5 Maret 2016

14

Surat Polos untuk Dewan

Selama sebulan ini, banyak pikiran yang memberontak di kepala gue minta dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Namun jari-jemari dan waktu yang gue miliki nggak segampang itu diajak kerjasama. Dari mulai topik perasaan hingga ulang tahun adek tercinta, semuanya gagal gue publikasikan untuk sementara ini. Hingga malam ini, gue bertekad untuk menulis.

Gue rasa malam ini gue harus nulis. Karena beberapa hari terakhir batin gue rasanya diusik. Nurani gue kayak ngomong, "Lu diem aja nih mereka ngeobrak-abrik rumah lu? Menggila di rumah lu? Bisa-bisanya lu sebagai mahasiswa politik tenang gini ada penghianat di dalam rumah lu sendiri.".

Penghianat itu tidak lain tidak bukan adalah Anggota Dewan Terhormat.
Yang diobrak-abrik adalah Indonesia, rumah gue, rumah kalian.
Tempat gue lahir dan besar lagi diobrak-abrik sama wakil gue sendiri. Wakil rakyat.

Bangsat!

Gue nggak tau lagi giaman cara menghormati anggota dewan lagi. Emang sih, nggak semua anggota dewan itu buruk. Tapi DPR itu satu kesatuan. Satu busuk, yang lain bisa tertular.


---

Beberapa waktu yang lalu, para anggota dewan terhormat itu meminta agar dibuatkan paspor khusus, paspor hitam. FYI, paspor hitam adalah paspor khusus yang biasanya digunain untuk kepentingan diplomasi. Pantes nggak para bapak ibu dewan itu punya paspor diplomatik?

Fungsi DPR itu cuma: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Itu yang tertera di website resmi DPR RI. Ada nggak sangkut pautnya sama urusan diplomatik?

Hallo??

Buat apa sih sebenernya paspor hitam yang kalian pengen itu?

Ada lagi yang terbaru, kasus mengenai anggota dewan yang menganiaya pembantunya, terduga sebagai pengguna narkoba, dan sering bolos kerja di Senayan. Kurang gila apa itu wakil gue? Wakil rakyat, wakil kita semua. HAHAHA.

Datang hanya saat pelantikan, terima gaji, nggak pernah nampak kerja, absen full. Lo titip absen? Balik kuliah lagi aja kalau gitu.

Anggota dewan yang dipilih adalah orang-orang spesial yang memiliki kemampuan di atas rata-rata kita, rakyat biasa. Tapi bisa-bisanya ada nama seorang anggota dewan terhormat yang nangkring di deretan pelanggan bandar narkoba? GILA. Wakil rakyat model apa lo woy?!!

Satu anggota terindikasi menggunakan narkoba, wajar dong kita khawatir anggota yang lain kena barang haram ini juga. Tapi ketika akan diadakan tes urin, malah beberapa anggota dewan menolak dengan alasan macam-macam. Ngeabisin anggaran negara lah, udah pernah dites lah.

WOY!

Gue, sebagai rakyat biasa, yang punya hak atas anggaran dana itu, lebih ikhlas jika anggaran negara digunain buat tes urin kalian daripada kalian habisin buat jalan-jalan ke luar negeri bareng anak isteri dengan mengatasnamakan urusan negara!

Atau kalian takut ketahuan, jika kalian juga pengguna narkoba?

Dan, kalian ingin melemahkan KPK dengan cara merivisi undang-undang? Tolong. Saat ini gue nggak tau lagi harus menggantungkan keadilan dan kejujuran ke lembaga mana lagi selain KPK. Tolong jangan lemahkan lembaga pemberantas tikus-tikus negara itu hanya karena kepentingan pribadi kalian.

Tolong...

Sumpah gue nggak habis pikir sama beberapa anggota dewan yang otaknya mulai geser itu. Atau bahkan udah nggak punya otak?

Kalian masih punya rasa malu?
Kalian masih punya hati nurani?
Kalian sadar siapa kalian duduk santai di Senayan sana?

Kalian itu wakil rakyat. Kalian itu panutan kami. Kalian itu orang-orang terpilih yang harusnya lebih hebat dari kami.

Indonesia itu rumah. Rakyat seperti gue ini adalah anggota keluarganya, anggota dewan adalah orang tuanya. Tapi kenapa kalian berlaku seolah-olah hanya kalian yang tinggal di rumah ini? Kenapa kalian berlaku seolah-olah kami ini nggak tinggal di rumah ini?

Kenapa kalian egois. Mengunci kami di dalam kamar mandi, sedangkan kalian bersenang-senang di ruang keluarga rumah kita?


*note: berita-berita yang gue baca bersumber dari internet dan beberapa gue dapetin dari dosen di kampus. Gue nggak nyebutin satu nama pun di postingan kali ini. Semoga bukan menjadi masalah. Jika ada yang keberatan sama tulisan gue ini atau ingin diskusi, silakan tinggalkan komentar.

Btw, sekarang jam 1:48. Gue makin nggak bisa tidur mikirin tulisan kali ini. Maaf jika terlalu random karena postingan gue kali ini bener-bener spontan. :D

Teman