat Dik." Bapak mencomot singkong goreng dari piring. "Dia cantik tapi egois. Suka-suka sendiri mau datang kapan. Kadang datang tapi dengan mood jelek. Kadang malah nggak datang sama sekali, padahal sudah ditunggu lama."<br />
<br />
Dahiku mengernyit.<br />
<br />
"Jangan terlalu gila menyukai sesuatu atau kamu akan sering kecewa." Bapak melanjutkan. "Apa yang kita kejar, belum tentu menghargai kita."<br />
<br />
"Iya Pak."<br />
<br />
Kemudian suasana bapak-anak ini menjadi khidmat. Hanya terdengar mulut yang sama-sama mengunyah gorengan pilihan yang diselingi bunyi "sluurp" dari bibir cangkir kopi.<br />
<br />
Sore itu senja sedang baik padaku dan Bapak. Dia memperlihatkan cantiknya. Setidaknya menghargai pantat kami yang ternaniaya jalanan kurang ajar saat menuju ke bukit ini.<br />
<br />
Terimakasih ya.<br />
<br />
---<br />
<br />
Anjayy up juga nih tulisan setelah hampir setahun mendekam di 'draf'. Sore ini akhirnya selesai dan posted.<br />
<br />
Btw, sunset-nya Jogja kenapa sering memikat ya?</div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-7429012202816667982020-06-24T14:52:00.000+07:002020-06-24T14:59:23.593+07:00Rapid Test Sebelum Kembali Bekerja<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Pandemi covid-19 bener-bener jadi mimpi buruk untuk sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Semua orang merasakan imbasnya, termasuk gue. Gue harus terpaksa mencoret list-list destinasi wisata yang ingin gue kunjungi tahun ini karena keadaan memaksa untuk stay at home.<br />
<br />
Jangankan untuk jalan-jalan, untuk kerja balik ke tempat perantauan aja susah. Yang ada di kepala gue sekarang adalah; <i><b>"stay at home atau mati?"</b></i>.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib6Wm71CZcGBRLaEnNt0pD8jQEDLFGIDv6U_XvUT5og8-n7F2f-R1z97ATyt1Df5p7JeAc5pZ1MPXzonVRJE5zrNgph5EEzY9QliYIrNJzvP7XmTvK1R4bRyHtiLFyAlLSH0lbpSkvex0W/s1600/2020_03_19_90064_1584627908._large.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="907" data-original-width="1360" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib6Wm71CZcGBRLaEnNt0pD8jQEDLFGIDv6U_XvUT5og8-n7F2f-R1z97ATyt1Df5p7JeAc5pZ1MPXzonVRJE5zrNgph5EEzY9QliYIrNJzvP7XmTvK1R4bRyHtiLFyAlLSH0lbpSkvex0W/s400/2020_03_19_90064_1584627908._large.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: The Jakarta Post</td></tr>
</tbody></table>
Tepat 3 bulan lalu gue meninggalkan <a href="https://www.farihikmaliyani.com/2019/06/pagi-itu-kamu-cantik-dan-aku-suka.html" target="_blank">Jakarta</a> karena keadaan yang mengkhawatirkan. Orang tua gue hampir nelpon tiap hari ketika gue WFH di kos Jakarta Barat karena kantor ditutup. Mereka khawatir anaknya terkena virus padahal di kos gue hanya anteng di kamar, paling banter ke warteg. Untuk menghindari kecemasan berlebih orang tua, akhirnya gue pulang kampung sampai sekarang.<br />
<br />
Hal yang gue lakukan ini juga dilakukan oleh temen-temen gue yang merantau. Mereka pulang kampung ketika keadaan masih belum separah saat PSBB dan kendaraan masih boleh keluar masuk dengan leluasa. Mereka memanfaatkan WFH untuk pulang ke kampung halaman dan stay safe bersama keluarga di rumah.<br />
<br />
Setelah tiga bulan menjalani hari-hari dengan <i>anteng di rumah atau mati, </i>pemerintah mulai melonggarkan PSBB di berbagai wilayah dan mulai mengkampanyekan 'new normal'. Katanya, new normal adalah hidup normal baru berdampingan dengan virus corona karena virus corona ini mustahil untuk hilang 100%. <i>Fuck, berdampingan tu sama pasangan, bukan sama virus!</i> Beberapa perusahaan pun mulai kembali membuka bisnisnya dan karyawan-karyawan yang tadinya WFH, harus kembali bekerja di kantor seperti biasa.<br />
<br />
Nah, tapi sebelum masuk kantor, perusahaan-perusahaan ini sebagian besar mewajibkan karyawannya untuk menjalani rapid test covid-19 dan karantina mandiri selama 14 hari. Tujuannya biar ketika mereka masuk kantor, ada bukti yang menunjukan kalau mereka bebas dari virus corona dan aman. Gitu.<br />
<br />
Beberapa perusahaan memfasilitasi karyawan mereka dengan rapid test gratis dan hotel untuk karantina di dekat kantornya, seperti yang temen gue rasain. Sebelum masuk kantor, dia harus rapid test dan anteng di hotel yang disediain perusahaan karena selama berbulan-bulan ini dia pulang ke Jawa dan kembali kerja di Kalimantan.<br />
<br />
Nah, tapi nggak semua perusahaan se'baik' itu untuk memfasilitasi karyawan mereka melakukan rapid test apalagi sampai hotel untuk karantina, padahal mewajibkan rapid test. Yang kayak gini, bikin karyawan mau nggak mau melakukan rapid test sendiri dengan dana pribadi mereka.<br />
<br />
Jujur, kalau gue yang harus rapid test covid-19 sekarang, gue bingung harus kemana dan nggak tau bakal bayar berapa. Selama pandemi covid-19 ini gue menjauhi dokter dan rumah sakit. Takut ketularan aja gitu cuy, apalagi pakaian mereka APD gitu gue liatnya kayak astronot. :( mau ganti karet behel berasa ke luar angkasa.<br />
<br />
Untungnya, di era modern seperti sekarang, kita dimudahkan dalam berbagai hal termasuk kesehatan. Semuanya bisa online. Cek kesehatan pun lebih mudah karena bisa online, termasuk rapid test covid-19. Yup, buat kita yang bingung tapi butuh rapid test, kita bisa memesan rapid test lewat aplikasi <b style="color: #cc0000;">halodoc </b>dan memilih fasilitasnya apa aja dengan harga berapa. Jadi bisa nyesuaiin kantong masing-masing.<br />
<br />
<a href="https://www.halodoc.com/" target="_blank">Halodoc</a> adalah aplikasi yang lahir di tahun 2016 dan fokus untuk memberikan solusi lengkap dan terpercaya dalam memfasilitasi kesehatan masyarakat secara luas. Beli obat dan vitamin, konsultasi dokter, sampai cari rumah sakit untuk kontrol bisa semua lewat aplikasi smartphone ini. Urusan kesehatan jadi gampang, ada di genggaman.<br />
<br />
Di tengah pandemi ini, Halodoc memfasilitasi masyarakat untuk menjalani <a href="https://www.halodoc.com/cari-dokter/spesialis/rapid-test" target="_blank">rapid test</a> di berbagai daerah. Lokasi dan biaya rapid test beragam. Ada rapid test dengan metode drive thru, ada yang lengkap dengan konsultasi dokter, dan lain-lain. Cakep.<br />
<br />
Jadi buat kalian yang harus rapid test untuk kembali bekerja atau sekedar memastikan bebas dari virus corona, udah nggak bingung lagi kan harus ngapain dulu?<br />
<br />
Sehat selalu ya gais. Stay safe and tetep stay at home aja kalo kalian nggak butuh-butuh banget buat ke luar rumah. Jalan-jalan, pending tahun depan! xD</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-83310822065260537942020-05-31T23:57:00.002+07:002020-06-01T06:52:56.168+07:00Jerapah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Gue suka jerapah, karena jerapah adalah hewan paling tinggi. No debat. Lupakan dinosaurus. Jerapah adalah hewan paling tinggi, lucu, dan gue pengen punya satu di rumah.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGZsa3MSaYInXdiZs_D2r2CYfPXhyphenhyphenMaAUj0WtcasJUhCkIF_D0iiWAp3yapVgyNW_tSbN3KbSJ3lu8cEZpKSIcUMtrwrb0oUIsOSv-YogQnPVk0M37p3DMUhSvObpYrEs5Z6EmM2AyCGlm/s1600/GettyImages-872346454-5c37b2dec9e77c000132a628.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGZsa3MSaYInXdiZs_D2r2CYfPXhyphenhyphenMaAUj0WtcasJUhCkIF_D0iiWAp3yapVgyNW_tSbN3KbSJ3lu8cEZpKSIcUMtrwrb0oUIsOSv-YogQnPVk0M37p3DMUhSvObpYrEs5Z6EmM2AyCGlm/s320/GettyImages-872346454-5c37b2dec9e77c000132a628.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://peoplemagazine.com.pk/">http://peoplemagazine.com.pk/</a></td></tr>
</tbody></table>
Ketika beberapa waktu lalu ditanya seorang, <i>"hewan favorit lo apa Rih?"</i>, gue bingung jawabnya. Menurut gue, semua hewan lucu ketika berwujud emoji. Tapi kenyataannya enggak. Gue gak suka hewan. Di mata gue mereka jorok dan bau. Tapi untuk karakter, sekarang ini gue suka jerapah.<br />
<br />
Kenapa jerapah?<br />
Kenapa tidak babi hutan saja?<br />
<br />
Gini, menurut gue;<br />
<br />
Jerapah hewan yang tinggi. Jerapah bisa liat hal yang hewan lain nggak bisa. Burung? Lupain dulu. Burung nggak bisa berjalan bersama hewan-hewan lain.<br />
<br />
Bayangkan ketika segerombolan hewan jalan bareng. Beruang, monyet, kelinci, jerapah, dan sejenisnya, jerapah bisa liat hewan lain dari prespektif yang berbeda. Dengan tubuhnya yang tinggi, jerapah bisa liat hewan apa aja yang lagi sedih, mukanya murung, hewan mana aja yang lagi happy. Dengan cepat dia bisa menghibur hewan sedih itu, tanpa menanyakan lagi, <i>"kamu kenapa?"</i><br />
<br />
Dengan begitu, jerapah bisa banyak memahami hewan lain tanpa banyak pertanyaan.<br />
<br />
Ketika jalan bersama hewan lain dan jerapah lagi sedih, dia bisa menyembunyikan kesedihannya dari hewan lain. Nggak bakal ada yang bisa liat muka sedih si jerapah dari bawah. Jerapah nggak bikin khawatir hewan lainnya dan mengganggu perjalanan mereka.<br />
<br />
<i>I am fine guys</i>, kata jerapah.<br />
<br />
Jerapah bisa liat jauh ke depan, lebih jauh dari apa yang hewan-hewan lain bisa liat. Jerapah bakal jadi yang pertama tau kalo di depan mereka ada sungai untuk minum. Jerapah juga yang bakal pertama kali liat jebakan yang lagi dipasang pemburu di depan jalan rombongan para hewan. Jerapah bisa ngasih tau hewan lain dan voila! Hewan-hewan itu bisa selamat.<br />
<br />
Jerapah memang baik.<br />
<br />
Gue penggemar warna kuning atau kecoklatan. Jerapah adalah hewan yang pas dengan warna itu. Di berbagai gambar, jerapah akan digambarkan sebegitu lucunya dengan warna khas kuning dengan totol-totol orens di badannya, atau lebih gelap. Gue makin suka jerapah.<br />
<br />
Ya gitu..., alasan gue suka jerapah.<br />
<br />
Hewan yang kalian suka apa?</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-57550260871121652942020-04-15T23:29:00.000+07:002020-04-15T23:42:06.923+07:00Cara Murah Terbang dari Semarang ke Bangkok<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Selama 20 tahun hidup, gue nggak pernah naik pesawat terbang. Mobilisasi gue yang hanya di sekitar Jawa Tengah membuat gue hanya bepergian menggunakan kereta api atau motor. Ya kali Tegal-Semarang naik pesawat. Mendarat di Lawang Sewu atau Klenteng Sam Poo Kong, tuh?<br />
<br />
Sampai di tahun 2017, gue akhirnya ngerasain naik pesawat untuk kali pertama dalam hidup. Naik pesawat pertama kali, sendirian, dan langsung ke luar negeri. Gue gugup parah waktu itu.<br />
<br />
Tahun 2017 itu gue ada acara delegasi ke Thailand. Dari Semarang gue sendirian. Karena dana terbatas, gue mencari cara semurah mungkin. Bagian yang bisa dipress dananya, ya dipress. Salah satunya adalah transportasi.<br />
<br />
Setelah mencari-cari, akhirnya gue menemukan cara paling murah untuk berangkat ke Thailand yaitu melewati Malaysia. Jadi rutenya adalah: Semarang-Kuala Lumpur. Lanjut Kuala Lumpur-Bangkok.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnEmUnVZbfeY_FWTHWWCycgkR3cdORuJIKOzwTGHjWm3DfEwFSdIRfcUaHn53pacc4hLS552qmlEFr5SoTBuWjMU8spOHB5JqCmHwz1jDi7FKAo0Lj9vCAltU3tLFPNFATAtQjbYCIEMz_/s1600/14F4C8D0-F57C-4F22-BE50-173109F091CE.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="809" data-original-width="1080" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnEmUnVZbfeY_FWTHWWCycgkR3cdORuJIKOzwTGHjWm3DfEwFSdIRfcUaHn53pacc4hLS552qmlEFr5SoTBuWjMU8spOHB5JqCmHwz1jDi7FKAo0Lj9vCAltU3tLFPNFATAtQjbYCIEMz_/s1600/14F4C8D0-F57C-4F22-BE50-173109F091CE.jpeg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">instagram: farihikmaliyani</td></tr>
</tbody></table>
Gue berangkat dari Semarang memilih tujuan Kuala Lumpur dengan pesawat Air Asia. Bukan pesawat transit, tapi bener-bener pesawat dengan tujuan akhir Malaysia.<br />
<br />
Sampai di Malaysia, gue langsung menuju ke terminal keberangkan selanjutnya yang nggak berhubungan dengan pesawat yang pertama gue naikin. Triknya adalah dengan membeli tiket pesawat yang jamnya berdekatan. Jadi ketika sampai di Malaysia, gue hanya menunggu 2 jam sebelum pesawat gue selanjutnya Kuala Lumpur-Bangkok terbang. Mepet sih waktunya dan kalian nggak bakal bisa belanja-belanja uwu di bandara Kuala Lumpur dulu. Harus gerak cepat.<br />
<br />
Total biaya perjalanan gue dari Semarang ke Bangkok adalah :<br />
<br />
<b>Semarang-Kuala Lumpur = Rp500.000,00</b><br />
<b>Kuala Lumpur-Bangkok = Rp400.000,00</b><br />
<br />
Itu lebih murah daripada gue membeli tiket pesawat dari Semarang langsung ke Bangkok. Ada lagi sebenernya cara yang murah, yaitu dengan terbang dari Jakarta langsung ke Bangkok. Cara itu gue pakai di perjalanan ke Thailand gue berikutnya di tahun 2018. Tapi untuk orang-orang yang perginya terlalu mendadak dan nggak mau repot gonta-ganti transportasi menuju Jakarta, cara yang gue gunakan di atas lebih menguntungkan.<br />
<br />
Ini adalah video dokumentasi gue selama perjalanan berangkat dan kegiatan di Thailand. Cuma 7 menit, gue bawa kalian ke Bandara Kuala Lumpur, naik grabcar Thailand, jalan-jalan ke Floating Market Damnoen Saduak, dan lain-lain! Tonton ya! Jangan lupa <span style="background-color: yellow;">subscribe</span><span style="background-color: white;"> dan dukung gue mengembangkan channel youtube yaa~ \=D/</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/WfdFG0fFy3g/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/WfdFG0fFy3g?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Subscribe channel youtube gue -----> <a href="https://www.youtube.com/user/farihikmaliyani/featured?view_as=subscriber" target="_blank"><b>Farih Ikmaliyani</b></a></div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-90655227052473857342020-03-31T23:57:00.000+07:002020-04-02T23:01:42.340+07:00Pengalaman Pertama Turun ke Jalan: Women's March Jakarta 2020 & Gambar-gambarnya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Hampir di semua kampus, FISIP pasti terkenal sebagai sarang mahasiswa yang aktif bersuara dan melakukan aksi. Nggak jarang, ketika ada satu demo, orang-orang akan berkomentar, "anak FISIP tuh pasti yang bakar ban". Atau ketika lagi kenalan dan bilang kita jurusan FISIP, orang akan bertanya "terkahir ikut demo dimana?". Ya, umumnya anak FISIP akrab dengan aksi atau pun orasi. Tapi nggak buat gue. Selama kuliah di FISIP dulu, gue nggak pernah ikut aksi apa pun. Paling mentok ikut lomba 17-an antar jurusan.<br />
<br />
Setelah lulus dan sadar gue nggak punya pengalaman demo sama sekali, gue menyesal. Ketika udah nggak berstatus 'mahasiswa', peluang ikut demo sangat kecil. Nama kita udah nggak ada di dalam list peserta demo kampus. Kalau pun nekat tetep ikut, kita bakal ngerasa gak pantes pakai jas almamater buat turun ke jalan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyFl7zD3FeLncWPMKBGBRhWSKYPacnC-qYT5zYgRfXiq3HW6IVFnEb78kE0YU2QGvpW9x5jx2PGmyE21c8Q_zZNfb-txH7HJzvIFQSqcvLwW8cXeVHSLLIpTswfSUxlwLHEWBsLaHrZOar/s1600/4B1B3C35-6C63-4746-945E-4326A99FF63C.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyFl7zD3FeLncWPMKBGBRhWSKYPacnC-qYT5zYgRfXiq3HW6IVFnEb78kE0YU2QGvpW9x5jx2PGmyE21c8Q_zZNfb-txH7HJzvIFQSqcvLwW8cXeVHSLLIpTswfSUxlwLHEWBsLaHrZOar/s640/4B1B3C35-6C63-4746-945E-4326A99FF63C.jpeg" width="640" /></a></div>
<br />
Tidak ingin terpuruk dalam penyesalan, gue bertekad untuk ikut aksi turun ke jalan meskipun udah lulus. Dan, kesempatan itu akhirnya gue dapat bulan Maret lalu. Gue ikut marching International Women's Day Indonesia Jakarta dan menangkap beberapa momen disana.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5HguQGUbBE6dmp4MQYxU8-Fc0K2MqwvYfFWs92OszynjAq8vTfeiW8LvBD9ZfHAYKNGF7DZt7v-IyLJ1WO7lHTWNolblzy_4O-ANkQt7HKTObk7w8UaNWxy6iB8vuF05Sqtz-Zfl1lFvr/s1600/E9A50D5D-0E67-4673-ABFF-37B2FEA3BC28.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5HguQGUbBE6dmp4MQYxU8-Fc0K2MqwvYfFWs92OszynjAq8vTfeiW8LvBD9ZfHAYKNGF7DZt7v-IyLJ1WO7lHTWNolblzy_4O-ANkQt7HKTObk7w8UaNWxy6iB8vuF05Sqtz-Zfl1lFvr/s320/E9A50D5D-0E67-4673-ABFF-37B2FEA3BC28.jpeg" width="256" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu2_hJZQi-SvfdZnwlAA28N3K_6IEiZOK7sgqOevUbotGlMHVPyjrkJOai7Vi1qR31taQygk9Ahk1wvN7mhgQut7Rm-2UfYaKqfRwaSiV3wtEhelzAiBfyc-waQA3UkjzdF63zye6Ko9yD/s1600/4D5F1AD1-6DFE-4D6A-8383-0D1AC0FCA5E8.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu2_hJZQi-SvfdZnwlAA28N3K_6IEiZOK7sgqOevUbotGlMHVPyjrkJOai7Vi1qR31taQygk9Ahk1wvN7mhgQut7Rm-2UfYaKqfRwaSiV3wtEhelzAiBfyc-waQA3UkjzdF63zye6Ko9yD/s320/4D5F1AD1-6DFE-4D6A-8383-0D1AC0FCA5E8.jpeg" width="256" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoB4fb350J9TlT9FfNYC66oDayUWtNl_6gNFKK1240W_55d1KTZX1WkD2Xw2CoAr4TBnttPWNjecCAgDG19MPDGEUqY1evIr5CX8GRMi_mjWscRr9fuT64ZfZhuAuwT7mjIs4kTjrNBFGQ/s1600/0215D716-E962-4CA9-8230-253DC64FD4F7.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoB4fb350J9TlT9FfNYC66oDayUWtNl_6gNFKK1240W_55d1KTZX1WkD2Xw2CoAr4TBnttPWNjecCAgDG19MPDGEUqY1evIr5CX8GRMi_mjWscRr9fuT64ZfZhuAuwT7mjIs4kTjrNBFGQ/s1600/0215D716-E962-4CA9-8230-253DC64FD4F7.jpeg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrnu2yGNPanojSozi5dqzrSma93hgyL2Fxh6N5nFgebkBBuUfoAD0tLdyWAYc3BsnshRveHqb3HZLuHLW06nRMD153JBJyokNjM55h6URw2FUoAS3cobV91Bf46VLrN87Cs97jDGq8LPIi/s1600/F3730BE0-33C5-406C-ACFA-003BD28FA50D.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS9SxML_A_K9J7XQGUVXijwplCqGrs6XdqteZld54IhjxBaPN62fA1CtOQ1WGAHt5eFQMRSsjSINLe8z3L5ULit00uFY4kbR7_eEMKs2m5qfY75ozM8lLruMfXZiagZ5QyzASrN7QhzXsu/s1600/8EB06EE1-45D0-428F-8DE4-7E9311AA0946.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; display: inline !important; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS9SxML_A_K9J7XQGUVXijwplCqGrs6XdqteZld54IhjxBaPN62fA1CtOQ1WGAHt5eFQMRSsjSINLe8z3L5ULit00uFY4kbR7_eEMKs2m5qfY75ozM8lLruMfXZiagZ5QyzASrN7QhzXsu/s320/8EB06EE1-45D0-428F-8DE4-7E9311AA0946.jpeg" width="256" /></a><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrnu2yGNPanojSozi5dqzrSma93hgyL2Fxh6N5nFgebkBBuUfoAD0tLdyWAYc3BsnshRveHqb3HZLuHLW06nRMD153JBJyokNjM55h6URw2FUoAS3cobV91Bf46VLrN87Cs97jDGq8LPIi/s320/F3730BE0-33C5-406C-ACFA-003BD28FA50D.jpeg" width="256" /></div>
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRagVxq_0c7eCRLAhtTvxiPhYzFL46RueAc5lvraWKpRk8jpchfSodwi0rI9yBzfsWrx8qTYDS4P1WlpuE1WVBjcNxrSS5-MaATGmEKKQ7B5Hsjx6188DPWRFvHKJS0X2ET42AT6fPjvS1/s1600/9E874657-C2BF-4EA8-9AAE-BD36A7023383.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRagVxq_0c7eCRLAhtTvxiPhYzFL46RueAc5lvraWKpRk8jpchfSodwi0rI9yBzfsWrx8qTYDS4P1WlpuE1WVBjcNxrSS5-MaATGmEKKQ7B5Hsjx6188DPWRFvHKJS0X2ET42AT6fPjvS1/s320/9E874657-C2BF-4EA8-9AAE-BD36A7023383.jpeg" width="256" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd5pyji1lzgnvSbG4PMP3C846VphVBciZO-1BNDXEJR3p74v8MU03TjnvWOtChdc0eaK6vV9lrAZHvtCQ7n-xPgppj-XVM2Mpf_WfZbArFtgfGUjh7Fv7zx48oXO5qIqeTu-0GNwBau-lE/s1600/169D8174-1928-4C0B-A267-91D7173F0797.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd5pyji1lzgnvSbG4PMP3C846VphVBciZO-1BNDXEJR3p74v8MU03TjnvWOtChdc0eaK6vV9lrAZHvtCQ7n-xPgppj-XVM2Mpf_WfZbArFtgfGUjh7Fv7zx48oXO5qIqeTu-0GNwBau-lE/s320/169D8174-1928-4C0B-A267-91D7173F0797.jpeg" width="256" /></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3w9e4X46Cx0oKqLBdAk1SDuB-fEX3Tyv4hAgPpIBmaVgPFs2ovF_NsSXBj-_P0_ZGn7JR5WkmGcBfrrErwH23YWOY5F9D_5V5h_4Ai9txlqxk5gD4uJzDBe2_F5uaoL-k2mil_e1QzpFc/s1600/EFF3C5D9-FCCF-4D23-92E0-93832D082065.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3w9e4X46Cx0oKqLBdAk1SDuB-fEX3Tyv4hAgPpIBmaVgPFs2ovF_NsSXBj-_P0_ZGn7JR5WkmGcBfrrErwH23YWOY5F9D_5V5h_4Ai9txlqxk5gD4uJzDBe2_F5uaoL-k2mil_e1QzpFc/s320/EFF3C5D9-FCCF-4D23-92E0-93832D082065.jpeg" width="256" /></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi16kuk4dM7IB-PKzzWq0VXHDoom8H8nFaQ4htKI5fGUYp6fUMKe28jOnmO2C8bGNhzzRG8spVSSLXmeJ0RhdqBuhTmuMFUWiBRZv0Ip-awKbQ_BzMKr_tEW1W0h2B3UudOkj_sAMh85dj5/s1600/FE482393-42E7-4EA0-99D8-BA325A4BACEA.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; display: inline !important; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi16kuk4dM7IB-PKzzWq0VXHDoom8H8nFaQ4htKI5fGUYp6fUMKe28jOnmO2C8bGNhzzRG8spVSSLXmeJ0RhdqBuhTmuMFUWiBRZv0Ip-awKbQ_BzMKr_tEW1W0h2B3UudOkj_sAMh85dj5/s320/FE482393-42E7-4EA0-99D8-BA325A4BACEA.jpeg" width="256" /></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI1KHDAa11PGTAm43UqYNZgLgscVjI3SwDI9KgWQ-IH2P2nBySFHQtiQ9ivqvz5S8Jkr5A2gO44flR6x91qOwW7KxhsP7WkOCSv9lXAy7M7JPFdBeWTEB26eGvI4_EmQno7L-juhK4to8-/s1600/3080F6F2-7F8A-4C9F-A6A8-0687EF1F60F6.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI1KHDAa11PGTAm43UqYNZgLgscVjI3SwDI9KgWQ-IH2P2nBySFHQtiQ9ivqvz5S8Jkr5A2gO44flR6x91qOwW7KxhsP7WkOCSv9lXAy7M7JPFdBeWTEB26eGvI4_EmQno7L-juhK4to8-/s320/3080F6F2-7F8A-4C9F-A6A8-0687EF1F60F6.jpeg" width="177" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbR0qtW9muD0ABxt4L9WLvB7b1R7oMiIKZu-OEcXSwQqFG7GpaqD7k9_2xUR8YpMyrcPguvDaRAzgsvA7jK-3JLtFUo-mqC4AGl4tvosYfK4zSv20_L4y-Zll5Vy83DlApq1650Kp7k8Dp/s1600/99926C8C-8461-425F-AC0D-EC7BCF5E2280.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbR0qtW9muD0ABxt4L9WLvB7b1R7oMiIKZu-OEcXSwQqFG7GpaqD7k9_2xUR8YpMyrcPguvDaRAzgsvA7jK-3JLtFUo-mqC4AGl4tvosYfK4zSv20_L4y-Zll5Vy83DlApq1650Kp7k8Dp/s320/99926C8C-8461-425F-AC0D-EC7BCF5E2280.jpeg" width="256" /></a></div>
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ82YLitofVYHK7UXOYs_LADOqSb5YvHEJM4xAGWw2ve5WmAfurt6n1O3uxOXJZMUEfb2-hHO8oOcQGNAJKQgPQh5IfD-CvpBIo47YhOHl28KfdMJWyovx9IT_hLtu1R1y-ui8MfII07UV/s1600/91C7A5DF-6706-4C78-A81E-0DF647AB3805.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1067" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ82YLitofVYHK7UXOYs_LADOqSb5YvHEJM4xAGWw2ve5WmAfurt6n1O3uxOXJZMUEfb2-hHO8oOcQGNAJKQgPQh5IfD-CvpBIo47YhOHl28KfdMJWyovx9IT_hLtu1R1y-ui8MfII07UV/s1600/91C7A5DF-6706-4C78-A81E-0DF647AB3805.jpeg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Serius ngelukis di tengah marching. Keren.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZOTE7lcyFRHh3uf7vzLMrS7w-e-SAvzVEkLYrrcEg_e_q7gGP0efm6-8cLwY0o3Ud9ufxPyTZWxfgnt8FrZvGrFs4AiWdMmHkVRyhJMPAoJ5287ew5Sk7ysrKXfPdRrF9fAkkV2lQSGW8/s1600/897C7FD2-DBFD-48F5-B37E-2FB835BCC82A.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZOTE7lcyFRHh3uf7vzLMrS7w-e-SAvzVEkLYrrcEg_e_q7gGP0efm6-8cLwY0o3Ud9ufxPyTZWxfgnt8FrZvGrFs4AiWdMmHkVRyhJMPAoJ5287ew5Sk7ysrKXfPdRrF9fAkkV2lQSGW8/s1600/897C7FD2-DBFD-48F5-B37E-2FB835BCC82A.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ7C59V4vJRO2M3vzukCx4WvyWmxLNy3ip9tX90NpmfKI3jYeuMkCDsr4LGd_kvQqQ7w_e4vPI1mkJN1Q9niI9kw7v7-dgLmvOQrDNn7OmSkyrx9sZgd3NqGwgmB9QFsqSbIbA5h9oKgDz/s1600/B1C9FDD5-11EB-420D-AB17-95A360AE15E1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ7C59V4vJRO2M3vzukCx4WvyWmxLNy3ip9tX90NpmfKI3jYeuMkCDsr4LGd_kvQqQ7w_e4vPI1mkJN1Q9niI9kw7v7-dgLmvOQrDNn7OmSkyrx9sZgd3NqGwgmB9QFsqSbIbA5h9oKgDz/s1600/B1C9FDD5-11EB-420D-AB17-95A360AE15E1.jpeg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTfjUawl8SpCwuHHLQvrIvxv-FPMKvyMCNB3GKTxFZcM-qhnhjyNgzJCzqGV7_dmbV4t_D2cnA_EvFdygBNnhZxpddRG4gInNmNf-WcVg_5eVDE0bNXsCr7IdBuXQWw7Wutt4PC3YL1MV6/s1600/3CC4B0C2-A580-4A53-8FA5-210F4094EA56.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTfjUawl8SpCwuHHLQvrIvxv-FPMKvyMCNB3GKTxFZcM-qhnhjyNgzJCzqGV7_dmbV4t_D2cnA_EvFdygBNnhZxpddRG4gInNmNf-WcVg_5eVDE0bNXsCr7IdBuXQWw7Wutt4PC3YL1MV6/s1600/3CC4B0C2-A580-4A53-8FA5-210F4094EA56.jpeg" /></a></div>
Gue seneng akhirnya gue bisa ngerasain 'turun ke jalan' meski tanpa jas almamater. Ditambah, gue bisa menyalurkan hobi untuk motret di marching tersebut.<br />
<br />
Semua gambar di atas adalah hasil foto gue yang gue ambil pakai canon 70D dan iphone 6s. Feel free, kalian boleh save atau pun share foto-foto di atas kalau suka. Gue bakal seneng kalau kalian menuliskan nama gue <b><i>-farih ikmaliyani-</i></b> ketika ngeshare.<br />
<br />
<i>Location: Sarinah - Monas, Jakarta Pusat</i><br />
<i>Time: March 8th, 2020</i><br />
<br />
Thanks Women's March Jakarta!</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-72201147314489357372020-02-24T18:09:00.000+07:002020-02-24T18:11:54.906+07:00Percakapan Kecil di Depan Stasiun Pasar Senen Jakarta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
Di setiap tempat yang gue sambangi, gue selalu berusaha mengenal orang-orang yang ada disana lewat obrolan singkat atau sekedar bertukar sapa. Menurut gue, itu bikin tempat tersebut terasa lebih hidup dan gue ingat terus nantinya. Kayak contohnya tempat yang gue lewati minggu lalu, Stasiun Pasarsenen, Jakarta.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam itu gue dan dua orang teman tiba di Stasiun Pasar Senen 2 jam lebih awal dari jadwal keberangkatan kereta ke Pekalongan, pukul 23.25 WIB. Dua teman gue ini sekedar mengantar dan membawakan tas-tas yang mirip koper haji. Hawa panas Jakarta malam itu, ditambah tas besar yang kami tenteng, sukses bikin haus luar biasa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Jangan beli minum di staisun, mahal. Beli di depan aja yuk, murah-murah cuy." kata teman gue, Baren, ketika gue mengajaknya beli minum. Bukan rahasia lagi memang, makanan dan minuman di area stasiun harganya nggak tau diri, nggak kompak sama es teh-es teh yang lain. Es teh lain harganya 3 ribu, di stasiun jadi 10 ribu. Jiwa miskin gue jelas nggak terima lah!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah berjalan sebentar, sampailah kami di depan stasiun yang berisi deretan pedagang kaki lima yang kakinya cuma dua. Gue nggak nemu pedagang yang kakinya lima, <i>sih.</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Mbak, es teh tarik satu ya." gue meletakkan tas besar di atas bangku kayu salah satu lapak pedagang minuman dan rokok yang dijaga oleh seorang perempuan bermasker. Dari gaya berpakaiannya, gue tau mbak itu seumuran sama gue. Tanpa sepatah kata pun yang keluar, Mbak itu segera membuatkan minuman instan yang gue pesan di gelas plastik.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Gue juga mau dong Mbak, es teh tarik ya!" ucap Baren. Si Mbak langsung membuatkan minuman dan memberikannya ke Baren. Setelah itu, dia kembali duduk di belakang meja dagangan dan sibuk dengan HP-nya. Nggak ada satu pun kata yang keluar dari mulutnya.<br />
<br />
Penasaran, gue coba buka percakapan ke si Mbak.<br />
<br />
Gue: mbak, harga minum di dalem stasiun mahal-mahal ya Mbak?<br />
Si Mbak: Iya.<br />
Gue: udah lama dagang disini Mbak?<br />
Si Mbak: Iya.<br />
Gue: gue cantik banget ya Mbak?<br />
Si Mbak: Iya.<br />
<br />
Jutek banget Mbaknya, mau nangis. :(<br />
<br />
Ada masalah apa sih Mbak?<br />
<br />
Menghindari darah tinggi akibat kesel sama Mbak jutek ini, gue beralih ngobrol dan bercanda dengan Baren dan Delsa, dua teman gue yang berbaik hati membawakan tas. Selama kami ngobrol, Si Mbak beberapa kali curi pandang ke arah kami bertiga, seperti memperhatikan percakapan kami.<br />
<br />
"Kesel banget gue tadi bapak-bapak ojol cat-calling ke gue!" Delsa teman gue sedang berkeluh soal seorang supir ojol yang godain dia sewaktu dia berjalan di depan stasiun.<br />
<br />
Tiba-tiba Si Mbak nyaut, "suka gitu emang Mbak supir ojek kalo sama orang baru.".<br />
<br />
"Mbaknya kerja disini sampe malem sering digodain juga dong?" tanya Delsa.<br />
<br />
"Kalo sama orang sini mah enggak Mbak, udah kenal soalnya." Si Mbak yang tadinya jutek pun berubah menjadi ramah dan baik hati. "Aku aja sama abang-abang ojek udah biasa ngobrol. Kita, pedagang gini, suka dibantuin abang-abang ojol kalo ada penertiban. Kadang juga informasi mau ada sweeping dari temen-temen disini. Jadi kita kenal. Mereka baik kok Mbak sebenernya. Kadang iseng aja itu sama orang baru."<br />
<br />
Suasana pun menjadi cair. Si Mbak masih dengan maskernya, berubah posisi duduk. Yang awalnya menghadap ke depan, ke meja dagangan, jadi menyamping, ke arah kami bertiga.<br />
<br />
"Jualan kayak gini untungnya lumayan ya Mbak? Apalagi di stasiun." Tanya gue makin sok akrab.<br />
<br />
"Iya Mbak, lumayan banget!" jawab Si Mbak antusias. "Apalagi waktu lebaran kemarin, yang lain libur, orang tuaku doang di trotoar ini yang jualan. Bisa dapet 10 juta sehari."<br />
<br />
"Wih, gila. Gaji PNS lewat tuh Mbak..."<br />
<br />
Percakapan pun berlanjut. Tanpa terasa, kita berempat menjadi seperti teman dekat yang lama nggak ketemu.<br />
<br />
Waktu berlalu. Nggak kerasa, jam menunjukkan pukul 23.00. Gue pamit ke Si Mbak kemudian meminta Baren dan Delsa menemani gue kembali ke dalam stasiun.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwhR97ronakA_0ibmHz6h9UqHMs1wPBsqQGLC1cJA8yI0KSySUOQmkogppcXvk43K-10odARf0WUhMrPXVxmLKYRxdImeihVkofiRzifEHON0XDt7mY7YXwX0UGjtryzNouRhnPQCwjRnK/s1600/WhatsApp+Image+2020-02-24+at+15.14.18.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwhR97ronakA_0ibmHz6h9UqHMs1wPBsqQGLC1cJA8yI0KSySUOQmkogppcXvk43K-10odARf0WUhMrPXVxmLKYRxdImeihVkofiRzifEHON0XDt7mY7YXwX0UGjtryzNouRhnPQCwjRnK/s640/WhatsApp+Image+2020-02-24+at+15.14.18.jpeg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gue menyempatkan foto sebelum cabut dari lapak Si Mbak. (kiri ke kanan: Si Mbak, Baren, Delsa)</td></tr>
</tbody></table>
"Ada yang ketinggalan nggak Lay?" tanya Baren ketika kami bertiga berada di depan pintu masuk. <i>'Lay' adalah nama panggilan akrab gue dengan Baren dan beberapa teman-teman teater kampus.</i><br />
<br />
"Enggak Lay, aman semua kok." jawab gue.<br />
<br />
"Yaudah gih sono masuk kereta. Ati-ati ya lu!"<br />
<br />
"Oke. Thanks ya udah bawain tas gue. Bye!". Gue pun beranjak masuk stasiun. Sesaat setelah berjalan masuk, gue memanggil Baren dan Delsa yang mulai melangkah meninggalkan pintu masuk stasiun. "Lay! Tanyain Si Mbak tadi, namanya siapa. Gue mau tulis cerita kita berempat malam ini di blog!". Teriak gue.<br />
<br />
"Oke, ntar gue tanyain!" Baren menjawab teriakan gue dari kejauhan.<br />
<br />
Setelah memastikan gerbong dan kursi dengan benar, gue duduk manis dan menghela napas. Tiba-tiba HP gue bergetar, ada sebuah notifikasi instagram;<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilF5Qx_hrx1NCJSYs-ANJ2pT7uNwuP4hLuVv7bGqgkq0GbBGIe-t_bUjG9l1RZOVs7IG8-2jItYWCbVCd52R5Omc6IvqkDFEMNhj3tZiGUtuqZXKkwIyOKwrL4aPPc6SmF67XFnJLcL3Gn/s1600/WhatsApp+Image+2020-02-24+at+14.40.34.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="447" data-original-width="719" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilF5Qx_hrx1NCJSYs-ANJ2pT7uNwuP4hLuVv7bGqgkq0GbBGIe-t_bUjG9l1RZOVs7IG8-2jItYWCbVCd52R5Omc6IvqkDFEMNhj3tZiGUtuqZXKkwIyOKwrL4aPPc6SmF67XFnJLcL3Gn/s320/WhatsApp+Image+2020-02-24+at+14.40.34.jpeg" width="320" /></a></div>
<br />
Si Mbak follow gue di instagram dan ternyata dia nggak sejutek yang gue pikir sebelumnya.<br />
<br />
Semua orang memang sepertinya akan ramah kepada siapa pun setelah percakapan kecil di awal. Karena pada dasarnya semua orang baik. Mungkin, si bapak ojol yang cat-calling ke Delsa juga akan lebih sopan setelah ngobrol bareng Delsa. Mungkin.<br />
<br />
<i>(Tulisan ini mulai gue tulis sebulan yang lalu, tapi baru gue publish hari ini karena banyak kesibukan yang menghambat gue untuk menyelesaikan tulisan ini.)</i></div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-15948001523987069382020-01-06T22:10:00.000+07:002020-01-07T10:33:38.802+07:00Roller Coaster Itu Bernama 2019<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Akhir tahun 2018, gue lewati dengan cara yang cantik: <a href="https://www.farihikmaliyani.com/2019/01/cara-murah-ke-bali-dari-semarang-pp.html" target="_blank">backpackeran ke Bali bareng temen-temen yang asik</a>. Kembang api di Pantai Kuta malam itu bikin gue optimis, <i>"2019 bakal sepenuhnya menyenangkan"</i>. Ternyata enggak. 2019 adalah roller coaster pendek penuh kejutan namun berhenti dengan baik. Gue selamat, dengan sedikit mual di dalam perut.<br />
<br />
Setelah perayaan tahun baru di Bali selesai, gue pulang lagi ke kota perantauan, Semarang, dengan rasa bingung antara memilih investasi uang lewat proyek survey politik yang lagi ramai menjelang pemilu presiden atau investasi ilmu dengan pergi ke Kampung Inggris Pare Kediri di awal tahun 2019. Akhirnya, gue memilih pilihan kedua.<br />
<br />
Yep, investasi ilmu dengan belajar Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare adalah pilihan gue.<br />
<br />
23 Januari tengah malam, gue berangkat sendirian ke Kediri dari Stasiun Semarang Tawang dengan modal punya temen yang ngajar disana. Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, jam 7 pagi gue sudah duduk manis di dalam warung yang letaknya persis di depan salah satu lembaga belajar bahasa Inggris, Smart ILC, menunggu teman yang sedang ngajar.<br />
<br />
"Gue nggak tau kalo Smart udah pindah. Tadi gue kesasar." gue berkata ke temen gue dalam perjalanan kami menuju asrama yang nantinya gue tinggali selama di Pare. "Banyak yang udah berubah, ya. Tapi suasananya masih terasa sama." gue mengenang tempat yang kami berdua lewati karena dulu 2014 gue pernah belajar di Pare juga selama 2 bulan.<br />
<br />
"Semua hal pasti berubah <i>lah</i> Rih seiring berjalannya waktu." jawab teman gue, Purdianto.<br />
<br />
"Ini asramanya Rih." kami sampai di depan rumah sederhana dengan beberapa sepeda perempuan rapi berjejer di depannya. "Gimana? Lo siap tinggal disini?" tanya Purdianto.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimuJTsHwkflqp9BRlvHwWqU4F4pTXIQOQwVFG6c2-3CkyM26heryUko_znpiWMupQJjty5bURrWP2_I1AjEI8v-P3zulfumT-Yq9AoyyUM21xQ57QA94iunIla-l1G-rmuCZk-HRzaDAHM/s1600/B401F065-6E19-4935-87DE-64A7DE81ACA0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="774" data-original-width="1032" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimuJTsHwkflqp9BRlvHwWqU4F4pTXIQOQwVFG6c2-3CkyM26heryUko_znpiWMupQJjty5bURrWP2_I1AjEI8v-P3zulfumT-Yq9AoyyUM21xQ57QA94iunIla-l1G-rmuCZk-HRzaDAHM/s400/B401F065-6E19-4935-87DE-64A7DE81ACA0.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
"Iya, gue siap." gue menjawab singkat. Nggak sadar, jawaban itu adalah kalimat terakhir sebelum akhirnya roller coaster gue menyala dan berjalan sesuai lintasannya; naik turun, meliak-liuk sesuai aturan Yang Maha Agung. Ya, roller coaster itu bernama 2019.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
---</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Semua orang punya roller coasternya masing-masing. Tiketnya udah rapi dibagiin Tuhan satu per satu di awal tahun. Mungkin, lintasan kita terlihat lebih ngeri daripada lintasan orang lain atau sebaliknya. Tapi sebenarnya sama, sesuai porsi masing-masing dan jelas adil. Bagaimana perspektif kita aja soal hal itu.</div>
<br />
Sayangnya, nggak semua orang bisa mikir jernih kayak gitu pas ada di roller coasternya. Termasuk gue.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifJIVPNbh-Ly96gMN9at6vZf2Px9Rrx3bVatACQRPRgI_K3GutsKZapT9Sp4YhsCp3leMxbGROGjaICyyRcx5f8d5HRqBbBvLDM77ip2L3V-aPrtJ3fwEFij0uKBky7wIFeFgQzecRYqph/s1600/40695917644.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="334" data-original-width="500" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifJIVPNbh-Ly96gMN9at6vZf2Px9Rrx3bVatACQRPRgI_K3GutsKZapT9Sp4YhsCp3leMxbGROGjaICyyRcx5f8d5HRqBbBvLDM77ip2L3V-aPrtJ3fwEFij0uKBky7wIFeFgQzecRYqph/s320/40695917644.jpeg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">beautifulrealizations.wordpress.com</td></tr>
</tbody></table>
Cuma Tuhan yang tau persis lintasan roller coaster kita seperti apa. Kita sama sekali nggak diberi bocoran bakal ada berapa lintasan naik, berapa lintasan menikung tajam, atau berapa lintasan naik pelan yang memberikan kita kesempatan untuk melihat keindahan dunia dari ketinggian. Tuhan cuma ingin kita duduk anteng, pasang sabuk pengaman, dan menikmati setiap naik-turun roller coaster kehidupan sambil pinter-pinter atur napas agar tetap bertahan hidup.<br />
<br />
Gue sama sekali nggak nyangka 2019 akan menjadi roller coaster yang sangat bikin jantungan. Segala lintasan, rasanya ada di dalam situ. Mual, muntah, air mata, umpatan, doa-doa, semuanya tumpah selama roller coaster gue melaju. Bahkan gue sempat berpikir akan mati di bangku roller coaster 2019 ini karena kehabisan tenaga sebelum sampai garis finish.<br />
<br />
Gue menjumpai berbagai lintasan yang semuanya mempunyai makna sendiri. Beberapa lintasan bahkan nggak pernah gue bayangkan sebelumnya bakal gue lewatin. Lintasan di roller coaster 2019 menuntut gue untuk menjadi lebih dewasa dan lebih mencintai diri sendiri. Lintasan di roller coaster 2019 mengajarkan gue untuk memaknai semua hal dengan lebih bijak atau gue kehilangan apa saja yang gue miliki. Gue hampir mati dengan itu semua. Terlalu berat.<br />
<br />
Tapi, ternyata gue kuat. Ternyata gue bisa sampai dengan selamat.<br />
<br />
Tuhan mempertemukan gue dengan sosok-sosok hebat selama di lintasan 2019. Kami berpapasan ketika lintasan roller coaster kami bertemu. Dari mereka, gue belajar banyak hal tentang kehidupan. Durasi papasan kami pun bermacam-macam. Ada yang sekejap, lama, bahkan ada juga yang membekas dan sepertinya selamanya punya tempat tersendiri di hati dan pikiran gue.<br />
<br />
Roller coaster 2019 gue sudah berhenti dan siap nggak siap, gue harus menaiki roller coaster selanjutnya, 2020. Entah lintasan apa yang sudah disiapkan Tuhan di depan sana, gue harus memasang sabuk pengaman dengan baik sebelum mesin dinyalakan.<br />
<br />
Untuk semua sosok yang berpapasan dengan gue di 2019, gue ucapkan terimakasih atas segala kesan yang ada.<br />
Untuk semua waktu berbincang yang kalian luangkan ketika kita berpapasan di lintasan, gue mencintai hal itu.<br />
Untuk sikap kekanakan yang masih melekat pada diri, gue meminta maaf.<br />
Untuk janji-janji pertemuan di lintasan berikutnya, semoga Tuhan berpihak pada kita, entah kapan pun itu, dan semoga masih dengan rasa yang sama.<br />
<br />
Tuhan, terimakasih untuk roller coaster 2019 yang menyenangkan ini.<br />
<br />
Selamat Tahun Baru!<br />
Selamat menyambut roller coaster baru juga untuk kita semua. Kencangkan sabuk pengaman, and let's go! \m/</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-29712171127176504812019-11-30T23:56:00.002+07:002019-12-07T14:50:24.334+07:00Bu Susi dan Wishlist di Pangandaran<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Gue patah hati ketika kemarin Presiden Jokowi mengumumkan jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju. Bu Susi Pudjiastuti nggak dipilih lagi jadi menteri Kelautan dan Perikanan. Padahal Bu Susi adalah menteri favorit gue dan gue berharap beliau masih menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju.<br />
<h4 style="text-align: left;">
Baca juga: <a href="https://www.farihikmaliyani.com/2018/08/jokowi-bukan-atlet-tong-setan.html" target="_blank">Jokowi Bukan Atlet Tong Setan</a></h4>
Banyak hal yang gue suka dari Bu Susi. Mulai dari gayanya yang tomboy, ke-santuy-annya menenggelamkan kapal, pemikirannya yang out of the box, dan lain-lain. Sebagai cewek tomboy, gue seperti memiliki role model ketika melihat sosok Bu Susi ini. Bedanya mungkin beliau jago menenggelamkan kapal, kalau gue cuma jago menenggelamkan perasaan. Jiahh~<br />
<br />
Soal pendidikan formal, Bu Susi bukan seorang yang berpendidikan tinggi. Ijazah terakhirnya cuma sampai SMP. Tapi hal itu nggak menutup kesempatan untuk beliau berkarir. Nggak tanggung-tanggung, Bu Susi sudah memiliki perusahaan yang go international!<br />
<br />
Dari semua pencapaian yang diperoleh Bu Susi, yang bikin gue penasaran adalah: lingkungan seperti apa yang mampu membentuk sosok Susi Pudjiastuti menjadi sukses walaupun hanya dengan ijazah SMP?<br />
<br />
Bu Susi Pudjiastuti lahir dan gede di Pangandaran, Jawa Barat. Kalau gue jadi Bu Susi, pasti gue akan jalan-jalan terus tiap hari setelah putus sekolah, bukan bangun usaha kayak beliau gitu. Gimana enggak? Setelah gue kepoin, Pangandaran ternyata memiliki banyak tempat wisata cantik yang selama ini kurang terekspos! Beberapa diantaranya sukses bikin gue pengen segera packing dan nyari hotel buat stay disana beberapa hari.<br />
<br />
Ini adalah wishlist tempat cantik di Pangandaran favorit gue :<br />
<br />
<b>Pantai Pasir Putih Cagar Alam Pananjung</b><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNR1Tnu10IzT_3PGTrhdCyUrWWB-p5tKNM1ah8-P_BgfL3WXEde80boMHkyIBiDIjvb8Nd2HEdicS6QlM7cqM5_jwBa5aqCwNZLOE2RQShEpuHOKqw-5R9eH_xCApvmrZxeBoMOclrHI-8/s1600/pasir-putih-pangandaran.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="356" data-original-width="550" height="207" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNR1Tnu10IzT_3PGTrhdCyUrWWB-p5tKNM1ah8-P_BgfL3WXEde80boMHkyIBiDIjvb8Nd2HEdicS6QlM7cqM5_jwBa5aqCwNZLOE2RQShEpuHOKqw-5R9eH_xCApvmrZxeBoMOclrHI-8/s320/pasir-putih-pangandaran.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: tripadvisor.co.id</td></tr>
</tbody></table>
Sebagai pecinta pantai garis miring, Pantai Pasir Putih di Cagar Alam Pananjung Pangandaran adalah destinasi favorit nomor satu. Pantai ini letaknya di dalam cagar alam, jadi lingkungannya terjaga dan masih asli. Dari foto-foto yang gue pantau dari google, ada spot foto kapal karam juga di pantai ini yang sangat menarik dan bikin beda dari pantai-pantai kebanyakan.<br />
<br />
<b>Pantai Batu Karas</b><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSJnB-4xjxXY_VxUHG6WoP00TQTWzRWXq4lPsAg_DmDJu-U91j8xo6XxPdbXHbk18tzuNWsEY4S88PF9H_Mo-KIp8w9nhAQ80HF1tBFelNXCunsGjMBxV-6DF1Lfxdw3UEhTBmA7Qw4FBS/s1600/MAIN-magicseaweed.com-Photo-By-Jenya-Ivkov.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="400" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSJnB-4xjxXY_VxUHG6WoP00TQTWzRWXq4lPsAg_DmDJu-U91j8xo6XxPdbXHbk18tzuNWsEY4S88PF9H_Mo-KIp8w9nhAQ80HF1tBFelNXCunsGjMBxV-6DF1Lfxdw3UEhTBmA7Qw4FBS/s320/MAIN-magicseaweed.com-Photo-By-Jenya-Ivkov.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: jejakpiknik.com</td></tr>
</tbody></table>
Yang kedua masih pantai. Kali ini bukan pantai pasir putih. Namanya Pantai Batu Karas. Pasirnya berwarna cokelat gelap. Ombak di pantai ini gede, jadi banyak yang datang kesini buat berselancar.<br />
<br />
Salah satu bagian yang gue suka dari pantai adalah suara ombak. Makanya Pantai Batu Karas berhasil menarik perhatian gue buat dijadikan destinasi impian di Pangandaran.<br />
<b><br /></b>
<b>Green Canyon Cukang Taneuh</b><br />
<br />
Ini yang paling bikin gue penasaran: Green Canyon-nya orang Sunda, Cukang Taneuh. Dekat dengan Pantai Batu Karas, Green Canyon menyuguhkan pemandangan alam luar biasa. Jurang dengan dasar sungai berair jernis bisa dirasakan di Green Canyon ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOyLS3SZ4tj_06k_IOEfC-sJp_xWRUo5NcoHlZQYNc7C_rWhPLWFq6YKeQRyTe6KHTay2_NDOebh4OP5dnb6l1FmNKITdQQwW_XJrlrWWmNw2ah2w7Sh85yrvGu_Zv_xb3qgImPglr1N7Y/s1600/51028617-1881973251911055-3780207792264518399-n-363b68a39e6c863bcfb51d7b3dc03558_600x400.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOyLS3SZ4tj_06k_IOEfC-sJp_xWRUo5NcoHlZQYNc7C_rWhPLWFq6YKeQRyTe6KHTay2_NDOebh4OP5dnb6l1FmNKITdQQwW_XJrlrWWmNw2ah2w7Sh85yrvGu_Zv_xb3qgImPglr1N7Y/s320/51028617-1881973251911055-3780207792264518399-n-363b68a39e6c863bcfb51d7b3dc03558_600x400.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: idntimes.com</td></tr>
</tbody></table>
Nama Green Canyon diberikan oleh turis asal Perancis yang datang ke Cutang Taneuh tahun 1993 karena airnya berwarna hijau.<br />
<br />
Di Green Canyon, banyak kegiatan asik yang bisa dilakukan. Misalnya menjelajahi goa, rafting, berenang, atau pun mengerjakan skripsi. Iya, saking menenangkannya tempat ini.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyrEhyphenhyphendogu9Wgff2FgiZUfJ6SBqQ2dbhNsu_QZdIE1HLfxX7S7b1Nf0Ba8hgf64hAr3F1xRHWzNlAFFbE_z3c6bzB8rhC1cboDPSf6HWE_JI5iCC_LixOOwNuSGfUMlGI-Rz3MjN2E6Ndj/s1600/Green-Canyon-Jawa-Barat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1440" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyrEhyphenhyphendogu9Wgff2FgiZUfJ6SBqQ2dbhNsu_QZdIE1HLfxX7S7b1Nf0Ba8hgf64hAr3F1xRHWzNlAFFbE_z3c6bzB8rhC1cboDPSf6HWE_JI5iCC_LixOOwNuSGfUMlGI-Rz3MjN2E6Ndj/s320/Green-Canyon-Jawa-Barat.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: dakatour.com</td></tr>
</tbody></table>
Setelah menentukan tujuan wisata, biasanya gue mencari tempat menginap. Ada nggak tempat buat stay disana. Baru deh yakin buat jalan ke daerah tersebut. Biasanya gue numpang di rumah temen. Tapi karena nggak punya temen di Pangandaran, gue jaga-jaga dulu hunting <a href="https://www.pegipegi.com/hotel/pangandaran/" target="_blank">hotel di Pangandaran</a>.<br />
<br />
Gue hunting pakai Pegipegi. Di tampilan depan Pegipegi, gue langsung disuguhi menu 'hotel'. Nggak perlu scroll atau cari-cari menu penginapan lagi. Pegipegi ngerti banget 4 menu yang sering gue pakai jalan-jalan: kereta api, pesawat, hotel, dan bus/travel.<br />
<br />
Setelah klik gambar 'hotel', langsung aja masukin destinasi tujuan. Bisa nama kota atau nama landmark. Pegipegi loadingnya cepet, nggak berat.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDuBhq_YSEzgDArzvb9htaJh0gpFQJKGK7fCY5dxk8AIMB1KBAjZo-9sd-epTsbAPqqiAGsVk__fDzuEHj41B1u5VTMDBk5zzYgSCTf2DO46st84Zty1KvzdCzHb7Ks0nPRfh0q-cNRwhG/s1600/IMG_6587.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDuBhq_YSEzgDArzvb9htaJh0gpFQJKGK7fCY5dxk8AIMB1KBAjZo-9sd-epTsbAPqqiAGsVk__fDzuEHj41B1u5VTMDBk5zzYgSCTf2DO46st84Zty1KvzdCzHb7Ks0nPRfh0q-cNRwhG/s320/IMG_6587.jpg" width="179" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Langsung nemu 'hotel' gais. Segampang itu</td></tr>
</tbody></table>
Selain langsung disodorin menu-menu favorit, Pegipegi juga memudahkan dalam memfilter fasilitas dan harga hotel yang gue cari. Tombolnya gede-gede jadi mantep gak bikin typo salah pencet. Filter hotelnya sendiri juga lengkap sih kata gue. Mau nyari room yang family friendly, buat kencan, atau bahkan kategori mewah juga ada.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghVLwBSsghYx4eCrk_DFI4-UBv9EqmOS0Gvn8cMmbEEJRDcFF_GvwDxXXfARDHym4Vjaix-TiXYAd9MrbNjO0vkgjYapPGtXhpjj4zTWvs15606n3h3Z-yCO8jUnygkwKbAJXgG-KxD1dI/s1600/IMG_6588.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghVLwBSsghYx4eCrk_DFI4-UBv9EqmOS0Gvn8cMmbEEJRDcFF_GvwDxXXfARDHym4Vjaix-TiXYAd9MrbNjO0vkgjYapPGtXhpjj4zTWvs15606n3h3Z-yCO8jUnygkwKbAJXgG-KxD1dI/s320/IMG_6588.jpg" width="179" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Menu 'filter'nya mantep banget gue jari preman gue ini</td></tr>
</tbody></table>
Dari Pegipegi, gue jadi tau ternyata hotel di Pangandaran banyak yang murah dengan fasilitas nggak murahan. Duh makin mupeng gue main ke daerah idola gue yang satu ini, Bu Susi Pudjiastuti.</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-29495551133402809132019-11-30T10:48:00.000+07:002019-11-30T14:57:59.863+07:00Hampir Hilang di Thailand Bagian 3 (selesai): Senyuman Terakhir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
Nggak lama, van yang gue tunggu datang. Pak supir turun dari mobil dan langsung mengangkut koper gue ke bagasi belakang tanpa ba-bi-bu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ketika gue masuk mobil, sudah ada sekitar 4 orang penumpang di dalamnya. Gue duduk di jok tengah, sebelah jendela. Di samping gue ada mbak-mbak berbaju pink dan memakai topi putih. Dari gayanya, dia terlihat seperti mbak-mbak salon yang suka nawarin rebonding rambut padahal rambut si tamu sudah lurus.<br />
<br />
Gue senyumin si mbak baju pink. Dia senyum balik. Gue senyumin lagi. Dia senyum balik lagi. Akhirnya kita senyum-senyuman sepanjang perjalanan.<br />
<br />
Eh, nggak gitu~<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghyP4E62f-yIxWE1tXkc8P6A2QxzV5SfasWH_B_HYlNPpD8y1Kyvz6Xn8xa1RPPPb6tJRrlwgx50QFFSLzMgI6qwbEz3nxs8UHrd4JCsPLwYPr0uJlh4fKc_mYBSdjAfymt7ek3Y1h8ZKs/s1600/van.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghyP4E62f-yIxWE1tXkc8P6A2QxzV5SfasWH_B_HYlNPpD8y1Kyvz6Xn8xa1RPPPb6tJRrlwgx50QFFSLzMgI6qwbEz3nxs8UHrd4JCsPLwYPr0uJlh4fKc_mYBSdjAfymt7ek3Y1h8ZKs/s320/van.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambaran van Thailand. Sumber: <a href="https://12go.asia/">https://12go.asia</a></td></tr>
</tbody></table>
Gue duduk anteng di dalam mobil. Membuka HP dan membalas pesan Ploy yang memonitor gue tiap menit dari rumahnya. Setelah memberitahu Ploy kalau gue aman, gue mematikan internet untuk menghemat baterai. Dari sudut mata, gue bisa liat kalau mbak baju pink sesekali mencuri pandang ke arah gue.<br />
<br />
Van yang gue tumpangi perlahan melaju ke arah Timur, meninggalkan Terminal Mochit, kemudian meninggalkan Kota Bangkok. Jalanan mulai lengang. Yang terlihat hanya truk-truk pengangkut sayur dan sesekali hamparan perkebunan. Gue capek, tapi nggak bisa tidur. Takut bablas ke Vietnam kalo tidur.<br />
<br />
Baterai HP 10% ketika van berhenti dan menurunkan seorang penumpang di pinggir jalan. HP gue yang dibuat offline itu masih bisa menunjukan google maps. Perjalanan ke Bua Yai masih sekitar 3 jam lagi.<br />
<br />
Perempuan di samping gue pun nggak tidur. Dia beberapa kali masih mencuri pandang ke arah gue dan ketika gue lihat ke arah dia, dia hanya tersenyum. <i>Ada apa?</i><br />
<br />
Gue memberanikan diri menyapa, "hi!". Gue pikir dia punya hal yang ingin disampaikan. Sapaan gue nggak dijawab. Dia cuma senyum. "Where do you go?". Lagi-lagi nggak ada jawaban selain sebuah senyuman. Ok, ada 2 kemungkinan: si mbak nggak bisa ngomong bahasa Inggris atau dia <i>budeg.</i><br />
<br />
Van masih melaju dengan tenang. Pemandangan danau dan <i>temple </i>khas Thailand menjadi pemandangan gue dari dalam van. Semua plang di pinggir jalan menggunakan bahasa dan aksara Thailand yang membuat gue migrain ketika mencoba mengartikannya.<br />
<br />
Tiba-tiba van berbelok ke arah pom bensin. Semua penumpang turun dan berjalan menuju ke minimarket yang ada di pom tersebut. Bingung mau ngapain di dalam mobil sendirian, gue akhirnya ikut turun juga dan membeli beberapa cemilan kemudian duduk santai di kursi yang berjejer di depan minimarket.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-HkxnvNBhzUPNq0OrHfGuLSxvVUWiCeX0S23CyxR39OeMr1Q75koa0Fy0NL-1lj4PTJHaLrJVXjcd_MoMJFKSJ_EKpTVM1QRZYfyN_p8Marw6nY6qANiAPb5fw7pG6jeMYI-arR_szVE_/s1600/IMG_5979.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-HkxnvNBhzUPNq0OrHfGuLSxvVUWiCeX0S23CyxR39OeMr1Q75koa0Fy0NL-1lj4PTJHaLrJVXjcd_MoMJFKSJ_EKpTVM1QRZYfyN_p8Marw6nY6qANiAPb5fw7pG6jeMYI-arR_szVE_/s320/IMG_5979.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pom bensin tempat transit waktu itu</td></tr>
</tbody></table>
Saat sedang santai menikmati cemilan, mbak baju pink terlihat keluar dari mini market kemudian duduk di sebelah gue. Dia memberikan sebuah senyuman. Gue jawab dengan senyuman juga. Gue bener-bener pengen ngobrol sama dia. "You speak English?" tanya gue ketika dia sudah duduk. Si mbak baju pink hanya tersenyum lagi.<br />
<br />
Ok, gue udah tau jawabannya: dia nggak bisa bahasa Inggris.<br />
<br />
Semua penumpang kembali menaiki van ketika mobil mini bus itu selesai mengisi bahan bakar. Van melaju tenang lagi di jalanan Provinsi Nakhon Ratchasima. Google Maps menunjukan bahwa gue sudah memasuki Distrik Bua Yai.<br />
<br />
Nggak lama, satu per satu penumpang turun di pinggir jalan dan ada juga yang di tempat ngetem bus. Tersisa gue, mbak baju pink, satu penumpang anak laki-laki di belakang, dan supir.<br />
<br />
Seperti ada malaikat lewat, gue tersadar satu hal.<br />
Hal yang sangat penting.<br />
Dan krusial.<br />
<b><i><br /></i></b>
<b><i>Ini gue turunnya kapan dan dimana?!</i></b><br />
<b><i><br /></i></b>
Bua Yai itu kabupaten, bukan lapangan futsal. Gue bisa aja salah turun di Bua Yai bagian utara, padahal rumah Ploy di Bua Yai Selatan.<br />
<br />
"Trung tung tung tung ka ni tung." Mbak baju pink berbicara ke supir van kemudian memandang ke arah gue sebentar dan lanjut berbicara ke pak supir lagi. "Mai mai trung tung rap rap."<br />
<br />
Jika ternyata mereka bertiga sekongkol mau merampok gue, gue pasrah saat itu juga. Toh, gue cuma seorang gembel yang lagi jalan-jalan di Thailand. Paling banter, mereka dapet batik yang gue bawa buat oleh-oleh Ploy.<br />
<br />
Si mbak baju pink memandangi gue dan berkata, "trung tung tang tung tang ting tung.". Gue pun menjawab, "mai kon Thai ka." (saya bukan orang Thailand).<br />
<br />
Suasana hening.<br />
<br />
Gue memutuskan untuk menyalakan internet walaupun baterai tersisa 5% dan menelpon Ploy. Gue ceritakan secara singkat keadaan saat itu dan Ploy meminta bicara dengan Si Mbak. Gue berikan HP gue dan mereka berbicara.<br />
<br />
"Tang ying yung ka pum." Mbak baju pink memberitahu sesuatu ke pak supir setelah mengembalikan HP gue. Si supir menjawab dengan memberikan tanda 'oke' ke arah gue. Gue gelagapan. Maksudnya apa?<br />
<br />
Internet gue matikan kembali.<br />
<br />
Di depan deretan rumah pinggir jalan yang terlihat sederhana, van berhenti. Mbak baju pink kemudian merapikan barang-barangnya dan bersiap turun. Sebelum benar-benar turun, dia memberi gue sebuah senyuman dan anggukan. Kayak kalo di Jawa tuh, <i>"monggo..." </i>gitu.<br />
<br />
Setelah semua tas di bagasi belakang milik Mbak baju pink turun, gue memberanikan diri untuk meminta foto bareng Si Mbak. Mbak ini baik, gue harus punya kenang-kenangan sama dia, pikir gue. <i>Walaupun tanpa percakapan, gue merasa nyaman selama perjalanan bareng dia.</i><br />
<i><br /></i>
"Photo, please."<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGm11tjhRKwB23lmblfRY5yYea1dijt5DAJXyFIUFjyZNwdwiEMZ-uSi6x4dYSmLfxQoIYpT9J-PqNz-VCoJPrk9APPZ1NKnfcVznJuWGuyjQZesXfLyeYibo8RN1Ukw8Nh30w7v8XD9Hu/s1600/baju+pink.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGm11tjhRKwB23lmblfRY5yYea1dijt5DAJXyFIUFjyZNwdwiEMZ-uSi6x4dYSmLfxQoIYpT9J-PqNz-VCoJPrk9APPZ1NKnfcVznJuWGuyjQZesXfLyeYibo8RN1Ukw8Nh30w7v8XD9Hu/s320/baju+pink.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tutupin dikit ye muka gue bopung banget seharian jadi bolang di Thailand</td></tr>
</tbody></table>
"Thank you. Khop khun ka." Ucap gue setelah berfoto. "It was nice to meet you. I hope, we can meet again some day!" gue tetap melanjutkan. Meskipun terlihat di raut muka Si mbak bahwa dia nggak ngerti namun tetap tersenyum.<br />
<br />
"Bye bye!" gue melambaikan tangan ketika Si Mbak mulai beranjak dan turun dari van.<br />
<br />
"Bye bye!" Si Mbak menjawab disertai sebuah senyuman dan lambaian tangan. Belakangan gue tau bahwa itu senyuman terakhir Si Mbak setelah sekian banyak senyuman yang dia beri selama perjalanan.<br />
<br />
Van kembali melaju tenang di jalanan. Sama seperti hati gue yang tenang meskipun nggak tau akan turun dari van ini kapan.<br />
<br />
Roda van mulai melambat ketika memasuki komplek pasar tradisional dan kian melambat ketika memasuki area seperti terminal kecil namun bersih di ujung pasar. Van sepenuhnya berhenti di depan deretan ruko, di samping mobil-mobil van yang sudah terparkir disana lebih dulu.<br />
<br />
Pak Supir membuka pintu van. Kemudian gue melihat sosok perempuan yang duduk di bangku depan ruko yang sudah nggak asing lagi. Wajahnya sering gue lihat melalui layar HP. Dia adalah Ploy.<br />
<br />
Gue turun dan menghampiri Ploy. Dia melihat gue dan merekam momen itu. Momen dimana gue berjalan ke arah dia dan kita saling bertukar peluk. "Look! Who's coming!". Sayang videonya udah nggak ada lagi.<br />
<br />
Ini adalah kali pertama gue bertemu Ploy, sahabat jauh gue yang berkenalan lewat online.<br />
<br />
Setelah sampai rumah Ploy, gue ceritakan tentang Si Mbak baju pink dan Ploy bilang, "she was a kind person bro."<br />
<br />
"Yeah, I think so. I hope we meet again someday and talk."</div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-40765040625100646192019-11-08T22:36:00.000+07:002019-11-08T22:36:38.441+07:00Hampir Hilang di Thailand bagian 2: Hampir Sujud Syukur Gara-gara Paspor Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<i>Bersambung...</i><br />
<br />
<b>G U E H A R U S L A R I ! ! !</b><br />
<br />
Pikiran gue nyuruh lari. Jantung gue berdegup kencang seperti genderang mau perang <i>(Ahmad Dani kali ah). </i>Tapi kaki gue gak bisa digerakin, sama sekali. Akhirnya gue berdiri mematung dan pasrah membiarkan si ibu itu datang menghampiri. Apa pun yang ia lakukan, hamba serahkan semuanya hanya kepadaMu ya Allah ya Rabbi, Tuhan semesta alam.<br />
<br />
"Trang tung tung tuk tuk tung lae lae?" Ibu itu nyerocos di depan gue. Jarak kami hanya satu langkah. Jarak yang tepat untuk si ibu membacok kepala gue yang kosong ini. "Trang tung tung mai?"<br />
<br />
Gue membisu. Dahi mulai keriting. Keringat mengucur deras di dalam kaos yang gue pakai. "Tung tung tung krap to in to eng?" Ibu itu melanjutkan. Nada bicaranya seperti ia sedang bertanya, bukan ingin membunuh. Gue sedikit sadar. Jika ibu ini membunuh gue di tengah terminal, akan banyak orang yang membawa gue ke UGD dan melaporkan si ibu ke polisi.<br />
<br />
Nggak mungkin ada pembunuh sebego ini, batin gue.<br />
<br />
"Kin ken lew trung tung tung?" Ibu masih berucap.<br />
<br />
Kalo emang si ibu ini nanya, gimana cara gue jawabnya? Orang pertanyaannya aja kaga paham.<br />
<br />
Gue celingak celinguk berharap ada malaikat penolong untuk mentranslate apa yang ibu ini katakan, sayangnya nggak ada. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing di terminal itu.<br />
<br />
Si ibu memandangi gue dengan tatapan menagih jawaban dari pertanyaannya. Gue hanya bisa memandangi mukanya dengan raut muka memelas dan kebingungan. <i>"Aku ki ra ngerti kowe ngomong opo ndes! Aku kon piye?!"</i> teriak gue dalam hati.<br />
<br />
Tiba-tiba gue inget paspor yang selalu gue bawa di tas selempang kecil. Gue ambil paspor dan angkat paspor itu tinggi-tinggi, persis wasit sepak bola pas ngeluarin kartu kuning. Bedanya, gue nggak pake peluit.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlozghO-gEEQ07VumZ_k6NaKQv60Mh3edQTzB9GzTVLFxULtpWDz1BwbWD0Eyh3Omy10RAarEj9jHVV5wU8G0phUM-uHEX91cC_2_b9sg_6Orrjgoe-j1_mGQyvRziV8J6sWhyo4BctZu/s1600/paspor.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlozghO-gEEQ07VumZ_k6NaKQv60Mh3edQTzB9GzTVLFxULtpWDz1BwbWD0Eyh3Omy10RAarEj9jHVV5wU8G0phUM-uHEX91cC_2_b9sg_6Orrjgoe-j1_mGQyvRziV8J6sWhyo4BctZu/s400/paspor.jpg" width="400" /></a></div>
Bola mata si ibu mengikuti posisi paspor gue. Beberapa saat kemudian, ia tertawa kecil dan berkata, "oh...mai khon Thai! Hahaha."<br />
<br />
"He-he-he," gue ikut tertawa, dipaksakan. <i>Kenapa nggak dari tadi lo keluarin paspor, Farih?! Bego banget lo!</i><br />
<br />
Disitu gue ngerti apa yang ibu itu katakan dan gue baru ingat kalimat tersebut, kalimat yang Ploy ajarkan ke gue sebelum gue mendarat di Thailand.<br />
<br />
Mai = tidak / bukan.<br />
Kon = orang.<br />
Thai = Thailand.<br />
<br />
Mai kon Thai = bukan orang Thailand! Ibu itu akhirnya ngerti gue bukan orang Thailand dan nggak paham apa yang dia katakan dari tadi.<br />
<br />
"Dai dai, chan mai kon Thai na ka." gue menjawab dan membenarkan apa yang si ibu itu katakan. Gue langsung mengingat-ingat beberapa kalimat yang pernah gue pelajari dari teman-teman Thailand.<br />
<br />
Raut muka si ibu berubah menjadi lebih ramah. Rasanya gue pengen sujud syukur di situ. Tapi sadar kalau sujud syukur di tengah terminal Thailand dengan kondisi sepanas itu, matahari tepat di atas ubun-ubun, akan terlihat aneh. Gue urungkan niat tersebut.<br />
<br />
Si ibu berjalan ke salah satu loket yang berada di dekat kami berdua. Refleks, gue ikutin si ibu berjalan sambil masih mengangkat paspor tinggi-tinggi dan tangan kiri menarik tas koper warna hitam. Dari jauh, kami berdua terlihat seperti induk ayam dan satu anaknya yang lahir prematur.<br />
<br />
"Mai kon Thai, mai kon Thai." ibu tersebut seperti ngasih tau orang-orang di sekitar loket kalau gue bukan orang Thailand.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7jjcO0fTSk-a-obxboQ4EUDZy-6fsMTExKmXHL_L_TsSv0_nadpAg4CIs1ylnlwhwVrI35LC011I_ZXs5HyCQIH1YTi2MmAXYv654DWXDnmNAGPTfqciI-Qe69ONPzX8Vq2JHag3VvanO/s1600/IMG_5976.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7jjcO0fTSk-a-obxboQ4EUDZy-6fsMTExKmXHL_L_TsSv0_nadpAg4CIs1ylnlwhwVrI35LC011I_ZXs5HyCQIH1YTi2MmAXYv654DWXDnmNAGPTfqciI-Qe69ONPzX8Vq2JHag3VvanO/s320/IMG_5976.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto asli si Mbak penjaga loket</td></tr>
</tbody></table>
Gue menghentikan langkah ketika si ibu menghampiri mbak-mbak yang duduk di belakang loket. Beberapa orang di sekitar loket tersebut memandangi gue dengan tatapan heran, kasihan, sekaligus jijik. Orang-orang Thailand yang berkulit putih bersih ini mungkin berpikir, <i>"udah item, dekil, jerawatan, ngangkat-ngangkat paspor begitu, gembel Indonesia stres ini ngapain sih di negara gue?"</i><br />
<br />
Di tengah rasa canggung karena diliatin begitu, HP gue kembali berbunyi. Ploy menelpon lagi. "Hallo, where are you? Are you ok?" Suara Ploy khawatir di ujung sana.<br />
<br />
"I am ok, bro. I am at the terminal now." Jawab gue. Kemudian gue ceritakan kejadian ibu-ibu tadi dan Ploy meminta untuk ngomong dengan si ibu tersebut. Tanpa kata-kata, gue sodorin HP gue ke si ibu yang sedang berbicara dengan mbak-mbak loket.<br />
<br />
Gue hanya memandangi si ibu ngobrol dengan Ploy. Paspor sudah gue turunkan. Koper hitam masih gue pegang erat.<br />
<br />
Lumayan lama, si ibu memberikan HP gue kembali dan berbicara dengan mbak loket seperti memberti tau sesuatu. "Bro, get a pen, and write my phone number." Ploy menginstruksikan gue untuk mengambil bolpoin.<br />
<br />
Gue heran, kenapa harus pake bolpoin? Gue tanya ke Ploy, "Can I write your phone number on my phone?".<br />
<br />
"How about if your phone died? How about if your battery is running out? Think smart! You can't do anything if your phone is off." Ploy merepet. "It needs 5 until 7 hours to get my home. It will be a long journey today. And I am not sure if you can charge your iphone after this."<br />
<br />
Perjalanan 7 jam? Di negara orang tanpa tau jalanannya bakal kayak apa? Gue pengen balik langsung ke Semarang rasanya waktu itu.<br />
<br />
Akhirnya, gue pun menulis nomor HP Ploy di sebuah kertas lalu gue simpan di saku jaket jeans yang gue pakai.<br />
<br />
Selesai berbicara dengan Ploy, ibu itu memberikan gue karcis van (semacam suttle bus atau travel di Indonesia). Gue nggak paham tulisannya apa, gue cuma mengeluarkan uang sesuai dengan angka yang tertera di karcis tersebut dan memberikannya ke si ibu. Dari semua tulisan di karcis, gue cuma bisa ngerti "300 baht". Tulisan lainnya terlihat seperti aksara Jawa typo di mata gue.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv375sNkU-N7HKBU6eJ7CbYMzrroEy_QhO31ogC5P4J0ZAux6Jho5it-rwnnnq_DYdLhFaeAWohCkFH_AlfTZujb2VVWwfOhT0eX-UcW-kS3Eel-MtE07E_YJ-gQvtRfVZx5oU9PbeNtNV/s1600/IMG_5977.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv375sNkU-N7HKBU6eJ7CbYMzrroEy_QhO31ogC5P4J0ZAux6Jho5it-rwnnnq_DYdLhFaeAWohCkFH_AlfTZujb2VVWwfOhT0eX-UcW-kS3Eel-MtE07E_YJ-gQvtRfVZx5oU9PbeNtNV/s320/IMG_5977.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Karcis van</td></tr>
</tbody></table>
"You wait, wait here." si ibu menunjuk bangku kayu panjang di sebelah loket untuk gue duduk dan menunggu van yang akan membawa gue ke Buayai, Nakhon Ratchasima.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Ibu yang semula gue kira akan membunuh gue ini ternyata baik. Dari awal liat gue kebingungan di tengah terminal, dia cuma berniat menolong. Karena tampang gue yang keliatannya kayak orang lokal Thailand, makanya si ibu ngajak ngomong gue pake bahasa Thailand tadi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Thankyou so much for your help." Gue pengen peluk rasanya. Tapi si ibu keburu pergi dengan lambaian tangan dan cuma menjawab gue dengan senyuman.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tas pinggang warna gelap lusuh yang si ibu pakai, menandakan kalo ibu itu di terminal buat kerja, cari uang. Gue cuma bisa mendoakan agar rejeki ibu itu lancar terus dan sehat selalu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Gue memandangi punggung si ibu yang kian jauh meninggalkan gue dan meminta maaf dalam hati. Ada senyum getir yang nggak mampu gue sembunyikan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Ibu baik banget sih. Andaikan kita bisa ngobrol, pasti kita jadi sohib.</i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Gue kemudian duduk dan menunggu van datang.<br />
<br />
<i>Ini baru sampai terminal. Perjalanan 7 jam menanti gue di depan mata.</i> Gue deg-degan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
---</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Bersambung ke bagian ketiga.</i></div>
</div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-7124094335726799412019-10-28T22:50:00.000+07:002019-10-29T08:49:20.613+07:00Tahun Baru di Bali Pake Kartu Kredit BNI, Berani?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Nggak semua orang suka backpackeran. Alasannya nggak nyaman dan nggak bisa fokus menikmati wisata. Giliran ditawari liburan mewah dan nyaman, nggak mau juga. Alasannya mahal, nggak ada duit. Akhirnya batal jalan-jalan. Diem di rumah, rebahan. Gitu tuh, problematika manusia jaman now, termasuk temen-temen SMA gue yang merencanakan liburan tahun baru di Bali. Mereka nggak mau backpackeran, tapi juga nggak mau keluar duit banyak. <i>huft!</i> Akhirnya, gue yang kebagian tugas searching promo-promo hotel dan akhirnya gue nemu <a href="https://www.cekaja.com/banks/bni/kartu-kredit/promo" target="_blank">promo kartu kredit BNI</a>.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv_0cN394-N2Jfe8HLLzrNUqBwuCvg85RkEian1TGD5TzQ3tI4LbEhlBfhKn0i8xk8kd6ExubSmC60zVYcuO4YheO8MBHp3OiTnSM8dTfsziyQTDZZvBH3oKmxZfIeFel08_spnPMottWj/s1600/nye-collage.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="568" data-original-width="1024" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv_0cN394-N2Jfe8HLLzrNUqBwuCvg85RkEian1TGD5TzQ3tI4LbEhlBfhKn0i8xk8kd6ExubSmC60zVYcuO4YheO8MBHp3OiTnSM8dTfsziyQTDZZvBH3oKmxZfIeFel08_spnPMottWj/s400/nye-collage.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source: <a href="https://www.threesixtyguides.com/">https://www.threesixtyguides.com</a></td></tr>
</tbody></table>
<h3 style="text-align: left;">
Promo Kartu Kredit BNI</h3>
Sewaktu SMA, gue punya geng ciwi-ciwi yang bertahan sampai sekarang. Kita merencanakan liburan bareng ke Bali sejak lama dan belum pernah terealisasikan hingga Jokowi jadi presiden dua kali dan Jan Ethes mulai sekolah. Kendala utamanya ada 2; soal waktu yang susah disamain karena punya kesibukan sendiri-sendiri dan duit.<br />
<br />
"Kita jadi tahun baruan di Bali gak sih?"<br />
<br />
"Gak tau nih gue gak libur."<br />
"Gue lagi bokek banget anjirrr."<br />
"Gue pengen jadi Anya Geraldine."<br />
<br />
Itu obrolan kami di grup Line.<br />
<br />
Masalah kesibukan, bisa diatasi dengan merencanakan cuti kerja bersamaan dari jauh-jauh hari. Jadi cuti bareng-bareng dan disamain waktu cutinya buat liburan.<br />
<br />
Kalo masalah duit, semua orang juga bermasalah kecuali keluarga Bakrie. Tapi apa itu artinya cuma keluarga Bakrie yang boleh liburan tahun baru? Kan enggak. Banyak cara yang bisa dilakukan buat menghemat biaya liburan. Salah satunya adalah dengan liburan gaya backpacker hemat yang selama ini gue terapkan. Masalahnya adalah, temen-temen gue ini tipe yang nggak bisa tidur di musola atau pun bermalam di McD. Mereka pengennya tidur di hotel, ada kolam renangnya, dan viewnya langsung laut. Mampus.<br />
<br />
"Gue pengen liburan kayak Siti Badriah gitu. Tahun baruan di Bali, breakfast di kolam renang." ucap salah satu temen gue, Anis.<br />
<br />
"Duitnya ada?" tanya gue.<br />
<br />
"Enggak." jawab Anis singkat.<br />
<br />
"Sadar Nis, kita bukan Nia Ramadani. Tahun baru di Bali pasti mahal semuanya. Apalagi hotelnya. Gue gak berani." Nabila, temen gue yang lain coba menyadarkan Anis dari kehaluan.<br />
<br />
"Nyari laki model Ardi Bakrie dimana sih?" Anis makin halu.<br />
<br />
Gue kasian.<br />
<br />
"Rih, lo kan biasanya nemu aja promo jalan-jalan murah dan segala isinya. Buat liburan di Bali ini, lo nggak ada ide apa gitu buat menghemat budget?" tanya Nabila.<br />
<br />
"Harus hotel ya?" gue tanya.<br />
<br />
"Iya."<br />
<br />
"Harus yang ada kolam renangnya?"<br />
<br />
"Iya."<br />
<br />
"Harus yang kalo bangun tidur liatnya laut ya?"<br />
<br />
"Iya!"<br />
<br />
"Yaudah. Ngecamp aja di pinggir pantai yuk. Pake tenda gunung, bawa bekel dari rumah."<br />
<br />
Gue digebug.<br />
<br />
Akhirnya gue memutuskan untuk hunting promo liburan dulu yang ada sampai akhir tahun karena bakal dipake pas tahun baru.<br />
<br />
Setelah berselancar di internet beberapa hari, nyari promo yang paling menguntungkan, gue ketemu sama promo kartu kredit BNI untuk hotel di Bali dari CekAja.com yang berlaku sampai Januari 2020! Bisa nih gue pake buat tahun baruan.<br />
<br />
Gue langsung ngabarin temen-temen gue di grup.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ2vDjXxZh3a59P_o8IgtSFMxtuphpse3bbqtPxqCICPl7sWHrFUDPMDsdAcP5bYrp5ctt7GvzMmd0Qjun3m9pzA9ZGxrCWovSNvepd-PvjywG7C0R-_nM2GwMVxIZgqOak4YJuySn-vt3/s1600/WhatsApp+Image+2019-10-25+at+15.32.39.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="930" data-original-width="750" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ2vDjXxZh3a59P_o8IgtSFMxtuphpse3bbqtPxqCICPl7sWHrFUDPMDsdAcP5bYrp5ctt7GvzMmd0Qjun3m9pzA9ZGxrCWovSNvepd-PvjywG7C0R-_nM2GwMVxIZgqOak4YJuySn-vt3/s320/WhatsApp+Image+2019-10-25+at+15.32.39.jpeg" width="258" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
"Ada diskon gede di Bali Niksoma Boutique Beach Resort tuh, lumayan." gue menawari dengan gaya sales kompor gas.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
"Ada kolam renangnya gak disana?" tanya Anis.</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
"Ada."</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
"Bangun tidur bisa langsung liat laut?"</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
"Bisa."</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
"Bisa makan di atas kolam renang kayak Siti Badriah gitu gak?"</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
"Bisa. Request makan sambil nyelem juga bisa ntar gue bilangin ke yang punya hotel."</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
Sekarang waktunya nabung biar tahun baru nanti terealisasikan liburan bareng temen-temen di Bali pake promo kartu kredit BNI dari CekAja.com.<br />
<br />
<a href="https://www.cekaja.com/banks/bni/kartu-kredit/promo">https://www.cekaja.com/banks/bni/kartu-kredit/promo</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV4yEM4n8neHX5clMVFUVlVW5crXv_VLeTopQAKjcjGOVmMl0vWwYzmcSt5F5uHRsCmTtsHuH9blDRtkTNcomwd_uc-DpU-kpZBAbSqn0jpBkE5NoXEjxXzR7_znB8y2YKSoogoOJ8xtNt/s1600/LOGO-CekAja-COLOR.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="356" data-original-width="709" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV4yEM4n8neHX5clMVFUVlVW5crXv_VLeTopQAKjcjGOVmMl0vWwYzmcSt5F5uHRsCmTtsHuH9blDRtkTNcomwd_uc-DpU-kpZBAbSqn0jpBkE5NoXEjxXzR7_znB8y2YKSoogoOJ8xtNt/s320/LOGO-CekAja-COLOR.png" width="320" /></a></div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-65812160246793459412019-10-23T19:29:00.001+07:002019-10-23T21:56:02.133+07:00Hampir Hilang di Thailand bagian 1: Dikejar Ibu-ibu di Terminal Mo Chit Bangkok<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Semenjak bisa ngomong bahasa Inggris, tingkat ke-pede-an gue solo traveling ke luar negeri meingkat. Gue selalu berpikir, <i><b>"selow ae lah gue bisa minta tolong ntar disana”.</b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXTek68Ft14yVCJwVc0B7UJ1E5pOvzf_3ufrYi84xKXQAcoUBwvDgKISg8lTPksur8JXdPm46qrGV-oYSSoxEOlPk25IW1J7He_tEm_DuOpfTcZHnHrrDLQxnxR-Gm5XY4Ibk1icjc0ros/s1600/maxresdefault.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXTek68Ft14yVCJwVc0B7UJ1E5pOvzf_3ufrYi84xKXQAcoUBwvDgKISg8lTPksur8JXdPm46qrGV-oYSSoxEOlPk25IW1J7He_tEm_DuOpfTcZHnHrrDLQxnxR-Gm5XY4Ibk1icjc0ros/s320/maxresdefault.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: iTravel Channel</td></tr>
</tbody></table>
Sampai akhirnya, Tuhan Maha Baik nyentil gue dan bilang, <b>“baru bisa bahasa Inggris aja songong lu tong!”</b><br />
<br />
Gue hampir hilang di Thailand.<br />
<br />
Ceritanya gini...<br />
<br />
Setelah <i>check out </i>dari Hotel Livotel Ladphrao Bangkok Senin pagi, gue memutuskan untuk pergi ke Distrik Bua Yai, Provinsi Nakhon Ratchasima, Thailand buat ketemu temen online gue, namanya Ploy. Gue kenal Ploy lewat aplikasi HitMeUp. Iya, gue se-kesepian itu sampai main aplikasi begituan.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAiuG6JXuiAIQUB2SQyAL6WNkgzCzK9Ym4AtRROc_VACL50l8EyXpB-2y4Fx4_X3rQKrSCgNrMIeF2mp2V_iK0luSue66mrVQt75TP7iWn7uvVixYdon3qwQG67CDWNFTiKPuoXTNiL3-d/s1600/maps+thailand.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="341" data-original-width="565" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAiuG6JXuiAIQUB2SQyAL6WNkgzCzK9Ym4AtRROc_VACL50l8EyXpB-2y4Fx4_X3rQKrSCgNrMIeF2mp2V_iK0luSue66mrVQt75TP7iWn7uvVixYdon3qwQG67CDWNFTiKPuoXTNiL3-d/s320/maps+thailand.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Rute Bangkok - Bua Yai</td></tr>
</tbody></table>
Aplikasi tuh nggak ada yang negatif. Semua tergantung pemakai, dipakai buat apa aplikasi itu, iya kan? Bisa aja lo main tinder buat dakwah dan menyebarkan agama islam. Kan bagus.<br />
<br />
Ploy adalah temen online paling akrab gue so far. Dia punya pacar bule Jerman. Jadi bahasa Inggrisnya bagus dan aktif. Gue sering ngobrol dan diajari bahasa Thailand sama Ploy. Tapi karena kapasitas otak gue yang nggak seberapa, gue cuma ngerti <i>"khop khun ka".</i><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSpi77LNIR4jVDHB54oHcRJWlZH-GkCHxjKue-pq1ZlVU2hWQPkEWqcAXKUGxEFT0DKERxfO2dK5fYhMzdkmb_7Kw76vGr4hj-GDh8M8NgpI9Cm77B-9pRsXVoGUZiqkVvT8s24c8-VDZ6/s1600/IMG_5974.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSpi77LNIR4jVDHB54oHcRJWlZH-GkCHxjKue-pq1ZlVU2hWQPkEWqcAXKUGxEFT0DKERxfO2dK5fYhMzdkmb_7Kw76vGr4hj-GDh8M8NgpI9Cm77B-9pRsXVoGUZiqkVvT8s24c8-VDZ6/s200/IMG_5974.JPG" width="150" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini Agum, waktu kita di lobi hotel.</td></tr>
</tbody></table>
"Lo serius mau kesana sendirian Rih?" tanya temen gue, Agum, di lobi hotel waktu kita nungguin grabcar bareng. Agum nunggu grabcar buat ke bandara dan pulang ke Indonesia, sedangkan gue nunggu grabcar buat ke terminal Mo Chit Bangkok, lalu lanjut naik suttle bus ke Bua Yai. "Nggak takut ilang?"<br />
<br />
"Iya serius lah." Jawab gue singkat. "Kalo ilang, ntar gue halo-halo di pos satpam terdekat."<br />
<br />
Beberapa menit kemudian grabcar yang gue pesan datang. Sebuah sedan Toyota Carmy. Drivernya seorang bapak-bapak bermuka sedikit garang. Gue cari tato mawar di kedua lengannya nggak ketemu. Lega.<br />
<br />
Setelah memasukan tas-tas di bagasi, gue pun duduk di jok depan sebelah supir. Entah kenapa ya, gue selalu seneng duduk di sebelah supir kalau naik taksi online sendirian.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcvWtdX8vjguMav3bv75ENtdepj1fNlCSL_fWPQ1j8leVuEzS0JN71wM6wfY9pxgPKyxw-hCUb3F-1u-drQatPSsp2gBd9Xs_jOzKRUzYvO5PYX9VAWp_ezGcdjai3eFNOQNKwh2QOROL_/s1600/IMG_5973.PNG" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcvWtdX8vjguMav3bv75ENtdepj1fNlCSL_fWPQ1j8leVuEzS0JN71wM6wfY9pxgPKyxw-hCUb3F-1u-drQatPSsp2gBd9Xs_jOzKRUzYvO5PYX9VAWp_ezGcdjai3eFNOQNKwh2QOROL_/s320/IMG_5973.PNG" width="179" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aplikasi grab gue waktu itu</td></tr>
</tbody></table>
"To Mo Chit Terminal, sir. I wanna go to Bua Yai." Gue membuka kesunyian setelah beberapa saat mobil sedan itu meninggalkan hotel.<br />
<br />
Si driver menjawab singkat, "krab."<br />
<br />
Setelah itu hening lagi. Mobil melaju tenang menembus kepadatan jalanan Bangkok.<br />
<br />
Gue berpikir, <i>kok sepi banget? Nyalain musik enak kali ya.</i><br />
<br />
"Sir, can you turn the music on? Dangdut maybe?" Gue sok akrab. Si om diem, memandang gue, dahinya mengkerut. "Dangdut sir, dangdut. Indonesia music."<br />
<br />
Om supir masih diem dan memandang ke jalanan di depannya. Gue belum menyerah untuk akrab dengan si om. "You know Indonesia? Dance? Joget Om. Music, music!" Gue menunjuk-nunjuk music player di dashboard mobil dengan muka girang senyum lebar. Si om grabcar malah menggeser duduknya mepet ke jendela mobil, menjauhi gue. Kurang ajar.<br />
<br />
Gue nyerah. Gue nggak berusaha lagi buat nyalain musik di dalam mobil. Tiba-tiba HP gue berbunyi. Ploy menelpon.<br />
<br />
"Hallo?"<br />
<br />
"Hey, where are you?!" Ploy ngegas di ujung sana. "Why don't you tell me? I worry about you!"<br />
<br />
"I am on my way to Mo Chit Terminal now by grabcar. Don't worry. I am still alive." Gue coba menenangkan Ploy.<br />
<br />
"Let me talk with the driver. Mo Chit Terminal is not small, Bro. You may be lost there!"<br />
<br />
<i>Astgafirullah mulutnya dijaga woy! Jangan doain gue ilang.</i><br />
<i><br /></i>
HP gue berikan ke om driver. Ploy dan driver berbincang dengan bahasa Thailand. Mendengarkannya membuat kepala gue pening. Kunang-kunang. Vertigo. Kemudian pingsang.<br />
<br />
Enggak lah!<br />
Gue nggak selemah itu.<br />
<br />
Gue memperhatikan si om driver dari kursi penumpang dengan kepala berasap karena menerka-nerka, "mereka ngomongin apa ya? Jangan-jangan lagi ngomongin kejelekan gue."<br />
<br />
Setelah selesai, om grabnya balikin HP ke gue. Ploy masih tersambung.<br />
<br />
"Bro..." suara Ploy diujung sana. "The driver cannot speak English at all. Maybe just Yes or No. Take care. I've told him your direction in Mo Chit."<br />
<br />
<b><i>Mak tratap!</i></b> Bakal sepi dong ini mobil sedan selama perjalanan ke terminal? Si Om-nya nggak bisa ngomong bahasa Inggris. Huhu.<br />
<br />
Mobil sedan om grab masih melaju, membelah jalanan Kota Bangkok yang padat dan kadang macet di beberapa titik. Gue duduk diam sambil memandangi google maps yang sedari tadi gue buka. Perjalanan masih beberapa menit lagi. Taksi-taksi berwarna pink yang lalu lalang di luar jendela mobil menghibur gue di tengah kesunyian antara gue dan om grab. Imut banget taksinya woy.. Kasih pita di bagian atas, udah jadi mobil lamaran tuh. hehe. Sesaat, gue merasa kayak lagi marahan sama pacar di dalam mobil.<br />
<br />
Laju mobil menjadi pelan ketika memasuki palang pos parkir. Gue sampai di Terminal Mo Chit. Setelah mengambil karcis parkir, mobil melaju lagi menuju sudut terminal yang ternyata luas banget.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZWc7HNxqDRcUUhZHc7SC1q2v4xEjBVbvpIisg9JtflCm8hc9v_pZS0IxB8CbTLXy_Nmolkr6NZ-06WKvC3d79aWj00xtogm3EzLifcRjGmj9W-FvV04gvqyyhX2Is-8QmJXOvTHyy0bsl/s1600/mo-chit-bus-terminal-bangkok.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="932" data-original-width="1400" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZWc7HNxqDRcUUhZHc7SC1q2v4xEjBVbvpIisg9JtflCm8hc9v_pZS0IxB8CbTLXy_Nmolkr6NZ-06WKvC3d79aWj00xtogm3EzLifcRjGmj9W-FvV04gvqyyhX2Is-8QmJXOvTHyy0bsl/s320/mo-chit-bus-terminal-bangkok.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Mirip di Indonesia, terminal Mo Mchit berisi loket-loket pembayaran bis atau pun suttle bus dengan tujuan masing-masing yang ditulis besar di setiap loket dengan huruf Thailand dan ada nomor di setiap loketnya.<br />
<br />
Mobil yang gue tumpangi berhenti di salah satu sudut terminal. Gue pun membayar tarif grab sesuai yang tertera di aplikasi ditambah biaya parkir. Kalau nggak salah tarif parkirnya 10 baht (5 ribu rupiah).<br />
<br />
Setelah selesai menurunkan tas-tas gue yang cuma 2 biji, gue mengucapkan "thankyou. Khop khun ka." ke si om driver.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB_j1DlDXRJdrE1TpU4HlENIVzQfS520wTP-f85CNfPzSApd3RCg4axBwUozGeG3WHafN9GA7jiiN7jvESv3lKHjm8SESuQrcFgWGg8iUNY8SDU_jn_aoYO6r_hxhpNwSJKNqsi0oD2bzE/s1600/Transport-Company-counters-outside-1st-floor-at-Mo-Chit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="450" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB_j1DlDXRJdrE1TpU4HlENIVzQfS520wTP-f85CNfPzSApd3RCg4axBwUozGeG3WHafN9GA7jiiN7jvESv3lKHjm8SESuQrcFgWGg8iUNY8SDU_jn_aoYO6r_hxhpNwSJKNqsi0oD2bzE/s320/Transport-Company-counters-outside-1st-floor-at-Mo-Chit.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Gue berada di depan loket bus yang penampakannya sama semua: loket berwarna dominan putih-orens dengan petugas berseragam di dalamnya dengan tulisan Thailand gede-gede. <b><i>Itu bacanya apa ya Tuhaaan???</i></b><br />
<br />
Panasnya Thailand bikin gue makin panik, <i><b>"gue harus ke loket mana ya Tuhan???"</b></i><br />
<i><b><br /></b></i>
Gue berdiri sambil nenteng tas di bawah terik matahari jam 12 siang. Gue lingung dan bingung. Gerah juga. Apakah ini azab karena riya bisa bahasa Inggris?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Di tengah kelinglungan, gue melihat dari kejauhan ada seorang ibu-ibu yang agak subur badannya teriak-teriak ke arah gue dengan bahasa Thailand.<br />
<br />
"Trang tung tung tung kap kap pung pung ... !!!"<br />
<br />
Gue nggak ngerti.<br />
Makin linglung.<br />
Matahari terasa makin panas.<br />
<br />
Ya Allah Gusti...<br />
<br />
"Trung tung tung tang tang tung lew lew krap kun trung tung tung tung!!!" Ibu-ibu itu melambaikan tangan ke arah gue dan berlari mendekat. Iya gais, <b>berlari ke arah gue dan teriak-teriak pakai bahasa Thailand.</b> :(<br />
<br />
Astagfirullahalazim.<br />
<br />
Gue dikejar.<br />
<br />
Gue cuma bisa diem mematung. Bingung harus ngapain.<br />
<br />
"Trang tung tung tang tang tung khap khap nai lew krung tang tung tang tang tang tung tung !!!" Ibu itu semakin dekat dengan gue.<br />
<br />
Gue mulai berpikir macem-macem.<br />
Gimana kalau ternyata ibu itu adalah seorang pembunuh?<br />
Gimana kalau ternyata ibu itu adalah isterinya om grab tadi yang dendam suaminya semobil sama gue?<br />
Gimana kalau ternyata ibu itu adalah gubernur Bangkok yang nggak ridho kotanya ini didatengi gue, backpacker gembel yang tidak turut serta memajukan perekonomian Bangkok?<br />
<br />
ASTAGFIRULLAHALAZIM !!<br />
<br />
<b>Gue harus lari.</b><br />
<b><br /></b>
<b>GUE HARUS LARI!</b><br />
<br />
<b>G U E H A R U S L A R I ! ! !</b><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
---</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<i>Bersambung ke bagian ke dua...</i></div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-13692505992429542472019-07-28T02:26:00.000+07:002019-10-16T22:54:41.456+07:00Insto Dry Eyes atau Naik Unta?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkHAIwcnOk25abWbywd4BompH4Eksmwbva-YtslSCunl9ELtlXPqQ7uXTP_YPFYLVJJHeMguHEIIOfc-15qglSoZf4kRkGQF0ev7ZvyDCe0cX1nCPshRnCGIrKB1M-zLBwxmdMMqlP2b3b/s1600/1543989996-Camel-Riding-at-the-Pyramids.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="472" data-original-width="765" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkHAIwcnOk25abWbywd4BompH4Eksmwbva-YtslSCunl9ELtlXPqQ7uXTP_YPFYLVJJHeMguHEIIOfc-15qglSoZf4kRkGQF0ev7ZvyDCe0cX1nCPshRnCGIrKB1M-zLBwxmdMMqlP2b3b/s400/1543989996-Camel-Riding-at-the-Pyramids.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source: Flying Carpet Tours</td></tr>
</tbody></table>
Ada banyak cara untuk menghemat budget ketika traveling. Salah satu dan yang paling sering gue lakukan adalah memangkas biaya transportasi.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Yep!</div>
<div>
Menurut gue, biaya transportasi adalah yang paling fleksibel untuk diatur-atur dalam budgeting traveling. Gampang digoyang, cuy.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Soal transportasi, buat gue saat ini yang paling hemat, gampang, dan efisien adalah motor.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7oxQrhTZGhk8QtcORy8YsUqA-OpmvHUexHsMSGHAlqmDOWXJLsQ42sk8UtGkj-SqFIitjmXDQhEin7yWOXsLIozZqnWv3y4WMi20-p7xdRv7r303EAamJ-wRVVKu0kQ51_sxrpSmKQK57/s1600/RNI-Films-IMG-13ACE630-B306-4703-9E9B-D38FDAEEFBC4+k.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7oxQrhTZGhk8QtcORy8YsUqA-OpmvHUexHsMSGHAlqmDOWXJLsQ42sk8UtGkj-SqFIitjmXDQhEin7yWOXsLIozZqnWv3y4WMi20-p7xdRv7r303EAamJ-wRVVKu0kQ51_sxrpSmKQK57/s320/RNI-Films-IMG-13ACE630-B306-4703-9E9B-D38FDAEEFBC4+k.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kira-kira begini gambaran gue kalau lagi naik motor. Normal bukan?</td></tr>
</tbody></table>
<div>
Hampir semua perjalanan yang gue lakukan, kendaraan roda dua ini selalu jadi andalan. Bahkan ketika <a href="http://www.farihikmaliyani.com/2018/05/pengalaman-nonton-bioskop-di-thailand.html" target="_blank">gue di Thailand tahun lalu</a>, gue menggunakan motor untuk keliling kota di Nakhon Ratchasima. Gue berkendara layaknya warga lokal Thailand dan bahkan mendapat sapaan beberapa orang Thailand ketika bersisipan di jalan dengan bahasa mereka. Ofcourse, gue cuma senyum kecut sambil ngangguk-ngangguk sok ngerti. Nggak tau aja mereka yang disapa ini wong Jowo.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Selain lebih hemat, traveling naik motor membuat gue lebih mengenal tempat yang gue kunjungi. Misalnya waktu liburan tahun baru kemarin di Bali, gue jadi lebih ngerasa <i>feel</i>-nya Bali dibanding dengan menggunakan bus pariwisata atau mobil pribadi. Berkat mengendarai motor, gue bisa dengan mudahnya mampir di warung <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_jenggo" target="_blank">nasi jinggo</a> pinggir jalan, parkir dengan leluasa, tanpa takut kendaraan gue nutupin jalan orang lain. Secara nggak langsung, gue jadi lebih nyaman nongkrong di warung nasi jinggo dan ngobrol banyak bareng si penjual.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
See? Banyak keuntungan yang gue dapat ketika traveling naik motor. Meskipun begitu, naik motor apalagi jarak jauh punya beberapa kekurangan, terutama soal dampak langsung ke kesehatan badan. Yang paling gue sering rasakan adalah mata jadi pegel, sepet, dan perih akibat terlalu lama kena angin jalanan. Segala asap debu jahat masuk ke mata.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVNMLM4YozZiPieKtPuc9n-mBdq-Ay4Wt7Y9YIgQZCYze2kpD6MszbMS-O8tu5SkxiK5n-E959GOhTjgM1lKmHwQGx-uzJDFurgDmXhGDg5D0GIefFnNsPVZn7js3nttOLXgRNGnYfIQ-o/s1600/RNI-Films-IMG-D9B54DAB-41BF-4183-810A-FBC371411F9F.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVNMLM4YozZiPieKtPuc9n-mBdq-Ay4Wt7Y9YIgQZCYze2kpD6MszbMS-O8tu5SkxiK5n-E959GOhTjgM1lKmHwQGx-uzJDFurgDmXhGDg5D0GIefFnNsPVZn7js3nttOLXgRNGnYfIQ-o/s400/RNI-Films-IMG-D9B54DAB-41BF-4183-810A-FBC371411F9F.jpg" width="400" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hal ini sudah gue rasakan sejak lama. Sempat ingin mengganti motor dengan seekor unta jantan, namun gue urungkan. Gue belum siap ke pura di Bali dan nitipin unta ke tukang parkir dulu. <i>"Pasti ada solusi yang lain!"</i> kata hati gue waktu itu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah mencari tau, akhirnya gue ngerti bahwa mata gue yang sering pegel, sepet, dan perih ini adalah gejala dari mata kering. Wedew. Ternyata nggak cuma hati aja yang kering, mata juga bisa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setelah konsultasi ke beberapa pihak, akhirnya gue menemukan sahabat baik untuk mata kering gue ini nih. Kecil-kecil cabai kampus! Eh maap, cabai rawit maksudnya. Hiyaaa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Yup, <a href="http://insto.co.id/" target="_blank">Insto Dry Eyes</a> adalah solusi untuk masalah mata kering yang sering dialami pengendara motor macam gue ini.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuo9mxoq2ZY0rUxvznDM4JD7PZ90SbJE8AWAvZlw2thKlXITXRNRqWGNRuvsqFWiXHGctKkWZnAEYmJA0aSfBmv3T6ogV6LucafObnE8t-i1C1hXEhXcwf4QXT3ZQuXEe_0Zb_O3c_ALY5/s1600/RNI-Films-IMG-8A90528B-C759-45CD-AAEB-0B583BB678CA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuo9mxoq2ZY0rUxvznDM4JD7PZ90SbJE8AWAvZlw2thKlXITXRNRqWGNRuvsqFWiXHGctKkWZnAEYmJA0aSfBmv3T6ogV6LucafObnE8t-i1C1hXEhXcwf4QXT3ZQuXEe_0Zb_O3c_ALY5/s320/RNI-Films-IMG-8A90528B-C759-45CD-AAEB-0B583BB678CA.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Super cute</td></tr>
</tbody></table>
Setelah sadar akan -nggak enaknya- mata kering dan -nggak enaknya- naik unta ke pura, gue memutuskan untuk selalu siap sedia Insto Dry Eyes kemana pun gue traveling. Bentuknya yang imut cocok di kantong, membuat gue mudah untuk membawanya.<br />
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdaFIXVmTLinLcHsH8Zmev-LrNW4s21m-Vmy9SNXQGvXiWbF7q26A_Xgqrx6WO3yXa7hcBoTXTC1fB9obLcYc6wk3K2cwV2RYRiHdBGUn3S06_sK0AXjHKzLE9fCFJMr7AMzoDBrgCa73M/s1600/RNI-Films-IMG-15862A0B-A99E-4BA6-B039-7DA44DC7A5DD.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdaFIXVmTLinLcHsH8Zmev-LrNW4s21m-Vmy9SNXQGvXiWbF7q26A_Xgqrx6WO3yXa7hcBoTXTC1fB9obLcYc6wk3K2cwV2RYRiHdBGUn3S06_sK0AXjHKzLE9fCFJMr7AMzoDBrgCa73M/s320/RNI-Films-IMG-15862A0B-A99E-4BA6-B039-7DA44DC7A5DD.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saku celana jeans juga masih sisa banyak!</td></tr>
</tbody></table>
<div>
Kadang, kalau pas di jalan mata gue lelah, gue tetesin 1-2 tetes Insto Dry Eyes ini. Jadi gejala mata kering seperti mata sepet, mata pegel, dan mata perih gampang dan cepat diatasi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
So, pilih bawa Insto Dry Eyes pas jalan-jalan atau ganti motor dengan naik unta?</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinna7buruaYuc24e3VQCVLzli-WcsXLujz73ch3CC7AkiEc86QemKGk79S0x62CrNBCN00aed7v2o-avh-iveBu5cRLG8qIY2vHlK1BRzpey5y1A7VEqjgzOQfI0sD4OJc0byaUTiD0W6B/s1600/RNI-Films-IMG-F075A5BB-03AC-4B31-8CA2-514F4AE2451C.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinna7buruaYuc24e3VQCVLzli-WcsXLujz73ch3CC7AkiEc86QemKGk79S0x62CrNBCN00aed7v2o-avh-iveBu5cRLG8qIY2vHlK1BRzpey5y1A7VEqjgzOQfI0sD4OJc0byaUTiD0W6B/s320/RNI-Films-IMG-F075A5BB-03AC-4B31-8CA2-514F4AE2451C.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<div>
Bye mata kering! :p</div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-16485834302723515682019-07-21T01:34:00.000+07:002019-07-21T01:35:06.218+07:00Nekat ke Karimunjawa Cuma Bawa 400 ribu!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Kamis tengah malam itu, di saat orang-orang tidur nyenyak, gue dan tujuh teman sedang bersiap untuk berangkat ke Karimunjawa hanya dengan modal nekat tanpa persiapan matang. Jam 1 dini hari kami berangkat dari Semarang menuju Pelabuhan Kartini Jepara dengan mengendarai empat motor matic. Dinginnya udara tengah malam kerasa sampai ubun-ubun. Brr!<br />
<br />
Kami sampai di Pelabuhan Kartini Jepara jam 4 pagi untuk selanjutnya menyebrang ke Pulau Karimunjawa. Kapal Siginjai yang akan menyebrangkan kami berangkat jam 6 pagi. Ada waktu tunggu 2 jam, gue gunain untuk tidur di salah satu warung di pelabuhan.<br />
Setelah membeli tiket kapal seharga Rp57.000,- untuk penumpang <i style="box-sizing: border-box;">(update 2018: Rp72.000,-)</i> dan Rp25.000,- untuk tarif motor <i style="box-sizing: border-box;">(update 2018: Rp27.000,-)</i>, jam 6 pagi kami naik ke Kapal Siginjai kelas ekonomi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-1BIqvtBRWXBx0-GYBBAFa0fv0oM909w9Vu1p-JhyphenhyphenebCE-mr9dkyLlqnkKQK3bgSqVpm9Pn_mHBHk5c3abFIZvOft6sgmLzlU4ylMkJmloRY5d7AI2P06dzNk-q47Q0WKWreQlu1c-Yji/s1600/IMG_1625.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-1BIqvtBRWXBx0-GYBBAFa0fv0oM909w9Vu1p-JhyphenhyphenebCE-mr9dkyLlqnkKQK3bgSqVpm9Pn_mHBHk5c3abFIZvOft6sgmLzlU4ylMkJmloRY5d7AI2P06dzNk-q47Q0WKWreQlu1c-Yji/s400/IMG_1625.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Secerah itu cuy cuacanya!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0G81qiUHEdtvZ8X-akJW9yiRAYztja-77mCJT-wZLcZbY3i9eoYU3MNcTDoSE7V7cybR-v-moY1ATGk4x7OUxbsxuoLO77kLcefkuSiPwHjogTELst2pLGZukaBU0oIfX2MoMq0vWImYV/s1600/IMG_1534.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1334" data-original-width="750" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0G81qiUHEdtvZ8X-akJW9yiRAYztja-77mCJT-wZLcZbY3i9eoYU3MNcTDoSE7V7cybR-v-moY1ATGk4x7OUxbsxuoLO77kLcefkuSiPwHjogTELst2pLGZukaBU0oIfX2MoMq0vWImYV/s640/IMG_1534.JPG" width="356" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini tiket gue waktu itu. Agak kesel sih, gue ditulisnya "laki-laki". Mau protes juga sia-sia.</td></tr>
</tbody></table>
</div>
Perjalanan menggunakan Kapal Siginjai yang memakan waktu 4-5 jam ini kami gunakan untuk berfoto di beberapa spot menarik di atas kapal dan berkenalan dengan bule.<br />
<div>
<br />
Sekitar jam 10 siang kami menginjakkan kaki di Pulau Karimunjawa dan langsung lanjut mencari masjid untuk solat Jumat. Sementara temen-temen cowok gue solat Jumat, kita-kita 4 orang cewek mencari penginapan.<br />
<br />
Banyak tawaran penginapan dari warga sekitar. Mereka menyewakan rumahnya untuk dijadikan penginapan dengan fasilitas seadanya tapi harganya juga murah banget! Akhirnya kami memilih menginap di rumah warga yang memang disewakan untuk turis dengan harga Rp80.000,- per kamar untuk satu malam. Kami menyewa dua kamar untuk dua malam. Satu kamar diisi 4 cowok dan satu kamar lain untuk 4 cewek. Jatuhnya, per-malam, satu orang kena tarif Rp20.000,00. Murah kan?!<br />
<br />
Setelah mandi dan membersihkan diri dari debu-debu jahat Semarang-Jepara, kami mencari makan siang di pinggir jalan dengan harga 10.000-an dan menuju ke Bukit Joko Tuwo untuk menikmati sunset. Tarif memasuki Bukit Joko Tuwo hanya Rp10.000,00 waktu itu. Bukit Joko Tuwo ini punya beberapa spot untuk dikunjungi. Kita harus menaiki anak tangga untuk menuju ke spot-spotnya. Kami memilih spot paling dekat karena waktu yang mepet.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj24NYM9ErbkdaMRYtPdinj112qdlqPnJWQKPLz90ana7OYVVzIHRzVU4pi-bsq5h3EUIQW8uiVC9u2C991ihGtgFv6t9dXKNeIWZOeZZp3P_8i1KUuj_EBuEmQpKzx0uJR_i7IKVC-SHmr/s1600/IMG_1655.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj24NYM9ErbkdaMRYtPdinj112qdlqPnJWQKPLz90ana7OYVVzIHRzVU4pi-bsq5h3EUIQW8uiVC9u2C991ihGtgFv6t9dXKNeIWZOeZZp3P_8i1KUuj_EBuEmQpKzx0uJR_i7IKVC-SHmr/s400/IMG_1655.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYc5458D-0ImeqdP2pUcAXbtWm-7ryeMttddpOo-7RKwljCN7YGLaPfCR1ll66pyH25OH21T8Yrr_CU0a0oA85iuxZnrSMwDQJ9Weu1eB1-hqzv-tVfXELlwxa8ILx9O66puiVR3HaE8Tn/s1600/IMG_1672.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYc5458D-0ImeqdP2pUcAXbtWm-7ryeMttddpOo-7RKwljCN7YGLaPfCR1ll66pyH25OH21T8Yrr_CU0a0oA85iuxZnrSMwDQJ9Weu1eB1-hqzv-tVfXELlwxa8ILx9O66puiVR3HaE8Tn/s400/IMG_1672.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sunset cantik dengan background pulau-pulau kecil di sekitar Karimunjawa. Surga dunia!</td></tr>
</tbody></table>
Keesokan harinya, pagi hari kami mencari persewaan peraahu dan alat snorkeling untuk bersnokel ria di pulau-pulau sekitar Karimunjawa. Setelah mencari dan menawar, akhirnya kami mendapatkan kapal plus alat snorkeling plus guide plus solar plus makan siang dengan harga Rp100.000,- per orang.<br />
<br />
Kami mengunjungi beberapa pulau seperti Pulau Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Cemara Kecil, dan Tanjung Gelam. Di Pulau Menjangan Besar kami menikmati adrenalin dengan masuk ke kolam yang penuh dengan hiu di tempat penangkatan hiu. Seharusnya pengunjung harus membayar tiket masuk Rp40.000,- . Tapi karena gue berhasil sepik-sepik bapak syahbandar Karimunjawa, kami pun gratis masuk penangkaran hiu ini. Hahaha.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2faJsl5oEp-US-y9SfKeMi_YpEmT3PzcZ5CFSITy-4u8uXYwW068uESw_YYv-TjbiR5GXwXrvWMoSAE1gf-wqruMp4fGo89inTK-_lNX9t1N332lKTowhWlPwSpDyegn3k6mZqgOod1TJ/s1600/IMG_1760.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2faJsl5oEp-US-y9SfKeMi_YpEmT3PzcZ5CFSITy-4u8uXYwW068uESw_YYv-TjbiR5GXwXrvWMoSAE1gf-wqruMp4fGo89inTK-_lNX9t1N332lKTowhWlPwSpDyegn3k6mZqgOod1TJ/s400/IMG_1760.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Terlihat tenang padahal deg-degan gais<br /></td></tr>
</tbody></table>
Snorkeling di sekitaran Pulau Menjangan Kecil dan Tanjung Gelam adalah hal yang nggak bisa gue lupain. Airnya tenang, bersih, dan karangnya bagus-bagus. Dari atas perahu gue bisa melihat karang-karang di bawah air karena karang disini cuma ada di kedalaman setengah meter. Gue beruntung juga karena waktu itu buln Agustus air laut masih surut. Selama snorkeling pantat gue sering kena karang juga. Tapi buat kalian yang mau liburan kesini hati-hati ya. Jangan sampai ngerusak karang.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoLT9Aox-I46tijQQ_yMr_2rfYayqUHE0dYEWz9E3cwZ8vsXolht6pITosnedu97SzT-ImZ-VPMkjuc8Mgr3yBoA5kaMo_emthsWNCekMKiAxsRO0ttosgXkeDVV9_c-Qa-pEoB6tce1I1/s1600/IMG_1877.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoLT9Aox-I46tijQQ_yMr_2rfYayqUHE0dYEWz9E3cwZ8vsXolht6pITosnedu97SzT-ImZ-VPMkjuc8Mgr3yBoA5kaMo_emthsWNCekMKiAxsRO0ttosgXkeDVV9_c-Qa-pEoB6tce1I1/s400/IMG_1877.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQpwNgRM9L55bYznEiE3j97pU8Xu_rklIYUpbwVvqi9eacEMXK8M9CVUIfW9D0eC64BfCdyQJlwxsNJpRMIOPXAOSJ3SfPfzLgZfGTRWjtHHFjRPY6q6Mhb85wTDIbUgQpT_ZbOPec_lh-/s1600/IMG_2055.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQpwNgRM9L55bYznEiE3j97pU8Xu_rklIYUpbwVvqi9eacEMXK8M9CVUIfW9D0eC64BfCdyQJlwxsNJpRMIOPXAOSJ3SfPfzLgZfGTRWjtHHFjRPY6q6Mhb85wTDIbUgQpT_ZbOPec_lh-/s400/IMG_2055.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cantik banget gak sih?!</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
Setelah puas dengan snorkeling di beberapa spot underwater dan menikmati sunbath di Tanjung Gelam dengan pasir putihnya, kami kembali ke Pulau Karimunjawa jam 4 sore. Kami langsung menuju ke Bukit Joko Tuwo lagi untuk mengunjungi spot yang lebih tinggi dari sebelumnya dan menikmati sunset. Spot ini namanya Bukit Cinta.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiANjAdir7PH56fJh9k30Dc58RIp1W7S9FwlpWrGhXQNOUXgRhYxmiZHRfv8aoe9lKW8IvPy3LeshhVCzmPYPyHcimPHode4yZVg9S4qWARV-wNH5HbbG0GPK6UxTHQidCCXEJ1yNJ_V1Ov/s1600/IMG_2246.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1108" data-original-width="1478" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiANjAdir7PH56fJh9k30Dc58RIp1W7S9FwlpWrGhXQNOUXgRhYxmiZHRfv8aoe9lKW8IvPy3LeshhVCzmPYPyHcimPHode4yZVg9S4qWARV-wNH5HbbG0GPK6UxTHQidCCXEJ1yNJ_V1Ov/s320/IMG_2246.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Landmark Karimunjawa yang terkenal itu uwuwu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Malamnya, kami menikmati seafood di Alun-alun Karimunjawa yang penuh dengan pilihan makanan. Sebagai pecinta seafood berkantong tipis, gue benar-benar excited. Banyak banget pilihan seafood dan harganya murah. Gue cuma menghabiskan uang sekitar Rp25.000,- untuk makan seafood disini.<br />
<br />
<div>
Penjual seafood di Alun-alun Karimunjawa menjual ikan, udang, lobster, dan lain-lain dalam keadaan mentah bahkan masih hidup. Kami bisa memilih sendiri hasil laut apa yang ingin kami makan dan si penjual akan segera mengolahnya menjadi masakan yang enak sesuai keinginan. Jadi benar-benar segar seafood di Alun-Alun Karimunjawa ini.<br />
<br />
Minggu pagi jam 5 kami harus segera menuju dermaga untuk kembali ke Jepara dengan Kapal Siginjai. Harga tiket kapal sama dengan ketika kami berangkat.<br />
<br />
Minggu siang gue dan teman-teman sampai di Jepara dan langsung pulang menuju ke Semarang dengan membawa pengalaman traveling yang menyenangkan dan kulit yang menghitam. Gue nggak masalah. Karena menghitamnya kulit ini sebagai bukti bahwa gue sudah pernah dan menikmati shirt trip di Karimunjawa.<br />
<br />
Untuk trip Karimunjawa ini gue cuma menghbiskan uang Rp430.000,- aja. Rp30.000,- gue pakai buat beli celana pantai di Alun-alun. Hehe.<br />
<br />
Gue selalu punya rencana kembali lagi ke Karimunjawa meskipun belum tau kapan. See you again Karimunjawa!</div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-70109334024379842042019-06-11T09:26:00.000+07:002019-06-11T09:50:25.471+07:00Pagi Itu Kamu Cantik Dan Aku Suka, Jakarta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Macet, rusuh, mahal, berantakan, kotor, adalah kata-kata yang sering muncul di benak gue ketika mendengar nama "Jakarta". Beberapa bulan yang lalu, gue selalu bersumpah kepada diri sendiri untuk tidak tinggal di Jakarta sampai kapan pun. Tapi, sumpah itu sedikit kendur di awal Mei kemarin, ketika gue berada di Ibu Kota untuk beberapa hari.<br />
<br />
Sedikit banyak, Ibu Kota berusaha dan berhasil bikin gue luluh.<br />
<br />
Yap, Jakarta cantik pagi itu, dan gue suka.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGCpSJwzZ1zT3xvTjE3D6SArO_aD-UqUu-LNd_f5qLUgKnNiYGiVa8LPkvU20zErQ2BzvY_uwGOz_LzD9M_djOo1kJc6BhPTwhtM2925Gxiimc2mQeYgFIFupvDL_nycZpgKvOYcDOkcFf/s1600/C9D7B805-6067-4042-936A-122675156A43.jpg" imageanchor="1"><img border="0" data-original-height="1207" data-original-width="1600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGCpSJwzZ1zT3xvTjE3D6SArO_aD-UqUu-LNd_f5qLUgKnNiYGiVa8LPkvU20zErQ2BzvY_uwGOz_LzD9M_djOo1kJc6BhPTwhtM2925Gxiimc2mQeYgFIFupvDL_nycZpgKvOYcDOkcFf/s1600/C9D7B805-6067-4042-936A-122675156A43.jpg" /></a></div>
<br />
Pagi itu belum genap jam 6 pagi, gue memesan ojek online dari Jakarta Selatan ke daerah Kemayoran. Agak jauh dan masih lumayan dingin, gue pikir susah buat dapet driver. Ternyata gampang.<br />
<br />
"Biasa narik jam segini Mas?" Gue bertanya di ketika di atas motor yang melaju menembus jalanan lengang Ibu Kota.<br />
<br />
"Iya Mbak." Jawab abang ojek singkat.<br />
<br />
"Jakarta enak ya Mas, jam segini adem."<br />
<br />
"Iya Mbak, enak, belum macet." Jawab si abang. "Saya juga seneng narik jam segini."<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJiuE_9-QTBU_v_DFOu6vO98uIR7kuBuk86wkpOAopyVMy9lld0R2VDT6RHMBg71QJnvnIfNO4dJuXnWDW5QOP23zxiYT55ewmc0sEqN3QM_qRpHlNhuz6LRbPie08OkJ6RFrN0q5tQbla/s1600/IMG_5591.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJiuE_9-QTBU_v_DFOu6vO98uIR7kuBuk86wkpOAopyVMy9lld0R2VDT6RHMBg71QJnvnIfNO4dJuXnWDW5QOP23zxiYT55ewmc0sEqN3QM_qRpHlNhuz6LRbPie08OkJ6RFrN0q5tQbla/s320/IMG_5591.jpg" width="256" /></a></div>
<br />
Obrolan selama perjalanan berlanjut mengenai damainya Ibu Kota di pagi hari dan basa-basi sederhana antara penumpang dan supir ojek. Sesekali, gue ambil ponsel di saku jaket dan mengabadikan gambar Jakarta pagi itu dengan jepretan seadanya karena motor masih tetap melaju. Ya kali, gue suruh abang ojeknya berhenti dulu buat poto-poto dan ngefotoin gue. "<i style="font-weight: bold;">Bang potoin bang buat postingan di blog."</i> Kan nggak mungkin.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisG5DyjL46hy6lnZKVJGKlRX0TRJ5gII5VQBN_bCqTuakuudJVicMeH3EKTMjC6CScRKRzZcvENjjxrChh-Wpx_4-IQpKu3WcthcYTqjJV9IM5cquiBx224hJ7FuT64bZ3lFaLdNzimllj/s1600/IMG_5592.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisG5DyjL46hy6lnZKVJGKlRX0TRJ5gII5VQBN_bCqTuakuudJVicMeH3EKTMjC6CScRKRzZcvENjjxrChh-Wpx_4-IQpKu3WcthcYTqjJV9IM5cquiBx224hJ7FuT64bZ3lFaLdNzimllj/s320/IMG_5592.jpg" width="240" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqi_66iH9fBEjH6Q4XNQbRb8udqz1AV0OJoqA54mcUMMGkAXhN3wiQH3tm4_W4e1MV7ZCV946AwYvxOKboQja-vb0oyoLy7P8hqMO1jYpfTGWv6PU5lVM0BptH6Kt2A8UXDGv0uZ2tXH0p/s1600/IMG_5596.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqi_66iH9fBEjH6Q4XNQbRb8udqz1AV0OJoqA54mcUMMGkAXhN3wiQH3tm4_W4e1MV7ZCV946AwYvxOKboQja-vb0oyoLy7P8hqMO1jYpfTGWv6PU5lVM0BptH6Kt2A8UXDGv0uZ2tXH0p/s320/IMG_5596.jpg" width="240" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGXrUH-CnvVmHmVWkWBsTBo7IHZPrE7k-3IvipJ7W1w6gju4ZkA9zoisTXMlf03IY4BrzreUIchpHFziJU_wTkD3K0MZT8_k5mNdlOdb-6AGSZUj-OgT64WATG-AZrDsQYtEF015uEnTDk/s1600/IMG_5595.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGXrUH-CnvVmHmVWkWBsTBo7IHZPrE7k-3IvipJ7W1w6gju4ZkA9zoisTXMlf03IY4BrzreUIchpHFziJU_wTkD3K0MZT8_k5mNdlOdb-6AGSZUj-OgT64WATG-AZrDsQYtEF015uEnTDk/s320/IMG_5595.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
Kawasan Jalan M.H. Thamrin dan Jend. Sudirman paling cantik, sih. Gue akuin itu. Gedung-gedung berjejer rapi, pengendara dan pengguna jalan saling mengerti hak dan kewajibannya. Kawasan itu bikin gue yakin pemerintah Indonesia dan masyarakat sudah bangun tidur dan sadar bahwa Indonesia, terutama ibu kota, perlu lari buat kejar ketinggalan dari negara-negara tetangga sebelah yang sudah lebih dulu membangun.<br />
<br />
Kata salah seorang teman, kawasan daerah Bundaran HI itu memang baru selesai direnovasi dan ditata rapi, jadi cantik. Apalagi MRT ada disitu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEscpL7PUqPTwBoxPRlXWhVB_Igcdq93rr8qfU9tOMrWO2ax_agP-JdabOuQAYlhU6mTuIuDp0wdSC8EZE4HnX-a5pDyMTyXUJLgnl6TT7GaN6x_3DNq4q9P10zONkVAFTG5i05U_pq-og/s1600/IMG_5593.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEscpL7PUqPTwBoxPRlXWhVB_Igcdq93rr8qfU9tOMrWO2ax_agP-JdabOuQAYlhU6mTuIuDp0wdSC8EZE4HnX-a5pDyMTyXUJLgnl6TT7GaN6x_3DNq4q9P10zONkVAFTG5i05U_pq-og/s320/IMG_5593.jpg" width="240" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0-_yGb7QHXyZhgWDCsJvzpiBHKcs7ZJxjCI_wBLuAPeqhbEyzDR7v3HA3O5wPq0tTjgmOzccxLF4h0XfyTeHxxT_4uU6qxT1q779HXnOsP2HA09nY44s8riRKcjY47AYTVInx2QKL9CXj/s1600/IMG_5594.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0-_yGb7QHXyZhgWDCsJvzpiBHKcs7ZJxjCI_wBLuAPeqhbEyzDR7v3HA3O5wPq0tTjgmOzccxLF4h0XfyTeHxxT_4uU6qxT1q779HXnOsP2HA09nY44s8riRKcjY47AYTVInx2QKL9CXj/s320/IMG_5594.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
Semoga, cantiknya Jakarta pagi itu bisa berkembang ke jam-jam setelah pagi, kemudian menular ke kota-kota lain di Indonesia. Kalau semua kota cantik, kan, kita juga yang bahagia. Kayak gue gini di pagi itu. Hehe.</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-19869094174305788932019-04-25T09:51:00.000+07:002019-04-25T09:51:27.069+07:00Jokowi Bukan Atlet Tong SetanPembangunan tol trans Jawa, tol trans Sumatera, pembangunan di daerah perbatasan Kalimantan - Malaysia, pembangunan bandara di Papua, pembangunan puluhan waduk, pembangunan-pembangunan lain seantero Nusantara, dan kemarin opening ceremony Asian Games 2018 yang wah banget, bikin gue bergumam sendiri di bulan Agustus ini:<br />
<br />
<span style="color: #bf9000;"><b><i>Indonesia sudah hebat ya, di ulang tahun 73 ini. Gue bangga.</i></b></span><br />
<span style="color: #bf9000;"><b><i><br /></i></b></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxqUTpcOolI1X_55S2DwWoJWOTe5EOumF0OvGXzqbeOmpgTzjagD05_rYHEZ-U0ttfPEiWN9MkJAN79VCJ2Bo5OnQcikaavvhXhDjPF6K6VPQ4Hf-t_m_S7lpB3M6Wo9ThyNgpeYPm-L9n/s1600/Opening-Ceremony.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="806" data-original-width="1200" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxqUTpcOolI1X_55S2DwWoJWOTe5EOumF0OvGXzqbeOmpgTzjagD05_rYHEZ-U0ttfPEiWN9MkJAN79VCJ2Bo5OnQcikaavvhXhDjPF6K6VPQ4Hf-t_m_S7lpB3M6Wo9ThyNgpeYPm-L9n/s640/Opening-Ceremony.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: google</td></tr>
</tbody></table>
<a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Wishnutama" target="_blank">Wishnutama</a> berhasil menyuguhkan pertunjukkan kelas internasional di Opening Ceremony Asian Games 2018 kemarin. Semua detail dari awal sampai akhir menurut gue juara. Termasuk bagian Jokowi muncul menggunakan motor <a href="https://www.idntimes.com/automotive/motorbike/angela-monica/mengintip-harga-dan-spesifikasi-moge-jokowi-di-pembukaan-asian-games/full" target="_blank">Yamaha FZ1</a>.<br />
<br />
Namun, gumaman bangga gue itu nggak bertahan lebih dari 24 jam. Sehari setelah opening ceremony Asian Games, ketika di instagram banyak akun yang memposting kemeriahan opening ceremony Asian Games 2018, makhluk-makhluk seperti ini bermunculan :<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFk7-JBAGsFL50vjTUbvqds8zR9SH67ANGi9gEC4rJdjxJhrOyJcH43pGsTEPlHQhCbbMCBa8zPLFkCbfDTQdR6zddg3cOTXAdg7Hvp5AcwMJlwkuJeec0iQlx-Pc4nZp933-iQl1f51gz/s1600/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="155" data-original-width="750" height="82" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFk7-JBAGsFL50vjTUbvqds8zR9SH67ANGi9gEC4rJdjxJhrOyJcH43pGsTEPlHQhCbbMCBa8zPLFkCbfDTQdR6zddg3cOTXAdg7Hvp5AcwMJlwkuJeec0iQlx-Pc4nZp933-iQl1f51gz/s400/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0001.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Asal ngetolol-tololin pemimpin aja lo dasar sedotan pop ice!</td></tr>
</tbody></table>
Kesel gue. Kemunculan Presiden Jokowi dengan motornya itu bukannya diapresiasi karena susah bikin konsep karya yang kayak gitu apalagi bareng kepala negara, eh malah dinyinyir. Huhu, pengen nampol pakai knalpot rasanya.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Di bagian pembukaan ceremony kemarin, Jokowi muncul dengan motor Yamaha FZ1 dan ada beberapa atraksi menarik dengan motornya itu. Jokowi digambarkan dalam video pembukaan meliuk-liuk di jalanan dan yang paling wow ada adegan terbang dengan motor harga ratusan juta tersebut.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Gue sangat apresiasi banget konsep video Wishnutama yang berani menggandeng Jokowi dengan segala kesibukannya sebagai presiden dan melahirkan video Jokowi mengendarai motor paspampres yang epic ini. Namun, makhluk-makhluk yang ketika bayi minum susu basi kembali bermunculan:</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dmfga57CsKX8JQLKR3fWycC7DsLlEcyZ-lkOBmWtjHTsYl7JXwGeVSxTl4CDac-KbvY1TgPg4foDcyw5qx6BhtM4xRfd0y74Y47VutKdY13-_rRlPNutoUEu7d_8ambjxzGBKSTgId6G/s1600/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0011.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="166" data-original-width="750" height="87" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dmfga57CsKX8JQLKR3fWycC7DsLlEcyZ-lkOBmWtjHTsYl7JXwGeVSxTl4CDac-KbvY1TgPg4foDcyw5qx6BhtM4xRfd0y74Y47VutKdY13-_rRlPNutoUEu7d_8ambjxzGBKSTgId6G/s400/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0011.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Artis-artis film action penipu dong mba? :(</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOIKMjxzpfb240aIYA3ga7UdmA7Fz9ukFASQQn_dP2BimCflNCxUiBOfPh9mDA6DL1qecrHfuKzf8C3Ti3hG3AfVMHtHiV3RpB2HZsJBeIlcDRRDHw27NVcUX5nPCR3MKUO6X_-5DgyYw5/s1600/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0006.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="150" data-original-width="750" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOIKMjxzpfb240aIYA3ga7UdmA7Fz9ukFASQQn_dP2BimCflNCxUiBOfPh9mDA6DL1qecrHfuKzf8C3Ti3hG3AfVMHtHiV3RpB2HZsJBeIlcDRRDHw27NVcUX5nPCR3MKUO6X_-5DgyYw5/s400/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0006.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Terus lo pikir Angling Dharma terbang pakai elang itu bukan tipuan?! T_T</td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoyV1CWA50LcHELuwGAKqi8CNVDyby4MsXzboL8RfPVzyLSw31ZTo3bkmhSMvxwT-fowtiphsxUBdMAXYgdx4BGvurU1sNFukjJUYNa1qnMdTc4yh-2fEc2IH5ZNdYjR_atKmi2h5Z_Q5N/s1600/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="150" data-original-width="750" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoyV1CWA50LcHELuwGAKqi8CNVDyby4MsXzboL8RfPVzyLSw31ZTo3bkmhSMvxwT-fowtiphsxUBdMAXYgdx4BGvurU1sNFukjJUYNa1qnMdTc4yh-2fEc2IH5ZNdYjR_atKmi2h5Z_Q5N/s400/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0004.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Boleh nampol nggak mas?</td></tr>
</tbody></table>
<div>
YA ITU JELAS BUKAN JOKOWI LAH MBLEGENDES!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Seorang Presiden Republik Indonesia masa harus terbang pakai motor, belak-belok di jalanan buat bikin video. Sedangkan selama ini makanan presiden aja dijaga ada koki khususnya, jalan-jalan ke mall dikawal. Masa iya dibiarin gitu aja naik motor sembarangan di jalanan? Mbok mikir!</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_L7SPxiai2q3th4KlhylpR3bnRuZQ-TvE6XtdGmT4nmVMskmKcNRw8l8sIPR69MRSprHL4oaDtdAj6bvgu27ev4OeLp4ZyH5qEuFn4Vo5XbYrRSkWlN4LbZu24eHZ-YdREWiPJS_UAOt_/s1600/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0005.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="210" data-original-width="746" height="112" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_L7SPxiai2q3th4KlhylpR3bnRuZQ-TvE6XtdGmT4nmVMskmKcNRw8l8sIPR69MRSprHL4oaDtdAj6bvgu27ev4OeLp4ZyH5qEuFn4Vo5XbYrRSkWlN4LbZu24eHZ-YdREWiPJS_UAOt_/s400/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0005.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Huhu mbanya dulu dikasih ASI nggak sih sama ibunya? :(</td></tr>
</tbody></table>
Si Dwayne Johnson yang badannya segede itu aja kalau main film action pakai stuntmant. Atau jangan-jangan mereka selama ini mikir kalau Chris Hemsworth di film Thor, Emma Watson di film Harry Potter, itu semua 100% real mereka? Tanpa stuntman di adegan-adegan 'berbahaya'?<br />
<br />
BENSIN MANA BENSIN?!!<br />
<br />
Kalau memang begitu pemikirannya, cuma ada 2 kemungkinan: sutradara film sukses bikin filmnya 100% nggak ketahuan bagian stuntmannya atau mereka benar-benar bodoh.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5BFHEpNQLNaYJqTOX4sWCCBc27ykH_UhSFDl6_I-G11GwIkpdiNf74G2zC2NDEBs-p3LhASDo_kgnMLyJLz1K8qz9HEViF_mktDJ9KeCG2u4mo4lzhUZo3I6iV7sw5omcw53YClHbdA5v/s1600/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="150" data-original-width="750" height="80" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5BFHEpNQLNaYJqTOX4sWCCBc27ykH_UhSFDl6_I-G11GwIkpdiNf74G2zC2NDEBs-p3LhASDo_kgnMLyJLz1K8qz9HEViF_mktDJ9KeCG2u4mo4lzhUZo3I6iV7sw5omcw53YClHbdA5v/s400/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0007.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gue juga heran mas. Tos dulu kita samaan!</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD2T2caDYUYASwHu1Ll5aDZS9pH-Ojts4EEsuR9bZa6MMX87ntF8vS5WuP1E1HD_yFMaDGqzn0FjiifmpaIz85fUhU1rK2G9snmk9lCC9HCdG937WnfPDv0EZ7NVCEKeXIdNaTVY7WlSim/s1600/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0008.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="154" data-original-width="742" height="82" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD2T2caDYUYASwHu1Ll5aDZS9pH-Ojts4EEsuR9bZa6MMX87ntF8vS5WuP1E1HD_yFMaDGqzn0FjiifmpaIz85fUhU1rK2G9snmk9lCC9HCdG937WnfPDv0EZ7NVCEKeXIdNaTVY7WlSim/s400/ob196239a7943e79aa5b476f3132cff0f_36798895_180821_0008.jpg" width="400" /></a></div>
Yap. Stuntman yang dipakai di adegang motor Jokowi adalah stuntman dari Thailand namanya Saddum. Alasannya apa pakai stuntman dari Thailand gue nggak tau. Gue sudah mencoba googling nyari kenapa pakai stuntman Thailand, belum nemu alasan yang jelasnya.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6eQHH0YQ-AexaLVfiWSVJCXvPUXeVHouQb9GggnXzUwesJglfcakxcusFzjXGZcCovFEO1paf6yai8itOcL6PeVBlkaJQLRbdbzNYou9G-hRnHNuSo4JjoOvFRp1DXp56Tc5zuiuMd1xq/s1600/saddum-so_20180819_105853.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6eQHH0YQ-AexaLVfiWSVJCXvPUXeVHouQb9GggnXzUwesJglfcakxcusFzjXGZcCovFEO1paf6yai8itOcL6PeVBlkaJQLRbdbzNYou9G-hRnHNuSo4JjoOvFRp1DXp56Tc5zuiuMd1xq/s400/saddum-so_20180819_105853.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nih fotonya Bang Saddum. Sumber: Tribunnews</td></tr>
</tbody></table>
Indonesia padahal punya free styler motor yang bisa jadi stuntman yang bisa dibilang juga lebih bagus. Sebut aja Wawan Tembong. Dia merupakan free styler motor gitu yang beberapa kali memenangkan kompetisi free style motor yang Saddum disana juga ikutan.<br />
<br />
Berpositive thinking, mungkin ada alasan lain yang kita belum tau alasannya apa.<br />
<br />
Diluar dari itu semua, gue berharap banget masyarakat Indonesia berpikir jernih. Memang suhu politik Indonesia lagi panas-panasnya, tapi tolong itu jangan sampai bikin otak kira hangus dan akhirnya nggak bisa lagi buat mikir.<br />
<br />
Jangan mendadak bodoh hanya karena benci terhadap sesuatu.<br />
<br />
Jangan apa-apa disangkutpautkan dengan politik, pencitraan, dan tetek bengeknya. Capek adek bang, itu mulu yang dibahas.<br />
<br />
Opening ceremony Asian Games 2018 yang sudah sedemikian rupa hebatnya, ayo kita apresiasi. Nggak gampang lho bikin karya seni sebagus itu. Dalam seni pertunjukan, film, atau yang lain, pasti disana ada hal-hal yang memang harus dilakukan untuk menunjang ke-epic-annya. Ya contohnya Jokowi pakai stuntman itu tadi.<br />
<br />
Semoga para pembaca blog gue ini adalah orang-orang yang cerdas. Yang tau mana karya seni dan mana ranah politik. Yang kalau berkomentar nggak sembarangan. Yang selalu memiliki kejernihan hati dan pikiran ketika memandang sesuatu. Ceilehhh.<br />
<br />
Dan kalian harus tau,<br />
<h4 style="text-align: center;">
Jokowi itu presiden, bukan atlet Tong Setan.</h4>
<div>
Yang bisa dengan lincah mainin motor seenak jidat.</div>
<div>
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMreCI9mz_9RT3yFdfOkaf5COPP6yxaPZO3i4dkDwB81fqJSw7OtOtB-Qd-WzzwSqLsinsGGKvFKY_VM3UzabsXrEjrYSlqCHP6IYlXlwoCJ7saEIFM6hIrAPQPZzXhyT5_wud1kX_ERjl/s1600/Tandem-Dengan-Sepeda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="368" data-original-width="630" height="372" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMreCI9mz_9RT3yFdfOkaf5COPP6yxaPZO3i4dkDwB81fqJSw7OtOtB-Qd-WzzwSqLsinsGGKvFKY_VM3UzabsXrEjrYSlqCHP6IYlXlwoCJ7saEIFM6hIrAPQPZzXhyT5_wud1kX_ERjl/s640/Tandem-Dengan-Sepeda.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: http://taulaa.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
Kalimat terakhir itu gue baca di twitter. Tweet dari <a href="https://twitter.com/makmummasjid" target="_blank">Renne Nesa aka Makmum Masjid.</a> Gue suka kalimatnya.<br />
<br />
Sekali lagi gue ucapkan <a href="http://www.farihikmaliyani.com/2012/08/mengisi-kemerdekaan.html" target="_blank">dirgahayu Indonesia yang ke-73</a>. Semoga semakin dewasa menjadi sebuah negara. Opening ceremony Asian Games 2018 kemarin menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia bisa kok. Bisa berkarya sehebat itu.<br />
<br />
Sekarang waktunya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, dukung semua atlet yang berlaga di Asian Games 2018 dan juga mendoakan saudara kita yang terkena bencana di Lombok sana. Nggak ada waktu buat nyinyir.<br />
<br />
Thankyou!<br />
<br />
Eh, subcribe <a href="https://www.youtube.com/user/farihikmaliyani?sub_confirmation=1" target="_blank">channel youtube gue</a> yuk! :)Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-45984496344061263232019-02-14T16:30:00.002+07:002019-04-24T20:48:12.319+07:00Pakaian yang dibawa Perempuan untuk Backpackeran SemingguPerempuan backpackeran, kenapa enggak?<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj58E0cSmTqcB9i1mT91IDBuuhK4dLRsAnR6aGjX5GWmONoi3Xm6sJOapgciSjrYmg3XyAsRht6wz_PX9W-T7Wd3HyzJ-zXiKPxhF8fzxwd88ByreG2xEA1vlTj4d6sJ7irv_wNPmK_EdYM/s1600/gsb_hero.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj58E0cSmTqcB9i1mT91IDBuuhK4dLRsAnR6aGjX5GWmONoi3Xm6sJOapgciSjrYmg3XyAsRht6wz_PX9W-T7Wd3HyzJ-zXiKPxhF8fzxwd88ByreG2xEA1vlTj4d6sJ7irv_wNPmK_EdYM/s640/gsb_hero.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: www.inibaru.id</td></tr>
</tbody></table>
Gue sering pergi traveling dengan hanya membawa satu tas backpack untuk menampung pakaian selama kurang lebih seminggu. Gue memang dasarnya nggak suka bawa pakaian banyak. Berat dan ribet.<br />
<br />
Nah, pakaian apa aja sih yang biasanya gue bawa dalam satu tas backpack untuk traveling sekitar seminggu?<br />
<br />
<b style="box-sizing: border-box;">2 atau 3 pakaian santai berupa kaos lengan panjang dan pendek.</b><br />
<br />
Satu kaos bisa gue pakai seharian bahkan dua hari. Tergantung pemakaian. Kalau nggak keringetan, nggak kena kotoran yang berarti, satu kaos bisa gue pakai dua hari.<br />
<br />
Masalah pakaian untuk perempuan khususnya, percaya deh, kalian bakal beli pakaian baru di tempat tujuan traveling atau wisata. Selain buat oleh-oleh, mata nggak bisa ditahan buat nggak belanja. Nah, pakaian yang dibeli di tempat wisata itu bisa dipakai langsung buat menghemat pakaian ketika berangkat. Yang doyan belanja pasti lagi ngangguk-ngangguk seneng.<br />
<br />
<b style="box-sizing: border-box;">1 celana panjang dan 1 celana pendek.</b><br />
Gue biasanya bawa 1 celana panjang berupa celana training. Celana training adalah celana yang paling fleksibel menurut gue. Bisa gue pakai kapan pun karena bahannya adem dan longgar. Aktivitas apa pun enak, apalagi training yang warnanya hitam. Nggak malu-maluin kalau pun buat foto. Beda sama celana training kelas yang ada tulisannya nama jurusan. 1 celana pendek gue bawa untuk jaga-jaga kalau hawanya terlalu panas dan gerah.<br />
<b style="box-sizing: border-box;"><br /></b><b style="box-sizing: border-box;">Pakaian dalam sesuai jumlah hari.</b><br />
Kalau backpackeran seminggu, gue biasanya bawa 7 set pakaian dalam. Satu hari satu. Gue pakai pantilainer buat menghemat celana dalam dan mempermudan perjalanan.<br />
<br />
<b>1 jaket serbaguna.</b><br />
Bawalah jaket yang bahannya bukan jeans. Favorit gue adalah jaket yang bahan luarnya parasut dan bahan dalamnya (yang nempel di kulit kita) cotton. Nyaman banget dipakai. Hangat tapi juga nggak panas. Bisa juga buat pengganti selimut ketika kedinginan.<br />
<br />
Itu dia pakaian-pakaian yang biasanya gue bawa dalam satu tas backpack untuk traveling kurang dari seminggu. Pakaian-pakaian tersebut di luar pakaian yang gue pakai ketika berangkat ya dan biasanya ketika berangkat traveling, gue memakai luaran jaket.<br />
<br />
Kalau kalian, gimana? Biasanya bawa pakaian apa aja? Berapa jumlahnya?Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-15050173966327298552019-01-25T17:17:00.000+07:002020-07-27T23:54:17.817+07:00Cara Murah ke Bali dari Semarang PP<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Kalau ngebayangin "Bali", yang ada di kepala gue adalah: mahal, ribet, mahal, ribet, miskin, busung lapar.<br />
<br />
Berkali-kali gue diajak ngetrip ke Bali dan selalu gue tolak karena menurut gue Bali enggak menarik dan nggak bisa dinikmati kalau kita nggak kaya raya. Tapi ternyata anggapan gue itu salah dan gue sudah membuktikannya di awal tahun 2019 ini.<br />
<br />
I love Bali even though I don't have much money!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU5Ygu-eB_2HHUwZo1z6YdB3_R-Nekc7g9nhm2IYLWc3k2qi0fyuKQeFL0CP3geMXx0-YO-qp3wjdarvC7Qza8SXOOdwHMx_irqMcti1oEY8vNENNMuqT2ty-us0pCPwz9pvauZpkt8v6S/s1600/S__6569986.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="892" data-original-width="1184" height="482" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU5Ygu-eB_2HHUwZo1z6YdB3_R-Nekc7g9nhm2IYLWc3k2qi0fyuKQeFL0CP3geMXx0-YO-qp3wjdarvC7Qza8SXOOdwHMx_irqMcti1oEY8vNENNMuqT2ty-us0pCPwz9pvauZpkt8v6S/s640/S__6569986.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Akhir tahun 2018, gue diajak salah satu teman gue, namanya Ayas, backpackeran ke Bali dan gue meng-iya-kan.<br />
<br />
"Sejuta doang kok kak budgetnya, nggak lebih." kata Ayas waktu itu, dengan mimik muka layaknya sales kompor gas.<br />
<br />
"Ciyus? Miapahh?" tanya gue. Karena jijik, Ayas membunuh gue.<br />
<br />
"Serius Kak! Kita ikut Kadek mudik naik kereta. Di Bali-nya kita bisa pinjem motor dan nginep di rumah Kadek." Ayas masih dengan gaya salesnya.<br />
<br />
"Iya Kak! Naik kereta ke Bali gampang dan murah banget!" Kadek menambahi. Mereka terlihat seperti dua sales kompor gas yang semangat.<br />
<br />
Penawaran menarik. Akhirnya gue, Kadek, dan satu teman lagi berangkat ke Bali tanggal 29 Desember 2018. Sayangnya, Ayas batal ikut karena urusan pekerjaan.<br />
<br />
Backpacker-an gue kali ini termasuk over budget karena kurang persiapan. Tapi nggak masalah, masih termasuk 'murah' dan semoga cerita gue ini bermanfaat buat kalian.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
---</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Gue dan teman-teman berangkat ke Bali lewat Surabaya menggunakan kereta api Maharani dengan harga tiket Rp49.000,00. Kereta kami berangkat jam 11.40 WIB dan tiba di Surabaya Pasarturi jam 16.27 WIB.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5WCsl5GWd2NnJ1QLd774Pj68Mipvt5oYZmGNsGgJ_mCJZySKTW2DC5leKvVYfaI68Z4ivRfN13W3nISgBgJdClEVw3425Wdc_28GzPLF9vRs8OjUDc0h27v-6tzcsFf2E0U5g40fiz9rp/s1600/bnywng+solo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="189" data-original-width="628" height="96" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5WCsl5GWd2NnJ1QLd774Pj68Mipvt5oYZmGNsGgJ_mCJZySKTW2DC5leKvVYfaI68Z4ivRfN13W3nISgBgJdClEVw3425Wdc_28GzPLF9vRs8OjUDc0h27v-6tzcsFf2E0U5g40fiz9rp/s320/bnywng+solo.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gue pesan tiket kereta langsung melalui aplikasi KAI Access</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
Sampai Stasiun Pasarturi, kami bertiga bingung harus naik apa ke Banyuwangi karena kereta yang biasa dinaikin Kadek dari Surabaya ke Banyuwangi waktu itu habis. Ya gimana, trip ini memang trip dadakan. #GakNekatGakBerangkat</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Opsi terakhir, akhirnya kami berangkat ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menggunakan suttle bus (travel) dengan harga tiket Rp150.000,00. Padahal kalau lebih prepare, kita bisa naik kereta dari Stasiun Surabaya Gubeng ke Banyuwangi dengan harga tiket cuma Rp56.000,00. RUGI BANYAK!</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Sampai di Pelabuhan Ketapang Minggu pagi, gue dan teman-teman langsung menuju loket pembayaran, kemudian bergegas menuju kapal. Biaya penyebrangan ke Pelabuhan Gilimanuk Rp6.500,00 dan harus menggunakan kartu e-toll.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Sesampainya di Bali, kami menuju rumah Kadek yang berada di Jembrana untuk beristirahat dengan menumpang angkot seharga Rp10.000,00. Kalau kalian mau langsung ke Denpasar, bisa menggunakan bus kota dengan tarif Rp30.000,00.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Dari Jembrana, gue menuju Tabanan, rumah Om-nya Kadek menggunakan bus. Biaya bus ini Rp30.000,00 juga. Dari Tabanan kami ke Denpasar menggunakan motor milik Om-nya Kadek.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
---</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Karena terlalu asik menikmati Bali, gue selesai jalan-jalan tanggal 2 Januari jam 9 malam. Padahal bus yang ingin kita tumpangi cuma beroperasi sampai jam 8 malam. Tarif bus (rencana gue) itu Rp30.000,00.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Pilihan terakhir adalah menggunakan bus malam dari terminal Mengwi menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan biaya Rp150.000,00! Mahal gila. Oknum tiketing bus menaikan harga tiket bus malam itu. Penumpang lain di bus itu banyak yang protes. Mereka bilang, normalnya tarif bus malam yang gue naikin itu berkisar antara 90.000 sampai 100.000 rupiah per orang.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
#GakNekatGakBerangkat</div>
<div style="text-align: left;">
Nekat malah jadi miskin.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Jam 4 pagi tanggal 3 Januari gue menyebrang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Banyuwangi dengan harga tiket sama seperti ketika gue berangkat, Rp6.500,000.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Sampai di Pelabuhan Ketapang, gue berjalan kaki sekitar 10 menit menuju Stasiun Banyuwangi Baru. Jarak antara Pelabuhan Ketapang dan Stasiun Banyuwangi deket banget. Untuk backpacker gue saranin jalan kaki aja. Teguhkan pendirian karena bakal banyak supir-supir angkot dan ojek menawarkan angkutan mereka dengan segala macam rayuan.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Dari Banyuwangi, gue menggunakan kereta api menuju Solo Stasiun Purwosari dengan kereta Sri Tanjung. Kereta ini berangkat jam 6.30 pagi dan sampai Solo jam 18.30 dengan tarif Rp94.000. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioF_-YHP1_RlJ8D03lcqmv_ZGoGHIE6xOKmMfTeNkvjn_vGAP15X3Bpz3vCswgQ4k-iJ_7fFn8uF_yAv8bxseA_YQiadbg0db9ZMikUQAoO0DnqEx_ScCroOR-URurSbBZWxxmIDDsWivm/s1600/smg+sby.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="179" data-original-width="628" height="91" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioF_-YHP1_RlJ8D03lcqmv_ZGoGHIE6xOKmMfTeNkvjn_vGAP15X3Bpz3vCswgQ4k-iJ_7fFn8uF_yAv8bxseA_YQiadbg0db9ZMikUQAoO0DnqEx_ScCroOR-URurSbBZWxxmIDDsWivm/s320/smg+sby.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Iya, kalian nggak salah baca. 12 jam penuh gue di kereta!</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
Dari Solo menuju Semarang, banyak opsi transportasi yang bisa gue gunakan: bus dan beberapa kereta. Gue memilih menggunakan kereta api baru KAI yaitu kereta Joglosemarkerto. Selain ingin mencoba kereta baru, kereta jadwal keberangkatan kereta Joglosemarkerto adalah yang paling dekat dengan jam kedatangan gue di Solo. Jadi nunggunya nggak terlalu lama. Harga tiket untuk kereta ini adalah Rp48.000,00.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtdBEBbjB6uXAKKibWyekDsSTgIjSxduqrPb7tDxXHV2OdKurMjhHkKzf_dvIzdSJeOWfmZDa9KQR8Cm6mFDaibh1MlDs0Q9hyX5vOazf72awOWWJ4lWSpiCHsQFO4DWXUGmpWjrYJa-gM/s1600/solo+semarang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="261" data-original-width="750" height="111" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtdBEBbjB6uXAKKibWyekDsSTgIjSxduqrPb7tDxXHV2OdKurMjhHkKzf_dvIzdSJeOWfmZDa9KQR8Cm6mFDaibh1MlDs0Q9hyX5vOazf72awOWWJ4lWSpiCHsQFO4DWXUGmpWjrYJa-gM/s320/solo+semarang.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gue nunggu di stasiun sekitar 1.5 jam</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
Sampailah gue di Stasiun Tawang Semarang tengah malam.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Gitu cuy,cara jalan-jalan pulang pergi dari Semarang ke Bali. Untuk lebih jelasnya gue rangkum biaya perjalanan dengan tabel di bawah ini ya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYwWJnc8G3L1X_Rk7Yit0b-pE-MuYskf2QK9QPzTB3rS31pG0xUYZP0IuAQxBzr4gFV_2QT_Pzi92YP-Wg4KZYFFtq_qHH_Xq1LP2QHnzalTM8urN8o2C_JgqPlwlIiJSUnanP3iq6MqXR/s1600/tabel+jpg+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="362" data-original-width="1484" height="156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYwWJnc8G3L1X_Rk7Yit0b-pE-MuYskf2QK9QPzTB3rS31pG0xUYZP0IuAQxBzr4gFV_2QT_Pzi92YP-Wg4KZYFFtq_qHH_Xq1LP2QHnzalTM8urN8o2C_JgqPlwlIiJSUnanP3iq6MqXR/s640/tabel+jpg+2.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Total biaya berangkat gue = <span style="background-color: yellow;">Rp265.500,00</span> seharusnya bisa dihemat menjadi <span style="background-color: yellow;">Rp141.500,00.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: yellow;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
Total biaya pulang gue = <span style="background-color: yellow;">Rp298.500,00</span> seharusnya bisa dihemat menjadi <span style="background-color: yellow;">Rp178.500,00.</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Ada dua opsi rute ke Bali dari Semarang naik kereta :</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<ul>
<li>Semarang - Surabaya - Banyuwangi</li>
<li>Semarang - Solo - Banyuwangi</li>
</ul>
<div>
Jadi itu pengalaman pertama gue backpackeran ke Bali. Semoga bermanfaat buat kalian. Maaf kalau penjelasan gue masih membingungkan. Gue bakal belajar buat nulis cerita budgeting gini ke depannya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Cheers!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jangan lupa tulisan ini dishare ya.. Siapa tau berguna buat orang lain juga.<br />
<br />
---<br />
<br />
Update: gue bikin <b>Cara Murah ke Bali dari Semarang PP </b>ini versi video juga kemarin. Kalian bisa tonton di <a href="https://www.youtube.com/watch?v=m_oOHMyS0M8&t=278s">https://www.youtube.com/watch?v=m_oOHMyS0M8&t=278s</a><br />
<br />
Dan, untuk video selama gue jalan-jalan ke Bali, gue upload juga di <a href="https://www.youtube.com/watch?v=16L3tzIPrUQ&t=4s">https://www.youtube.com/watch?v=16L3tzIPrUQ&t=4s</a></div>
</div>
Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-26216578723126389662019-01-20T11:34:00.001+07:002019-01-20T11:34:28.801+07:00Starting Travel Blog This BlogGue serius, pengen bangun travel blog. Dari tahun kemarin, jadi travel blogger adalah salah satu resolusi gue. Tapi, kemalasan dan segala tetek bengek menuju gelar sarjana melumpuhkan hal itu.<br />
<br />
Tahun ini gue pengen coba lagi. Awalnya gue bingung, blog traveling gue dijadiin satu aja di sini atau dipisah, karena jelas isi kontennya beda. Blog farihikmaliyani.com isinya tulisan random gado-gado ngaco dan fartravelblog.blogspot.com isinya serius tentang traveling.<br />
<br />
Tahun lalu gue sempet kepikiran dipisah dan lahirlah blog fartravelblog.blogspot.com yang selama setahun cuma berhasil posting 5 tulisan. Cupu.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3SnA_waqIDUpGllO3KFuL-gK3hUl_rmo2_pH5zOqURrIcPHHD0AJN6IqSpj4nQqFzmwouomcAiHtnYdBFwdOv92sYPm11tg9MpVECc5mLrA6pfzIcrNcAWjQ1HncQa5uMIyRLJXnSgn95/s1600/UntitledaBGsgd.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1366" height="356" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3SnA_waqIDUpGllO3KFuL-gK3hUl_rmo2_pH5zOqURrIcPHHD0AJN6IqSpj4nQqFzmwouomcAiHtnYdBFwdOv92sYPm11tg9MpVECc5mLrA6pfzIcrNcAWjQ1HncQa5uMIyRLJXnSgn95/s640/UntitledaBGsgd.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tampilan depan blog fartravelblog.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Punya blog dua bikin gue nggak fokus dan bingung mau nulis dimana. Ujung-ujungnya malah nggak nulis.<br />
<br />
Setelah bersemedi beberapa waktu lamanya, akhirnya gue memutuskan untuk serius di satu blog aja. Untuk memantapkan hal itu, gue iseng bikin polling di instagram dan hasilnya makin menguatkan gue kalau cukup punya satu blog yang nantinya bakal gue isi soal traveling dan tetap ada tulisan random.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-jmJxBvhG9ig6XxijgDoDQ4bN9x5CT2EUkYhYfOjY70t_EVtIclMu17WmxbEn45hto_mq5-sxB-g6ihcYtMxB28vLKIFN405DVsLzCqNlufrxHj03rjZM9zaBFteoVea77BA0OvXOn57W/s1600/S__6324227.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1333" data-original-width="750" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-jmJxBvhG9ig6XxijgDoDQ4bN9x5CT2EUkYhYfOjY70t_EVtIclMu17WmxbEn45hto_mq5-sxB-g6ihcYtMxB28vLKIFN405DVsLzCqNlufrxHj03rjZM9zaBFteoVea77BA0OvXOn57W/s640/S__6324227.jpg" width="360" /></a></div>
<br />
Gue jadi inget tulisan pertama gue di blog fartravelblog setahun lalu :<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9SNqr-iRjiBuY98j6quiM6OjuMN967b6sfKSRZQUhU2WMrqIRM6m6C0VYX4KQwTQHQrYW9mUjItArZ5hixRhL2UDWC_nU6sp-BL0QgltlZNAhdzvZy35415wlCxQJtR6Fbm_MnsG_fKiW/s1600/Blog+fartravel+move.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="865" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9SNqr-iRjiBuY98j6quiM6OjuMN967b6sfKSRZQUhU2WMrqIRM6m6C0VYX4KQwTQHQrYW9mUjItArZ5hixRhL2UDWC_nU6sp-BL0QgltlZNAhdzvZy35415wlCxQJtR6Fbm_MnsG_fKiW/s640/Blog+fartravel+move.jpg" width="346" /></a></div>
<br />
Masih sama seperti apa yang gue tulis di postingan pertama fartravelblog: gue bakal nulis tentang cerita jalan-jalan, budgeting, tips soal backpacker, dan segala jenis tulisan tentang pengalaman gue selama jalan-jalan. Gue selalu ngerasa bersalah ketika ada orang yang nanyain, "Rih katanya mau nulis tips backpackeran di blog?" "Rih, kapan ngasih tips backpackeran ke Thailand?", dan lain-lain yang hanya gue jawab dengan kalimat PHP: "Nanti ya, tunggu aja di blog gue."<br />
<br />
Maaf ya, netijen.<br />
<br />
Oke, resolusi gue tentang dunia blog tahun ini nggak muluk-muluk. Gue cuma pengen rajin nulis dan konsisten. Itu aja.<br />
<br />
Semoga ini awal yang baik. Gue pengen serius jadi blogger, orang yang punya blog dan merawat blognya. Hahaha.<br />
<br />
Semakin kesini, semakin kenal banyak blogger, gue jadi semakin ngerti kalau blogger adalah hoby yang banyak memberikan hal baik.<br />
<br />
Semoga bisa konsisten, I am starting my travel blog this blog.<br />
<br />
By the way, gimana Januari kalian?Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-3556534393763709354.post-59501852893079238692018-12-11T19:55:00.000+07:002018-12-11T19:55:29.025+07:00Life is Walking -Ploy-Move on adalah seni bertahan hidup tingkat dewa. Nggak semua orang bisa melewati ini dengan sempurna. Beberapa berhasil dan bertahan hidup, sementara beberapa lainnya mati sia-sia ditelan drama.<br />
<br />
Mengenai move on, gue bukan jagonya. Jelas. Nggak usah ketawa.<br />
<br />
Maka dari itu, mengenai move on ini, gue dapat ceramah singkat dari teman di Thailand, namanya Ploy. Analogi yang dia kasih mampu bikin gue senyum-senyum sendiri dan bergumam, <i><b>"iya juga ya. Hidup memang seperti itu."</b></i><br />
<br />
Alasan kenapa gue tanya soal move on ke Ploy adalah simpel: dia berhasil move on dari mantan pacarnya yang pacaran selama 7 tahun. Mantannya ini bukan cowok miskin muka pas-pasan hoby karokean, bukan. Mantannya dari keluarga kaya di Thailand dan serius ngajak Ploy ke pelaminan. Nggak tanggung-tanggung, mereka putus setelah si cowok selingkuh di depan mata si Ploy dan nggak lama kemudian dia nikah dengan si selingkuhan. Padahal keluarga dan teman-teman mereka saling kenal dengan baik satu sama lain.<br />
<br />
Gue bayangin jadi Ploy rasanya mau mimisan.<br />
<br />
Setelah itu Ploy pacaran dengan bule-bule. Ada yang LDR, ada yang memang tinggal di Thailand. Sampai akhirnya, sekarang Ploy berstatus pacar bule Jerman.<br />
<br />
"How could you move on from your ex?" Gue tanya lewat telfon siang itu. "It must be so hard, bro."<br />
<br />
"Yes, it was".<br />
<br />
Ploy cerita panjang lebar dan gue cuma menimpali "really? OMG! WTF! What!?" sesekali. Memang gue tidak semutu itu gais ketika mendengarkan curhatan orang.<br />
<br />
Dan di akhir Ploy bilang, "<i><b>bro, life is walking. Sometimes we find a house and fall in love with the owner of that house. If they love us too, they will allow us to stay for long time. If they don't love us, they will kick us out and let us sit in front of the house, like a dog</b></i>."<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ2606gNozSJXXbxXFEOOAyah51B1wrD_MogY64pUWf_HyD-n1Zrc7UHJzCMWxnxR4wYbRuqlE4J_ohzdRuedet6iYmlFNtUoRm4odEONIlCk556pjNZ1EHaeNQkXT7uIhyphenhyphenyUH3Xp0EFOu/s1600/30999815146_1b7ed16753_b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="900" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ2606gNozSJXXbxXFEOOAyah51B1wrD_MogY64pUWf_HyD-n1Zrc7UHJzCMWxnxR4wYbRuqlE4J_ohzdRuedet6iYmlFNtUoRm4odEONIlCk556pjNZ1EHaeNQkXT7uIhyphenhyphenyUH3Xp0EFOu/s640/30999815146_1b7ed16753_b.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: www.flickr.com</td></tr>
</tbody></table>
Makjleb. Mau mimisan.<br />
<br />
"I don't wanna be a dog. I don't wanna just sit in front of the house that closed for me. I have to keep walking."<br />
<br />
Makjleb. Mimisan beneran.<br />
<br />
Gue cuma diem. Buka google translate, bingung mau jawab apa.<br />
<br />
"Don't be a dog bro. You have to keep walking. Maybe you will find a better house that you can stay in for long time."<br />
<br />
"If the owner of the next house doesn't like us too?"<br />
<br />
"Just keep walking until you find the fit one for you to stay forever." Ploy memberi jeda. Gue bernapas. Mimisan lagi. "Believe, someday we will find a fit house for us. But we don't know which one yet."<br />
<br />
Gue mulai paham.<br />
<br />
Ploy melanjutkan,"who knows about the next house? The next people? We don't know about the new people we will meet there."<br />
<br />
"But, it isn't easy to walk and leave the house that we love, right?" Gue kepo.<br />
<br />
"Yes. It is not easy. But what can we do if they close the door? Would you just sit in front of the door like a dog?"<br />
<br />
...<br />
<br />
"No, bro."<br />
<br />
"So, just keep walking. That's what I did."<br />
<br />
Gue tertegun. Ada keheningan di antara gue dan Ploy untuk beberapa saat.<br />
<br />
Gue memecah keheningan, "you are strong bro. I can't imagine if I were you."<br />
<br />
Saat itu juga gue kagum. Sebelumnya, gue nggak pernah ngerti kalau apa yang sudah dilalui Ploy sesulit ini.<br />
<br />
Kemudian gue tanya lagi, "what if they change their mind? Would you go back to the previous house?"<br />
<br />
Ploy tertawa.Farih Ikmaliyanihttp://www.blogger.com/profile/05337391671058252433noreply@blogger.com8