21 Agustus 2015

2

Alasan Klasik tentang Ospek

Coba ngeblog lagi, semoga sampai ke tahap "publikasikan". Karena dari kemarin (kemarin = 2 tahun yang lalu) gue nulis di blog dan ujung-ujungnya cuma draf. Ada ide - nulis - draf. Ada ide - nulis - draf. Gitu mulu sampai babi bisa terbang.


Tahun baru 2015 udah lewat, lebaran juga udah lewat, Dijah Yellow udah tamat lewat, dan sekarang giliran masa OSPEK yang akan datang dan ramai dibicarakan.

Ada pihak yang mendukung adanya ospek dan ada yang tidak. Gue ada di tengah-tengah mereka. Di pesimpangan. Gelisah, galau, merana, tak sanggup bangkit, tak mampu berdiri.

Setiap universitas bentuk ospeknya gak sama. Setiap fakultas di satu universitas pun punya ospek mereka masing-masing. Bahkan ada universitas yang tiap jurusannya punya ospek sendiri-sendiri dan berbeda dari jurusan lain. Sudah bukan rahasia lagi kalau ada satu fakultas, terkenal dengan ospeknya yang "sadis". Kalian tau sendiri lah ya... Beberapa institut juga terkenal dengan ospek yang gak manusiawi.

Tapi bukan masalah institut mana dan fakultas apa yang gue bahas soal ospek kali ini. Disini gue mau cuma mau membahas alasan-alasan klasik senior ngeospek junior yang menurut gue kurang masuk akal.

Ospek untuk melatih kekuatan fisik calon mahasiswa.
Alasan ini adalah alasan yang paling ling ling ling sering diucapkan senior saat sedang mengospek mahasiswa baru. Dan parahnya, banyak juior yang setuju sama pendapat ini. Hellooowww...Dijahyellow ke Manado! Mbok ya mikir mas mbak. Emang ada orang yang sukses dapetin kekuatan fisik yang bagus dalam waktu sesingkat ospek? Apalagi gak teratur. Pagi push up, malem ngelembur tugas ospek sampai pagi lagi. Lagian, gak semua orang punya kekuatan fisik yang sama. Jadi, si A bisa push up 100x, belum tentu si B bisa push up 100x. Catet!

Ospek dapat meningkatkan rasa kekeluargaan satu angkatan.
Om, tante...emang gak bisa ya, ospeknya yang push up bareng-bareng diganti ngadain bakti sosial bareng-bareng atau piknik ke kebun binatang bareng-bareng gitu? Kan enak tuh. Bareng-bareng bantuin orang yang kurang mampu atau foto-foto di kebun binatang satu angkatan di kandang singa. Bikin saling kenal juga kan?

Ospek ngajarin junior hormat sama senior.
Bro, ditakuti sama dihormati itu beda lho bro. Kalau dihormati, prosesnya lama. Lu orang harus punya sikap atau prestasi yang baik sehingga orang respect dan hormat sama lu, jadi orang bakal hormat tanpa lu orang minta. Sedangkan ditakuti, gampang. Sehari dua hari jadi. Tinggal lu orang bersikap buruk aja ke orang lain. Ngebentak kek, ngatain, ngebully, ngancem, atau nonjok orang. Selesai.

Ospek ngelatih mental lo menghadapi dunia kerja kelak.
Psikolog mana yang udah meng-iya-kan pendapat itu? Perusahaan mana yang ngasih hukuman push up 100x atau nonjok karyawannya kalau karyawannya ngelakuin kesalahan? Di dunia kerja itu, asal kita kerja dengan baik pasti semua baik-baik aja. Mental bakal terbentuk oleh pengalaman, bukan bentakan kakak senior. Ehem.

Itu adalah empat alasan klasik senior ngeospek junior yang sering banget gue denger dan gue belum bisa terima. Menurut gue cuma ada satu alasan senior ngeospek junior yang paling masuk akal : kakak mencari dedek, dedek mencari kakak, kakak dan dedek akhirnya bertemu... cieee.

Di luar itu semua, gue amat sangat mendukung ospek yang diadakan secara baik dan benar. Contohnya kampus gue, FISIP. Kita diospek selama 1 minggu yang isinya cuma pembekalan mahasiswa baru, pengenalan tentang lingkungan kampus, game, tugas-tugas ringan, dan sesi instrospeksi diri. Senior men-share pengalaman mereka tentang kuliah di kampus tersebut. Senior mengarahkan junior tentang tugas ospek. Mereka membimbing kita. Dari situ, gue secara pribadi respek sama senior dan menghormati mereka. Gak perlu kasar atau keras biar dihormati, kan?

Gue berharap, di Indonesia mulai tahun ini gak ada lagi yang namanya ospek pakai kekerasan dan sia-sia. Stop ngasarin junior, stop ngebully junior, stop nyuruh junior ngelakuin hal-hal yang gak berguna, stop mencuci otak junior dengan mainset "ospek keras karena dunia kerja lebih keras". Mari kita ciptakan ospek yang baik dan benar, ospek yang berpendidikan, dan ospek yang peri ke-junior-an.

MERDEKA!!!

halah

*share yuk pengalaman ospek kalian di kampus maupun di sekolah dengan komen postingan ini. :)

2 komentar:

Teman