14 Desember 2011

0

Puisi cinta-cintaan, bukan cinta beneran (part1)

Melihatmu, banyak memberikan arti untuk hidupku..., padahal hanya melihatmu saja
arti kedamaian, arti kehidupan, arti kebahagiaan, arti kemiskinan, semuanya ada dalam hatiku saat melihatmu
siapa sih kamu?
senyummu begitu rupawan di mata ini. gigimu, ohh...bagaikan jagung yang menguning

aku pernah jatuh cinta, tapi tidak seperti ini.
tersenyum sendiri, jingkrak-jingkrak sendiri, bersalto sendiri. apakah aku telah gila? aku pun tak tau, karena aku bukan dokter kejiwaan.
aku pun bertanya. pada gunung, pada laut, pada semut rang-rang. namun mereka diam. aku sadar, betapa bodohnya aku saat itu.
aku pun bertanya lagi. pada guru, pada teman, pada satpam. namun mereka tetap diam dan hanya mendesah, "wani piro???"

cinta...cinta...cinta...
cinta ini begitu kuat. seperti rambut habis dikerimbat.
cinta ini begitu kuat, seperti kawat berkarat...

ketika kau berlalu di depanku, hati ini semakin berdegup.
"alhamdulillah, aku masih hidup."
kau tetap diam ketika ku sapa. kau melengos begitu saja...
padahal namamu yang ku panggil sudah benar, padahal mulutku pun sudah benar, gigiku juga sudah benar.
apakah aku salah orang? atau memang kamu dungu? aku tak tau! aku memang tak tau!

cinta ini begitu kuat. sehingga aku terus memanggilmu saat kamu lewat.
cinta ini begitu kuat, sehingga aku mengejarmu saat kamu lewat.
cinta ini begitu kuat, sehingga aku lupa aku belum solat.

mungkin ini cinta monyet, karena kita masih sekolah. tapi kenapa harus monyet? aku lebih suka kucing.
mungkin ini cinta biasa, karena memang biasa...tanpa telur.
akankah aku bisa menjangkaumu dengan tangan ini? tanganku terlalu pendek.

ahhh...cinta ini begitu membingungkan...sampai satpam pun tak bisa menjelaskan. apalagi aku.
aku tak sanggup menjelaskannya padamu, betapa aku mencintaimu.

@farihikmaliyani

Teman